BAGIAN 31

600 20 1
                                    

Jangan lupa Follow Vote and Comen ❣️

Selamat membaca ❣️

----------

Arsenio memijat pangkal hidungnya yang terasa pusing. Sedaritadi ia tidak henti-hentinya memikirkan kasus yang terjadi pada gadisnya. Lelaki itu juga tidak henti-hentinya memeriksa ponsel untuk menunggu Paman Adi menghubunginya. Arsenio benar-benar tak akan tinggal diam jika suatu saat ia tahu siapa pelaku yang berani-beraninya melakukan hal ini.

Lamunannya buyar saat tepukan di bahu membuatnya menoleh. Kedua sahabatnya baru saja datang ke kantin karna baru selesai salin baju saat selesai latihan basket.

"Lo kenapa Sen? Daritadi gue liatin bengong terus, waktu latihan juga lo gak fokus. Ada masalah?" Tanya Kandra sambil mengunyah cireng bersama Galen di sampingnya.

Galen mengangguk menyetujui perkataan Kandra. "Iya, lo lagi ada masalah atau gimana? Cerita dong ke kita," Arsenio mendongak. Menatap kedua wajah sahabatnya yang penasaran kenapa dirinya saat ini.

Apakah ia harus menceritakan kejadian yang menimpa Meika kemarin? Sepertinya menceritakan ini kepada mereka berdua bukanlah satu masalah besar.

Arsenio menyuruh Kandra dan Galen duduk berdekatan dengannya. Kemudian lelaki itu menceritakan sedetail mungkin kejadian kemarin sambil berbisik, sesekali ia mencoba untuk mengawasi agar tidak ada yang mendengar.

"Hah?! Seriusan lo Sen?" Tanya Kandra. Raut wajah lelaki itu nampak terkejut mendengarnya.

Arsenio mengangguk singkat lalu menyedot es teh miliknya. "Anjir, siapa yang berani ngelakuin itu? Selama ini gak pernah ada kasus pelecehan kayak gini sebelumnya, iya kan Dra?" Kandra mengangguk saat Galen bertanya kepadanya.

"Gue lagi cari pelakunya," Balas Arsenio dengan pandangan yang lurus kedepan. Lelaki itu diam-diam mengepalkan kedua tangannya marah. Merasa gatal karna tidak tahan untuk memukul kencang wajah si pelaku.

Kandra dan Galen hanya diam saat melihat kepalan di tangan Arsenio. Mereka berdua tahu, pasti lelaki itu sedang menahan amarah dalam dirinya. Arsenio jarang sekali seperti ini, jika lelaki itu sudah tidak tahan lagi maka detik itu juga ia akan bergerak mencari tahu sampai ke akar-akarnya.

...

Meika yang sedang berjalan santai di koridor bersama Steffi pun menghentikan langkahnya saat salah satu teman Selly menghalangi jalannya.

"Lo pacaran sama Arsen?!" Meika sontak membulatkan kedua matanya mendengar pertanyaan yang di lontarkan oleh Putri. Bahkan, saking kerasnya suara Putri, semua murid yang ada di koridor pun ikut menatap ke arahnya.

Meika menggeleng pelan. Tetapi hal itu membuat Putri berdecih. "Mau ngelak lo? Nih lihat, gosip itu udah kesebar satu sekolah. Bener kan kalau lo pacaran sama Arsen?!" Meika mengedarkan pandangannya ketika semua mata menatap tak suka ke arahnya. Bagaimana ini? Apa yang harus ia katakan kepada mereka?

Ini salah satu alasan kenapa Meika takut menjalani hubungan dengan Arsenio. Walaupun mereka berdua menyembunyikan hubungannya, pasti orang lain akan tahu secepat mungkin. Entah darimana mereka tahu, Meika pun bingung.

Steffi memegang erat tangan Meika. Kemudian gadis itu maju didepan Putri dengan ekspresi wajah menantang.

"Emangnya kenapa kalau Meika pacaran sama Arsen? Lo iri kan? Iri karna gak bisa di posisi Meika," Putri melotot tak terima mendengar perkataan dari Steffi.

Meika memegang lengan sahabatnya untuk tidak melanjutkan ucapan. Para murid semakin berkerumun mendekatinya, banyak bisikan yang terdengar di telinga Meika. Mereka bahkan sampai mengatakan jika Meika sama sekali tidak pantas untuk seorang Arsenio yang sempurna. Mengingat bahwa Meika adalah gadis bodoh di bidang akademik, sedangkan Arsenio adalah rajanya nilai-nilai tinggi di sekolah ini walau status lelaki itu masih baru.

MEIKA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang