Keesokan harinya, seperti mendapat durian jatuh, sekretaris Mrs. Thongtawan tiba – tiba menelpon dan mengabarkan bahwa atasannya ingin membeli asuransi dengan premi yang besar, dan menunjuk Singto sebagai agentnya.
Dengan kata lain, Mrs. Thongtawan akan menjadi nasabah personal Singto jika pengajuan polisnya disetujui dan ia akan mendapatkan komisi sebesar 20% dari total premi yang dibayarkan oleh Mrs. Thongtawan setiap bulannya selama 2 tahun.
Semuanya langsung tercengang dan tidak percaya termasuk Phana, jika mengutip respon wanita itu saat kunjungan mereka kemarin. Semuanya pun langsung mengucapkan selamat pada Singto dan menanyakan tips serta caranya mengambil hati Mrs. Thongtawan.
Untuk merayakan hal itu sekaligus menyemangati para anggota yang lain, Wan berinisiatif mentraktir seluruh tim sales makan siang bersama di cafetaria.
Sementara itu, ada seorang agent yang bernama Nittha tampak tidak senang mendengar kabar baik tersebut, meskipun ia tidak menunjukkannya secara terang – terangan namun muncul rasa jengkel di hatinya, karena awalnya Mrs. Thongtawan merupakan calon nasabahnya namun akhirnya malah menjadi nasabah Singto. Ia menuduh Singto menggunakan cara curang.
Saat semua orang sedang sibuk, Singto diam – diam masuk ke kantor Pha untuk menanyakan kondisi kakinya.
"Aw, kebetulan aku ingin berdiskusi denganmu tentang point manfaat asuransi yang dibutuhkan oleh Mrs. Thongtawan..." ujar Pha saat melihat Singto masuk.
"Bagaimana dengan kakimu?" tanya Singto, mengabaikan ucapan Pha.
Pha mematung sejenak dan melirik ke bawah, lalu mencoba menggerakkan dan memijat lututnya sejenak, "Er, hanya sedikit nyeri, tetapi sama sekali tidak ada masalah," jawabnya santai sambil tersenyum, lalu berdiri dan berjalan ke arah sofa. "Silahkan duduk..." ia mengarahkan Singto duduk di sampingnya.
Phana tidak lupa mengucapkan selamat untuk pencapaian Singto, namun ia penasaran akan satu hal dan sembari bertanya, "By the way, apakah Mrs. Thongtawan mungkin mengenal almarhum ayahmu?"
"Huh?" Singto tercengang sesaat sebelum terkoneksi dengan arah pertanyaan Pha. "Er, aku tidak tau, mungkin saja..."
Pha membalas dengan mengangguk ringan dan menambahkan, "Mungkin kita juga bisa menggunakan koneksi ayahmu untuk meyakinkan para calon nasabah yang lainnya," usul bercanda.
"Aw, maksudmu, Mrs. Thongtawan bersedia membeli asuransi karena ayahku?"
"Menurutmu?"
"Aku tidak tau..."
"Kenapa kau selalu merespon semua pertanyaanku dengan 'tidak tau'?" protes Pha menekankan pada kata terakhir.
"Karena aku memang tidak tau..." jawab Singto to the point.
Phana langsung membungkam mulutnya dan tidak ingin berdebat, lalu mengganti topik.
"By the way, sebaiknya kau mentraktir Nittha dan meminta maaf padanya secara pribadi..."
"Huh?" seru Singto bingung, "Aku tidak mengerti, kenapa aku harus melakukan itu?"
Pha menghela nafas dan menjelaskan, "Mrs. Thongtawan adalah calon nasabah Nittha dan kini tiba - tiba menjadi nasabahmu, menurutmu bagaimana perasaanya?"
Singto hampir saja menjawab tidak tau, namun ia segera menyadarinya, "Er, apa yang harus kukatakan padanya?" tanyanya bingung, karena hubungannya dengan yang lain belum terlalu akrab.
"Bukankah aku baru saja mengajarimu?" sahut Pha, "Ajak dia makan dan minta maaf secara tulus, katakan bahwa kau tidak bermaksud merebut nasabahnya, lalu tanyakan apa yang ia inginkan sebagai permintaan maaf..."
KAMU SEDANG MEMBACA
(IND/ENG) - My Heart Insurance (END)
RomanceGenre : Romance/Drama Pairing : Sing/Pha (IND) Phana bekerja di sebuah perusahaan asuransi sebagai Senior Sales Manager dan secara tak terduga bertemu dengan mantannya lagi setelah tujuh tahun, dan sekarang keadaan mereka terbalik. Namun, utang dari...