BAGIAN 20

752 23 0
                                    

Jangan lupa Follow, Vote and Comen ❣️

Selamat membaca ❣️

----------

Sudah satu bulan berlalu, sekarang Arsenio sudah sibuk dengan buku soal olimpiadenya minggu depan. Lelaki itu memijat pangkal hidungnya yang terasa pusing, dari kemarin ia tidak berhenti untuk belajar dan belajar.

Lelaki itu selalu membaca ulang buku soal olimpiade ini. Tidak akan membiarkan dirinya melewatkan satu saja materi yang tak ia mengerti.

Sebuah tangan menjulur ke arahnya, Arsenio mendongak saat Meika memberikan sebotol air mineral kepada Arsenio. Tadi saat ia berjalan masuk ke kelas, matanya memperhatikan Arsenio yang tengah berkutik dengan buku.

"Minum dulu Arsen," Arsenio mengangguk dan membuka tutup botol itu. Lalu meneguknya tak tersisa. Sebenarnya ia sudah menahan tenggorokannya yang kering, tetapi jam istirahat pun tak Arsenio manfaatkan untuk ke kantin. Lelaki itu malah memilih menyendiri di kelas dengan buku yang menemani.

"Coba lihat," Meika merebut buku itu dari tangan Arsenio. Kemudian membaca soal-soal olimpiade disana.

"Gampang kok ini," Meika tersenyum sambil memberi buku itu pada pemiliknya.

Arsenio memutar bola matanya malas. "Gampang kalau lo mau belajar," Celetuknya membuat Meika memajukan bibirnya kedepan.

"Olimpiadenya dimana sih? Bukan di sekolah kita ya?" Tanya Meika kemudian Arsenio menggeleng sebagai jawaban.

"Di luar kota, Bogor." Meika sontak menoleh dengan pupil mata yang membesar. Cewek itu menggeserkan posisi duduknya agar berdekatan dengan Arsenio.

"Di Bogor? Wah kayaknya asik tuh, aku boleh ikut?" Arsenio berdecak kecil karena kehadiran Meika sangat menganggu konsentrasinya.

"Boleh, kalau lo mau gantiin gue." Balasan Arsenio mampu membuat Meika menggelengkan kepalanya.

"Emang lo kira ke Bogor buat seneng-seneng?" Tanya Arsenio dengan satu alis yang terangkat.

Meika menggigit permen lollipopnya, kemudian menggelengkan kepalanya. Gadis itu memilih diam membiarkan Arsenio melanjutkan kegiatannya. Tidak mau lagi menganggu Arsenio yang sedang belajar, lelaki itu pasti akan memarahinya lagi.

Kandra dan Galen datang ke kelas mereka, bersama Steffi yang juga membututi dari belakang. Kandra menatap kedua insan itu dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Tuh mata gak pernah lepas deh kayaknya dari buku," Celetuk Galen yang menyadari Arsenio sedari kemarin tidak pernah melepas buku soal dari tangannya.

Steffi memukul pelan lengan Galen. "Namanya juga mau olimpiade, orang kayak lo mana mampu." Galen meringis pelan mendengar ucapan Steffi yang menohok.

Kandra duduk di depan Meika yang kosong, lelaki itu tersenyum kecil lalu merogoh saku celananya, mengambil sesuatu dari dalam sana.

"Mau gak?" Ucapnya sambil menyodorkan permen karet yang tadi ia beli di kantin.

Meika mengangguk lalu tersenyum. Arsenio yang melihat itu hanya bisa diam, ada kilatan amarah yang berdesir hebat di hatinya saat Meika menerima pemberian dari Kandra.

"Mei, pulang sekolah kita ke mall yuk?" Meika menimbang-nimbang tawaran Steffi yang mengajaknya untuk pergi ke mall setelah pulang sekolah. Ia teringat jika hari ini Papahnya akan pulang lebih telat dari biasanya, dan Bundanya juga.

"Ya udah deh, tapi aku kabarin Bang Gara dulu ya," Steffi tersenyum senang. Akhirnya Meika mau pergi bersamanya.

Galen menggebrak meja didepannya pelan. "Ikut dong!" Sahut Galen.

MEIKA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang