(IND) Chapter Seven - Period

140 23 3
                                    

Phana sedang mengajari Singto point yang harus diperhatikan saat klaim asuransi, sekaligus menunjukkan padanya contoh kasus klaim yang sering dihadapi oleh para agent dan bagaimana menyikapi masalah tersebut.

"Sebagian besar nasabah tidak pernah membuka apalagi membaca isi polis asuransi yang dikirimkan kepada mereka setelah pengajuan diterima, hal ini lah yang menyebabkan terjadinya kesalahapaham dan masalah saat klaim asuransi," tutur Phana.

Singto memperhatian buku tebal yang merupakan contoh polis asuransi kesehatan di depannya dan menghela nafas berat sebelum membuka dan melihat isinya. Ia seakan sedang membaca karya ilmiah, batinnya.

"Apa yang kau ketahui dari manfaat asuransi?" Phana melemparkan pertanyaan padanya saat melihat judul bab yang dibaca oleh Singto.

"Er..." pikiran Singto langsung blank saat diberikan pertanyaan tersebut, ia membersihkan tenggorokannya dan berpikir sejenak. "Sebagai jaminan jika masuk rumah sakit atau terjadi kecelakaan..." jawabnya asal.

Phana langsung memasang wajah tercengang bercampur terkejut, dan bertanya – tanya bagaimana caranya Singto bisa lulus ujian menjadi agent.

"Selain itu?" tanya Phana, lalu meluruskan posisi duduknya dan menyilangkan kakinya di bawah meja menunggu jawaban Singto.

"Er..." Singto kembali memutar otaknya, mecoba mengingat – ingat materi yang ia pelajari saat hendak mengikuti ujian sebagai agent, "Sebagai investasi dan tabungan, dan untuk meminimalisir resiko kerugian jika terjadi sesuatu..."

"Yang kau sebutkan itu hanyalah manfaat umum dari asuransi," tutur Pha, "Ada banyak jenis asuransi di masyarakat yang menawarkan manfaat yang berbeda – beda sesuai kebutuhan setiap induvidu, namun intinya asuransi menawarkan rasa tenang."

Singto mengangguk mengerti dan tidak berkomentar.

Pha lalu menunjukkan padanya beberapa berkas kasus klaim yang bermasalah, "Tetapi, ada banyak contoh kasus asuransi yang tidak bisa diklaim, baik karena kesalahan nasabah maupun pihak penyelenggara asuransi, sehingga mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap asuransi."

"Seperti kasus alm. Mr. Thongtawan?"

Phana mengangguk mengiyakan. "Dari rumor yang beredar, agentnya mengganti nama alih waris asuransi diam – diam dengan memalsukan tanda tangan Mr. Thongtawan, meskipun pelakunya sudah dipenjara, namun hingga saat ini klaim asuransi tidak bisa dicairkan karena berbagai alasan."

"Pantas saja Mrs. Thongtawan tidak percaya dengan asuransi," komentar Singto.

"Karena itu sebagai agent kita perlu mempelajari dan menguasai detail seluruh informasi tentang produk asuransi, dan menyampaikannya dengan rinci dan jelas kepada calon nasabah sebelum menandatangani formulir pengajuan."

Tiba – tiba saja Singto menekan lambungnya yang terasa nyeri.

"Kau tidak enak badan?" tanya Pha, lalu menutup polis asuransi di depan Singto dan menyingkirkannya.

Singto merespon dengan menggeleng dan mengatakan tidak apa – apa.

"Sebaiknya kau beristirahat jika sakit, karena kau tidak punya asuransi jika masuk rumah sakit," Pha mengingatkannya.

"Apa kau akan membiarkanku mati?"

Phana langsung menatapnya lurus dengan ekspresi terkejut, lalu membalas sambil tersenyum, "Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkanmu mati sebelum kau melunasi utangmu."

"Aku tidak punya uang," ujar Singto terus terang, ia berhenti sejenak dan melanjutkan, "Tetapi aku bisa mengasuranasikan hidupku untuk membayar utangku padamu." 

(IND/ENG) - My Heart Insurance (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang