BAGIAN 15

700 23 0
                                    

Jangan lupa Follow, Vote and Comen ❣️

Selamat membaca ❣️

----------


Meika melangkahkan kakinya ke pinggir lapangan, senyuman di bibirnya tidak hilang sedaritadi. Otaknya terbayang saat Elgara mengetahui dirinya jika Papahnya sudah mengizinkan Meika untuk mengikuti ekskul musik di sekolah. Tetapi, Meika memang sudah mendengarkan perbincangan Elgara dengan Papahnya kemarin. Sebenarnya ia menguping dari pembatas tangga dirumah nya saat ia ingin mengambil air putih di dapur.

Meika menghembuskan nafas, ia harus giat belajar agar nilai-nilainya berada di atas KKM. Ia tidak mau Papahnya marah lagi jika nilainya turun. Bisa-bisa Papahnya itu berubah pikiran dan tidak lagi mengizinkan Meika untuk ikut ekskul musik.

Kedua mata cantik Meika berkeliling memperhatikan anggota ekskul di lapangan yang sedang berlatih. Ini adalah jam istirahat, Meika sedang tidak nafsu untuk makan di kantin karna tadi pagi ia sangat banyak memakan nasi goreng buatan Bundanya. Sedangkan Steffi, cewek itu memilih untuk ke kantin bersama Kandra.

Meika teringat akan Galen yang masih dirawat dirumah sakit, ia tahu info itu dari Kandra. Tentu saja Meika khawatir, ia ingin sekali menjenguk keadaan lelaki itu bersama Steffi pulang sekolah.

"Hai Mei, sendiri aja?" Meika menoleh saat lelaki yang ia kenali duduk di sebelahnya.

Meika mengangguk dengan permen lollipop yang ada di mulutnya. "Kamu udah selesai latihan Lang?" Tanya Meika membuat Langit mengangguk.

Langit adalah wakil ketua osis di sekolah ini. Lelaki itu ada di kelas XII Ips1. Langit selalu menyapa Meika saat bertemu, Meika pun senang jika bersama Langit. Bagi Meika, Langit itu lelaki yang baik dan ramah kepada semua orang. Tidak seperti ketua osis yang bernama Aryan itu.

"Tumben sendirian Mei? Biasanya sama Steffi, dia gak masuk?" Tanya Langit sembari meneguk air dingin di botol. Keringat bercucuran di lehernya karna baru selesai berlatih bola basket.

"Steffi di kantin, aku lagi gak mau aja ke kantin. Kenyang," Balas Meika di iringi kekehannya.

Langit mangut-mangut mendengarnya. Cowok itu memandangi wajah Meika dari samping. Kemudian tersenyum sampai lesung pipi di wajahnya tercetak jelas.

Meika yang mengingat akan sesuatu pun lantas menoleh menatap wajah Langit yang masih menatapnya. Kemudian cowok itu tersadar dan mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Oh iya Lang, pendaftaran ekskul masih bisa kan?" Tanya Meika.

Langit mengangguk cepat. "Kamu mau ikut ekskul apa emangnya? Nanti biar aku sampein ke Bu Vivi," Tanya Langit juga.

"Aku mau ikut ekskul musik Lang, masih bisa kan?" Meika sangat antusias saat Langit mengangguk atas pertanyaannya. Akhirnya, ia bisa ikut ekstrakurikuler di sekolah selama hidupnya.

Langit memperhatikan pita hitam yang menempel di rambut Meika. Dari pertama most waktu kelas 10 dulu, memang Langit sudah mengenal Meika. Meika gadis satu-satunya yang paling mungil disini, membuat siapa saja mengira gadis itu bukan anak kelas 12.

"Aku ke kelas dulu ya," Langit mengangguk membiarkan Meika pergi dari hadapannya.

Meika berlari menghampiri Steffi yang tengah meneguk es teh di atas meja bersama Kandra. Meika menoleh ke tempat duduk Arsenio, tidak ada lelaki itu disana. Kemana dia? Padahal tadi pagi Meika melihat Arsenio datang ke sekolah.

"Kandra, kok Arsen gak ada? Dia kemana?" Kandra menaikkan sebelah alisnya saat Meika menanyakan keberadaan Arsenio.

"Kayaknya dia di perpustakaan deh, kenapa?" Meika menggeleng dan menyengir sampai deretan gigi putihnya terlihat jelas.

MEIKA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang