Jangan lupa Follow, Vote and Comen ❣️
Selamat membaca ❣️
---------
Meika menatap nyalang hasil ulangan hariannya. Ia memejamkan kedua matanya sekejap, berusaha untuk terlihat baik-baik saja dengan nilai yang ia dapatkan. Meika selalu gagal untuk mendapatkan nilai di atas KKM, dan sekarang ia hanya mendapat nilai 50?
Bagaimana ini? Bagaimana jika Papahnya memarahinya lagi? Atau bahkan pria itu akan melarangnya untuk mengikuti ekskul musik seperti yang Fadlan bilang kemarin. Meika tak ingin itu terjadi, ia tetap ingin mengikuti ekskul ini setidaknya sampai festival musik di sekolahnya terlaksana.
Meika ingin sekali menunjukkan bakatnya pada semua orang. Ia juga sudah menyiapkan diri agar bisa menampilkan penampilannya di panggung. Karna siapa sangka jika dirinya terpilih untuk menjadi perwakilan dari ekskul musik untuk membawakan sebuah lagu di acara nanti.
Gadis yang rambutnya selalu di kuncir dua itu sudah berharap banyak dengan festival musik nanti. Apalagi acara itu tepat setelah sehari ia ulang tahun ke yang Tujuh belas.
Lamunan Meika buyar saat Arsenio tiba-tiba saja menyodorkan permen lollipop kepadanya. Gadis itu memaksakan senyum dan menerima pemberian Arsenio.
Arsenio menghela nafas. Ia sudah mengetahui berapa nilai yang Meika dapat dari hasil ulangan tersebut.
"Setidaknya lo udah berusaha," Meika menoleh dengan kedua mata yang menatap wajah tampan Arsenio.
"Kapan ya aku bisa dapetin nilai kayak kamu," Meika bergumam sambil melipat kertas ulangan itu. Ingin sekali rasanya ia membuang kertas ini ke tempat sampah agar Papahnya tak melihat.
"Bisa, kalau lo mau berusaha." Meika menghela nafas mendengar perkataan Arsenio. Tetapi, untuk apa ia mendapatkan nilai tinggi jika Papahnya tak akan berhenti membandingkannya dengan Elgara?
Mereka berdua sedang berada di dalam kelas. Harusnya sekarang jadwal latihan basket, tetapi Arsenio belum juga pergi ke lapangan. Melihat raut wajah sedih Meika membuatnya mengurungkan niat untuk kesana.
Arsenio mengeluarkan ponsel. Sedikit ragu untuk melakukannya, tetapi dengan wajah yang selalu datar lelaki itu menyodorkan ponselnya tepat didepan Meika. Sampai gadis mungil itu menaikkan sebelah alis bingung.
"Catat nomor HP lo," Meika melongo mendengarnya. Apakah benar Arsenio meminta nomor HP nya?
"Kamu minta nomorku?" Arsenio berdecak lalu menggeleng.
"Catat aja," Sebelum Meika menerima ponsel Arsenio. Gadis itu terlebih dulu menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan jika tidak ada yang melihat dirinya memberi nomor kepada Arsenio. Bisa-bisa ini akan di jadikan bahan gosip lagi oleh mereka.
Selesai mencatat nomor, gadis itu kembali memberikan ponsel Arsenio. Kemudian tersenyum menggoda membuat sang empu kebingungan.
"Gue cuman simpen nomor lo biar gak ribet kalau ada yang penting," Meika mangut-mangut. Berusaha untuk percaya saja mendengarnya.
Arsenio menaruh kembali ponsel ke dalam kantong celananya. Lelaki itu diam-diam menyembunyikan rasa malu karna baru saja meminta nomor ponsel Meika. Seumur hidupnya, baru kali ini ia mengizinkan nomor orang lain masuk kedalam HPnya. Di dalam HP arsenio, hanya ada nomor keluarga dan juga kedua sahabatnya. Dirinya juga menolak untuk di masukkan kedalam grup sekolah karna menurutnya itu tidak terlalu penting. Arsenio benar-benar menjaga privasi terhadap nomor HP nya sendiri. Tetapi lihatlah, sekarang malah dirinya yang meminta Meika untuk memberikan nomor gadis itu pada ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEIKA [COMPLETED]
Teen Fiction[Di harapkan follow sebelum membaca] Kesempurnaan hanya milik sang pencipta. Tidak ada satupun orang di muka bumi ini yang bisa mencapai kata sempurna. Kesempurnaan, sering sekali kita di tuntut menjadi sempurna di mata orang lain padahal kita sendi...