Singto sedang mempelajari prosedur klaim seorang nasabahnya dan tiba – tiba dikagetkan oleh Wan yang menawarinya segelas kopi.
"Apakah kita bisa bicara sebentar?" tanyanya to the point lalu mengajaknya berbicara di sebuah balkon.
Wan berdiri di samping Singto sambil bersandar pada parapet dan langsung berkata to the point tanpa basa - basi, "Aku tau kau pasti berpikir kalau aku mengkhianati Phana," tebak gadis itu.
Singto tidak menjawab juga tidak menyangkal.
Wan melanjutkan, "Jika aku mengatakan kalau tidak ada apa antara aku dan Weir,apa kau percaya?"
"Aku tidak tau..." sahut Singto dengan jawaban klasiknya.
Wan mengangguk beberapa kali dan mengganti topik, "By the way, apakah kau masih mengingat cinta pertamamu?"
Singto langsung menarik nafas dalam mendengar pertanyaan itu dan wajah Pha yang langsung tervisualisasi di dalam kepalanya. Ia membisu sesaat sebelum menjawab dengan pertanyaan, "Apakah itu ada hubungannya dengan pembicaraan kita saat ini?"
Wan tidak menjawab dan kembali mengganti topik, "Aku bertemu dengannya di sebuah event pameran tiga bulan yang lalu tanpa di sengaja, lalu aku mencoba menawarkannya untuk membeli asuransi," tutur nya sambil tersenyum.
"Apakah kau tertarik padanya atau sebaliknya?" tebak Singto.
Wan menggelengkan kepalanya dan membalas, "Seperti menemukan sebuah time capsule yang kukubur bertahun - tahun lalu, dan aku takut untuk membukanya kembali..."
"Huh?!" Singto seraya mengangkat alisnya bingung.
Wan tersenyum dan menjelaskan, "Jauh sebelum aku bertemu Phana, aku dan Weir sudah saling mengenal..." ia berhenti sejenak dan melanjutkan, "Dengan kata lain, Weir adalah mantanku."
"Kau bilang apa?"
"Dan cinta pertamaku..."
Singto langsung mematung dengan ekspresi tercengang, tidak ingin mempercayai pendengarannya, namun sebelum ia sempat berkomentar gadis itu kembali menyela.
"Jika kau jadi aku, apa yang akan kau lakukan? Apakah kau akan membuka time capsule atau menguburnya kembali?"
Singto tidak bisa menjawab dan merasa De Javu, dimana ia juga dihadapkan pada situasi yang sama dengan Wan.
"Namun aku tidak ingin berbohong, aku tidak bisa melupakannya," ujar Wan sambil tersenyum getir.
Singto tidak berkomentar, namun ia bisa memahami perasaan gadis itu, karena ia juga tidak bisa melupakan Phana selama tujuh tahun, atau menemukan seseorang yang bisa menggantikan tempat Pha di hatinya, karena itu ia tidak pernah berkencan hingga saat ini.
Singto menundukkan kepalanya dan ekspresinya berubah murung.
"Aw, apakah aku membuatmu teringat cinta pertamamu?" goda Wan, menyadari perubahan ekspresinya.
"Huh?" Singto terenyak dan tertawa canggung, "A-aku tidak pernah berkencan," ujarnya gugup.
"Aku tidak percaya!"
Singto tidak membalas dan segera mengalihkan topik, "Apakah kau bisa menjawab pertanyaanku dengan jujur?"
Wan seraya menoleh padanya dan mengangkat alisnya.
"Apakah kau mencintai Phana?" tanya Singto serius.
Wan terdiam, lalu menelan ludahnya dan menjawab ragu - ragu, "Tentu..."
"Kalau begitu, berhentilah menemui Weir, tegaskan padanya kalau saat ini kau sudah memiliki pasangan, dan minta ia untuk berhenti mengganggumu."
"Aku tidak bisa melakukan itu, aku berhutang padanya!" tegas Wan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(IND/ENG) - My Heart Insurance (END)
RomanceGenre : Romance/Drama Pairing : Sing/Pha (IND) Phana bekerja di sebuah perusahaan asuransi sebagai Senior Sales Manager dan secara tak terduga bertemu dengan mantannya lagi setelah tujuh tahun, dan sekarang keadaan mereka terbalik. Namun, utang dari...
