Jangan lupa Follow Vote and Comen ❣️
Selamat membaca ❣️
-----------
Sudah lima hari berlalu sejak kejadian Arsenio dan Adiknya di serang. Kini, Gentala sudah bisa di bawa pulang karna kondisinya yang sudah membaik. Hal itu membuat Arsenio merasa lega dan kembali bersekolah seperti biasa.
Lelaki itu sedang berkumpul di aula untuk membicarakan tentang tournamet basket yang akan di adakan besok lusa di sekolah. Lelaki dengan wajah tampan itu sangat fokus mendengarkan Coach Fadli yang memberikan keterangan tentang pertandingan basketnya.
"Sen, gue laper." Arsenio hanya merotasikan bola matanya malas mendengar bisikan dari Galen yang duduk di sebelah kirinya. Sementara Kandra duduk di sebelah kanannya.
Galen mendengus sebal karna lelaki itu tidak menghiraukan keluhannya saat ini. Galen benar-benar merasa lapar karna sedaripagi perutnya belum sama sekali terkena makanan.
Kandra yang melirik ke arah Galen pun hanya bisa mengernyit bingung melihat wajah Galen yang sedikit pucat dan tangannya yang memegangi perut seperti menahan sakit. Lelaki itu menyenggol lengan Arsenio hingga sang empu kembali menoleh menatap wajah Galen.
Arsenio membulatkan kedua matanya saat wajah Galen semakin pucat. Ia benar-benar tidak tega membiarkan Galen menahan rasa sakit di perutnya, lelaki itu mengangkat tinggi-tinggi tangannya hingga membuat ucapan Coach Fadli terhenti.
"Ya, ada apa Arsen?" Tanya lelaki itu.
"Saya mau antar Galen," Mendengar perkataan Arsenio. Sontak tim basket yang sedaritadi fokus menatap Coach Fadli kini beralih menatap Galen.
"Galen sakit? Arsen, kamu antar dia ke UKS aja ya." Arsenio mengangguk kemudian membantu Galen untuk berdiri.
Kandra berdecak kesal. Lelaki itu ikut berdiri dengan tampang tak berdosa. "Sen, gue ikut." Bisiknya kemudian berjalan mengekori Arsenio dan Galen yang sudah keluar dari aula menuju UKS.
Steffi yang sedang mengunyah santai siomay yang ia beli pun mengerutkan kening kala matanya menangkap ketiga lelaki yang berjalan dengan pelan di sana. Gadis itu berlari kecil menghampiri mereka dan terkejut melihat kondisi Galen yang tidak baik-baik saja.
"Kenapa ni bocah?!" Tanya Steffi kemudian membuang siomay yang tersisa ke tong sampah.
"Galen kayaknya telat makan deh, dia kan punya magh," Balas Kandra yang sedikit khawatir dengan keadaan sahabatnya.
Steffi menyuruh Kandra dan Arsenio kembali ke aula dan Galen ia saja yang mengurusnya. Kedua lelaki itu memilih mengalah dan kembali ke aula. Sementara Steffi kini sudah merengkuh tubuh lemas Galen untuk masuk ke dalam UKS.
Salsa menahan lengan Kesya saat matanya menangkap pemandangan yang menarik di matanya. Gadis berjilbab itu menarik lembut tangan Kesya untuk mendekati UKS yang pintunya tertutup.
Salsa bisa melihat interaksi Steffi dengan Galen yang sangat dekat. Gadis itu sangat telaten membantu Galen untuk merebahkan tubuhnya di brankar.
"Mei, gue boleh minta tolong gak? Lo tolong beliin nasi goreng sama minuman di kantin ya buat Galen, gue lagi di UKS nih, soalnya Galen magh nya kambuh." Steffi langsung mematikan panggilan tersebut saat Meika menyetujui permintaan tolongnya.
Tatapan gadis itu jatuh pada wajah Galen yang masih pucat pasi. Steffi sangat tidak tega melihat kondisi lelaki tengil ini, biasanya Galen akan bertingkah konyol di depannya, bukan yang lemah seperti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEIKA [COMPLETED]
Teen Fiction[Di harapkan follow sebelum membaca] Kesempurnaan hanya milik sang pencipta. Tidak ada satupun orang di muka bumi ini yang bisa mencapai kata sempurna. Kesempurnaan, sering sekali kita di tuntut menjadi sempurna di mata orang lain padahal kita sendi...