Jangan lupa Follow, Vote and comen❣️
Selamat membaca❣️
----------
Arsenio melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Membuka jaket hitam yang ia pakai lalu di letakkan begitu saja di sofa, kemudian cowok itu menyandarkan punggung nya disana.
Baru saja ingin menutup mata, suara Gentala--Adiknya menganggu waktu istirahat Arsenio, membuat dirinya geram dengan tingkah laku lelaki berseragam putih biru itu.
"Bang Arsen, ngapain lo tidur di sofa?" Tanya Gentala yang ikut duduk di sebelahnya. Lelaki manis itu meraih cemilan yang tersedia di meja minimalis miliknya.
Arsenio tidak menjawab. Cowok itu hanya menghembuskan nafasnya malas mendengar pertanyaan Gentala yang tak penting.
"MAMAH!! GENTA SUDAH PULANG!" Gentala berteriak memanggil Mamahnya tanpa dosa. Tidak memperdulikan tatapan tajam dari Kakak laki-lakinya di sebelahnya.
Seorang wanita berwajah anggun menghampiri kedua anaknya yang duduk di sofa ruang tamu. Wanita itu membawakan minum untuk kedua putranya.
"Jangan teriak gitu ah, nanti tenggorokannya sakit." Ucap Metta--Mamah dari kedua anak tersebut.
Gentala hanya mengangguk kemudian meneguk habis air putih yang dibawakan Mamahnya tadi. Sedangkan Arsenio masih diam memperhatikan wajah Mamahnya.
Metta yang menyadari anak sulungnya itu menatapnya pun tersenyum hangat. Senyuman yang selalu ingin Arsenio simpan sepanjang hidupnya.
"Gimana hari pertama di sekolah barunya? Arsen udah dapat teman kan disana?" Tanya Metta dengan nada bicara khas miliknya.
Arsenio tersenyum manis, sangat manis. Senyuman ini hanya bisa di rasakan oleh Metta saja.
"Ada Galen and Kandra." Balas sang anak.
Metta mengelus rambut Arsenio dengan pelan. Wanita itu sangat menyayangi Arsenio dan juga Gentala. Kedua anak ini adalah prioritas hidupnya, hidup dan matinya akan di berikan untuk kedua anaknya. Apapun kelebihan dan kekurangan yang di miliki Arsenio maupun Gentala, Metta tidak pernah menuntut dan mengomentari, jika itu membuat kedua putranya senang, Metta selalu mendukung dengan sepenuh hatinya.
"Belajar yang rajin ya sayang, jangan jadi anak nakal di sekolah," Ujar Metta.
Arsenio mengangguk kemudian mengecup kedua pipi Mamahnya.
Gentala? Lelaki itu melirik sinis interaksi antara Abang dan Mamahnya. Gentala ini berbeda dari Arsenio, cowok itu mempunyai gengsi yang sangat besar untuk menunjukkan rasa sayangnya terhadap Metta.
"Selain Bang Galen sama Bang Kandra, gak bakal ada lagi yang mau temenan sama lo Bang," Celetuk Gentala membuat Arsenio memutar bola matanya malas.
Metta terkekeh kecil mendengarnya. "Emangnya kamu punya berapa teman di sekolah?" Tanya wanita itu.
Gentala nampak menghitung menggunakan jari jemarinya. "Pokoknya banyak lah, aku kan anaknya asik, jadi wajar aja kalau punya banyak teman," Balasnya sangat percaya diri.
"Orang bego biasanya gampang di manfaatin," Sahut sang Kakak yang sedaritadi diam tak merespond perkataan Adiknya.
Gentala melotot tak terima. Cowok itu meraih bantal yang ada di sampingnya kemudian menimpuk tubuh Abangnya menggunakan bantal.
Metta geleng-geleng kepala melihat tingkah laku kedua anaknya itu. Mereka sama sekali tidak pernah akur jika bertemu.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
MEIKA [COMPLETED]
Teen Fiction[Di harapkan follow sebelum membaca] Kesempurnaan hanya milik sang pencipta. Tidak ada satupun orang di muka bumi ini yang bisa mencapai kata sempurna. Kesempurnaan, sering sekali kita di tuntut menjadi sempurna di mata orang lain padahal kita sendi...