Singto tidak sengaja berpapasan dengan Wan di lorong dan melompat kaget seperti baru saja melihat hantu. Ia kembali teringat permainan truth or darenya bersama Pha yang berakhir di ranjang, membuatnya merasa bersalah setiap kali melihat Wan.
"Apa yang terjadi denganmu?" tanya Wan curiga. "Apakah penampilanku seperti hantu?" ia lalu mengeluarkan ponselnya dan memeriksa dandanannya.
"T-tidak, penampilanmu sangat cantik hari ini..." puji Singto dengan kikuk.
Wan merasa tersanjung, "Aw, Phana juga mengatakan hal yang sama," ujarnya tersipu malu.
Singto mencoba mencairkan suasana, "Sepertinya cuaca hatimu sedang cerah hari ini?" komentarnya, lalu bertanya penasaran, "Kau mendapatkan nasabah baru atau mendapat kejutan dari Phana?"
"Er, tidak..." sahut Wan singkat, "Kita harus bekerja secara profesional, sebagai seorang agent asuransi kau harus bisa menunjukkan ekspresi wajah yang bahagia dalam segala kondisi!"
Singto mengangguk mengerti, ia lalu berpikir sejenak dan mengganti topik, "By the way, apakah kau pulang bersama Weir tadi malam?" tanyanya penasaran.
Ekspresi Wan berubah seketika, seakan ditodong dengan pistol, ia membeku sejenak dan membalas terbata - bata, "K-kenapa kau tiba - tiba menanyakan itu?" lalu tertawa canggung.
"Aku melihatmu dan Weir keluar bersama..."
Wan seraya membawa tangannya menutup mulut Singto dan menoleh ke belakang untuk memeriksa apakah ada orang di sekitar mereka, lalu melototi pria itu.
"K-kami hanya mengobrol, lalu tiba - tiba aku tidak enak badan dan memutuskan untuk pulang," Wan menjelaskan dengan santai, "Memangnya Phana tidak bilang padamu?"
"Bilang," sahut Singto sambil mengangguk dan menambahkan, "Ia mengkhawatirkanmu dan menelphone mu berkali - kali bahkan pergi ke apartmentmu, namun ia tidak menemukanmu dan pulang dengan kecewa," ia berhenti sejenak dan memandang gadis itu dengan tatapan curiga, "Apakah kau..."
"Aku ketiduran setelah minum obat!" tukas Wan dengan gugup memotong kalimat Singto. "Aku sudah menjelaskan padanya pagi ini."
"Benarkah begitu?" Singto meragukan jawabannya.
"Apa maksudmu?" gadis itu melototinya dengan tajam, lalu menyadari sesuatu. "Tunggu, apakah kau menginap di tempat Pha tadi malam?"
Singto hampir tersedak ludahnya, ia membersihkan tenggorokannya dan menjawab jujur, "Waktu sudah larut malam, Phana tidak bisa mengantarku pulang jadi ia menyarankanku menginap di apartmentnya, setelah itu ia pergi mencarimu," dan tiba - tiba ia menyadari sesuatu.
"By the way, antingmu hanya sebelah?" serunya dengan bertanya, "Kau lupa memasangnya atau terjatuh?"
Wan tercengang dan segera menyentuh telingannya, "Aw, pasti terjatuh di kasur, aku lupa mencopotnya karena pulang larut malam dan langsung tidur..." ujarnya panik dan langsung membungkam mulutnya saat menyadari dirinya keceplosan.
Singto tercengang, lalu tersenyum saat mendapatkan jawaban di kepalanya. Wan mengutuk kebodohannya dan mengajak Singto ke café, menceritakan kemana ia pergi setelah dari event dengan jujur.
Setelah permisi ke toilet pada Pha, diam - diam ia menemui Weir di luar dan mengobrol, lalu tiba - tiba saja pria itu merasa pusing, jadi Wan menawarkan untuk menemaninya ke rumah sakit. Hasil diagnosa menyebutkan Weir menderita tekanan darah rendah dan dokter menyarankannya untuk diinfus. Wan yang tidak tega meninggalkannya memutuskan untuk menemaninya di rumah sakit sampai infus selesai dan baru kembali ke rumah sekitar jam dua pagi.
Singto mendengarkan dengan serius dan tidak berkomentar, ia bertanya - tanya apakah ia harus berterima kasih pada Weir.
"Ngomong - ngomong, apa yang terjadi antara kau dan Weir? Bagaimana kalian bisa berpisah?" tanya Singto penasaran dan mengganti topik.
KAMU SEDANG MEMBACA
(IND/ENG) - My Heart Insurance (END)
RomanceGenre : Romance/Drama Pairing : Sing/Pha (IND) Phana bekerja di sebuah perusahaan asuransi sebagai Senior Sales Manager dan secara tak terduga bertemu dengan mantannya lagi setelah tujuh tahun, dan sekarang keadaan mereka terbalik. Namun, utang dari...
