BAGIAN 06

1K 32 0
                                    

Jangan lupa Follow, Vote and Comen ❣️

Selamat membaca❣️

----------

Elgara berlari ke arah kamar Meika yang tertutup. Cowok itu membuka pintu Meika membuat dua orang yang ada di dalam kamar itu menoleh ke sumber suara.

Elgara dapat melihat Adiknya yang tengah menangis di pelukan Steffi, tangisan yang sangat memilukan di telinga Elgara.

"Abang," Elgara memeluk erat tubuh mungil Meika. Mengusap-usap punggung Adiknya yang bergetar hebat. Sungguh, ini menyayat hati Elgara.

Steffi menghembuskan nafasnya pelan. Mengusap air mata yang turun dari sudut matanya. Ia benar-benar tidak tega jika melihat sahabatnya sudah seperti ini.

"Tenang Mei, udah ya jangan nangis lagi. Ada Abang disini," Ucap Elgara sambil menghapus air mata yang membasahi wajah Meika.

Meika menggeleng, cewek itu terus menangis di pelukan hangat milik Abangnya, seperti tidak ingin Elgara pergi darinya.

"Bang Gara, aku pulang dulu ya. Mamah ku udah nelfon daritadi, gapapa kan?" Elgara mengangguk atas ucapan Steffi.

Sebelum pergi, Steffi kembali memeluk tubuh Meika. Mereka berdua berpelukan sangat erat, Steffi mengecup pelan kening sahabat yang ia punya satu-satunya.

"Gue balik dulu ya Mei. Berhenti nangisnya, lo kan kuat." Bisik Steffi kemudian berpamitan pada Elgara untuk pulang.

Elgara menatap wajah pucat Adiknya. Kemudian perhatiannya beralih menatap kedua tangan Meika yang di baluti perban. Tadi saat ia sedang di kampus, Steffi tiba-tiba saja menelfon dan memberitahukan semua yang telah terjadi. Kecuali tentang Meika yang seperti ini karna Steffi sendiri pun tidak ada di awal kejadian.

"Mau tidur gak?" Meika mengangguk atas tawaran Abangnya. Cewek itu menaruh kepalanya di atas bantal.

Elgara tersenyum tipis. Tetapi ia melupakan sesuatu, cowok itu kemudian membuka laci dan mengambil sesuatu didalam sana.

Meika yang memperhatikan gerak-gerik Elgara pun langsung menutup wajahnya menggunakan selimut tebal.

Elgara menghela nafas pelan. "Mei, jangan gitu. Kamu harus minum obatnya dulu," Kata Elgara dan Meika hanya menggeleng di dalam selimut.

"Katanya kamu mau cepet sembuh, kalau mau cepet sembuh harus rutin minum obat."

"Mei gak sakit!!"

Elgara memejamkan kedua matanya saat mendengar teriakan Meika dari dalam selimut. Ia hanya membuang nafasnya, sabar.

Akhirnya mau tak mau Elgara mengalah dan kembali menaruh obat-obatan tersebut di dalam laci. Kemudian lelaki itu ikut merebahkan tubuhnya di samping Meika.

Meika membuka selimutnya, menatap wajah Elgara yang tengah melamun menatap langit-langit kamar.

Meika melingkarkan tangannya di perut Elgara. Kemudian memeluk tubuh Abangnya dengan sangat erat. Menyembunyikan wajahnya di sela-sela ketiak Elgara.

"Maafin Mei ya, Mei cuman bosan harus minum obat terus." Kata Meika dengan ekspresi wajah yang sedih.

Elgara menunduk menatap wajah Adiknya. Meika sontak mendongak kala dagunya di angkat oleh tangan Abangnya. Membuat mata mereka bertatapan sangat dalam.

"Gapapa kok Mei, Abang gak bakal maksa kamu buat minum obat terus." Balas Elgara.

Meika tersenyum kecil. Kemudian wajahnya kembali sendu. "Kapan ya Mei bisa lepas dari obat-obatan itu?" Tanyanya. Mata Meika sudah berkaca-kaca menahan tangis.

MEIKA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang