(IND) Chapter Thirteen - Changed of Plan

147 23 0
                                        

Singto duduk di kasur setelah berganti pakaian dan memindai seluruh ruangan dengan perasaan galau, lalu berjalan ke balkon dan melihat keluar dengan harapan kosong, padahal langit malam itu dipenuhi bintang - bintang. Ia yakin Pha pasti memutuskan untuk menginap dan menjaga gadis itu.

Tiba – tiba dadanya terasa sesak membayangkan mungkin saat ini Phana sedang berbaring di atas kasur bersama Wan atau melakukan yang lainnya, namun ia segera menyingkirkan image tersebut dan mengutuk pikirannya.

Satu jam berlalu, tidak ada tanda – tanda kepulangan Pha, Singto akhirnya pasrah dan menjatuhkan diri berbaring di ranjang, memejamkan matanya. Ia bisa mencium aroma tubuh Pha di kasur, aroma yang sangat ia rindukan, membuat pikirannya tidak bisa tenang.

Tiba – tiba saja terdengar suara notifikasi yang memberitahukan baterai ponsel sekarat. Singto segera melompat bangun dan memeriksa ponselnya, namun baterainya masih 67%, ia memindai sekelilingnya, mengira Pha lupa membawa ponsel.

Karena rasa penasaran dan bosan, ia pun turun dari ranjang dan memutuskan untuk memeriksa seluruh kamar, lalu kembali mengingat – ingat arah sumber suaranya yang ia duga berasal dari bawah kasur.

Singto pun berjongkok di depan ranjang dan membuka laci yang terdapat di bawah kasur dengan cara menarik. Ia terkejut saat menemukan beberapa koleksi smartphone dari yang jadul hingga yang baru, selain itu juga terdapat tumpukan buku dan folder yang diduga berisi dokumen penting.

Namun pandangan Singto tertuju pada dua buah objek yang menarik perhatiannya, yaitu sebuah console Nintendo 2DS dan ponsel satu – satunya yang menggunakan casing berwarna merah. Ia langsung mengenali casing couple yang dipilihnya tersebut.

Penampilan ponsel itu tampak menyedihkan, selain sudah usang, layarnya juga retak, Singto tampak ragu – ragu sejenak sebelum mengulurkan tangan mengambilnya, lalu mencoba menekan tombol power untuk menghidupkannya.

Ia terkejut mengetahui ponsel itu ternyata masih hidup dan baterainya tinggal 1%, ia langsung menduga bahwa suara baterai yang didengarnya tadi berasal dari ponsel ini, lalu bertanya – tanya apakah selama ini Pha selalu mengisi baterainya meskipun tidak digunakan?

Singto memejamkan matanya sejenak dan mencoba mengingat sesuatu, jantungnya berdebar – debar saat memasukkan password untuk mengunlock screen dan berhasil. Ia membelalakkan matanya melihat wallpaper ponsel tersebut, yaitu foto dirinya dan Phana yang diambil tujuh tahun yang lalu.

Ia pun tak kuasa menahan air mata, jiwanya seakan melayang kembali ke masa itu, namun tiba – tiba saja layarnya mati yang menunjukkan baterainya telah habis. Singto gusar bukan kepalang dan membongkar seluruh laci untuk mencari charger, lalu menyalakannya kembali.

Setelah nyala, ia mencoba mengutak – atik benda ditangannya dan terkejut saat menemukan aplikasi event valentine yang belum di-uninstal dan mencoba membukanya, namun sayangnya masa servicenya sudah berakhir.

Selanjut ia membuka gallery dan menemukan seluruh foto serta video yang diambil untuk menyelesaikan quest, serta seluruh video dan foto mereka dari bulan februari hingga awal Mei. Air matanya pun tanpa bisa dibendung, ia menangis di antara perasaan bahagia dan sedih.

Sambil menghabiskan malam yang panjang, ia melihat kembali foto – foto dan menonton ulang seluruh video di gallery satu per satu sambil menangis dan tertawa sendiri seperti orang bodoh.

Tiba – tiba saja ia mendengar suara pintu dibuka dan menduga jika Phana pulang. Ia buru – buru mengembalikan Nintendo dan ponsel ke tempat semula, lalu duduk dengan kikuk di kasur, menunggu Phana masuk ke kamar.

"Kau belum tidur?" tanya Pha padanya dan menutup pintu.

"Kupikir kau akan menginap, apakah Wan baik – baik saja?" balas Singto bertanya tidak menggubris pertanyaan pria itu.

(IND/ENG) - My Heart Insurance (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang