BAGIAN 25

653 18 0
                                    

Jangan lupa Follow, Vote and Comen ❣️

Selamat membaca ❣️

----------


Meika berjalan lesu di koridor sekolah, gadis itu benar-benar lelah dengan ini semua. Semalam, ia lagi-lagi kena marah oleh Papahnya karna nilai yang masih juga belum bagus. Bagaimana otaknya bisa berkembang, jika beberapa hari ini saja ia sudah tidak melakukan belajar tambahan dengan Arsenio. Jangankan belajar bersamanya, mengobrol saja sudah mustahil. Terkadang Meika mencari-cari cara agar Arsenio bisa berbicara lagi kepadanya, tetapi lelaki itu terus menghindar seperti ada sesuatu yang Meika tidak ketahui.

Meika baik-baik saja jika Arsenio akan menjauh dan tidak mau lagi berteman dengannya. Tetapi ia harus tahu dulu penyebab lelaki itu menjauh darinya. Perasaan tidak enak selalu menghantui, Meika pikir jika ia ada salah dan membuat Arsenio marah, ia harus meminta maaf.

"Mei! Tunggu dulu deh," Meika mendongak menatap gadis tomboi dengan postur tubuh tinggi.

"Gue minta tolong bawain buku ini ke perpustakaan ya, gue kebelet pipis banget." Meika menggeleng tak mau dengan permintaan Pita.

Pita merautkan wajah memohon, gadis itu seperti menahan-nahan sesuatu dari tubuhnya. "Gue kebelet banget anjir, sekarang buku ini harus bener-bener di kumpulin, mau ya? Gue kan gak pernah minta tolong sama lo," Meika menghela nafas. Sudah tidak bisa menolak jika orang yang meminta tolong memohon kepadanya seperti ini.

Meika menerima tiga buku dari Pita. Kemudian membiarkan gadis itu berlari ke arah toilet. Meika terkekeh kemudian melanjutkan langkah menuju perpustakaan di lantai 3 dekat aula.

Meika menghela nafas saat sebelum melangkahkan kakinya ke dalam perpustakaan. Jujur saja, selama bersekolah ia memang murid yang paling jarang datang ke tempat ini. Pikir Meika, untuk apa ia kesini? Lagipula hobby nya bukan membaca, dan juga ia benci melihat buku-buku berderetan di dalam sana.

"Selamat pagi Pak," Meika menyapa petugas perpustakaan itu dan di balas senyuman.

Meika masuk ke dalam dan mencari-cari tempat untuk menaruh buku ini. Tetapi, baru saja ia menaruhnya, matanya menangkap seseorang yang baru saja masuk ke dalam perpustakaan dan mengambil salah satu buku di rak yang sama dengan Meika.

Meika memandangi wajah Arsenio yang datar dari samping. Ia sudah tidak berani memulai obrolan duluan dengan lelaki itu. Meika beranjak pergi meninggalkan Arsenio tetapi lengannya di cekal olehnya, membuat Meika sedikit kaget dan mendongak menatap wajah Arsenio.

Arsenio melepas cekalan, kemudian memandangi wajah cantik Meika. "Gue minta maaf," Ucapnya tulus dari hati.

Meika menyingkirkan anak rambut yang menganggu penglihatannya. Mencerna-cerna permintaan maaf dari Arsenio yang membuatnya tak mengerti.

"Kamu minta maaf buat apa?" Tanyanya.

Arsenio nampak menghela nafas lalu menarik tangan Meika untuk di ajaknya duduk di tempat khusus untuk membaca buku dalam perpustakaan.

"Arsen, kalau boleh aku tanya lagi, kamu kenapa? Kenapa akhir-akhir ini kamu jauhin aku? Aku ada salah ya? Sampai kamu gak mau lagi temenan sama aku," Kata Meika yang berharap sekali Arsenio menjawab pertanyaannya selama ini.

Arsenio nampak menggeleng, kemudian kembali menatap Meika. "Gue udah tau semuanya," Kata Arsenio dan membuat Meika mengernyit bingung.

"Tau apa?"

"Tentang lo."

Meika mematung tak menyangka mendengar pernyataan dari mulut Arsenio. Lidahnya terasa kelu untuk berbicara, detak jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

MEIKA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang