BAGIAN 38

566 19 0
                                    

Jangan lupa Follow Vote and Comen ❣️

Selamat membaca ❣️

----------

Elgara memeluk tubuh mungil Adiknya yang sedang menonton film drama Thailand di laptop. Gadis itu terkekeh geli saat Elgara mengendus-endus wangi dari bajunya.

"Bang Gara, geli tau!" Omelnya membuat Elgara menjauhkan wajah dan tertawa pelan menatap wajah sang Adik.

"Kepala kamu masih sakit?" Tanya Elgara sembari mengusap-usap puncak kepala Adiknya.

Meika tersenyum, berusaha meyakinkan Abangnya bahwa ia sudah baik-baik saja. Ya, walaupun rasa nyeri di kepala terkadang masih terasa. Tetapi Meika tidak mau mengkhawatirkan Abangnya.

Kemarin, Arsenio mengantarkan Meika kerumah saat kedua orang tua Meika belum pulang dan hanya ada Elgara saja yang juga baru sampai rumah. Lelaki itu langsung menceritakan kejadian yang menimpa Meika, dan itu membuat Elgara mengepalkan tangan karna pelaku yang menjadi dalang di balik semua ini makin kesini semakin menjadi-jadi.

Elgara bersumpah, jika suatu saat ia berhasil menemukan dalang dari semua yang menimpa Adiknya, ia tidak akan segan-segan memberikan orang itu pelajaran. Elgara sudah tidak memandang entah itu perempuan ataupun laki-laki. Menurutnya, siapapun yang sudah berani menyakiti Adik satu-satunya ini, berarti sama saja membangunkan sifat buruk dari dalam dirinya.

"Abang bakal cari tau pelakunya,"

Meika mendongak mendengar perkataan Elgara. "Emangnya kalau ketemu, mau Abang apain?" Tanya Meika.

Elgara tersenyum tipis menatap wajah Adiknya. "Jual organ tubuhnya, maybe?" Meika melotot kemudian memukul pelan bahu sang Kakak yang asal bicara.

Ponsel Elgara berdering kemudian lelaki itu langsung mengangkat panggilan dari kekasihnya. Elgara bisa menebak, pasti gadis ini akan memarahinya lagi karna tadi siang Elgara baru saja mengantarkan Zea ke toko untuk membeli bahan.

"Harus berapa kali lagi aku larang kamu El! Capek ya aku lama-lama ngebilangin kamu buat jauh-jauh sama Zea,"

"Iya maaf,"

"Aku gak mau nerima maaf kamu. Pokoknya aku minta sekarang juga kamu kerumah ku kalau masalah ini mau selesai,"

Selly mematikan panggilan secara sepihak. Sementara Elgara hanya bisa menghela nafas menghadapi sifat posesif gadisnya itu.

Meika yang sedaritadi menguping pembicaraan Elgara dengan Selly pun hanya bisa diam sambil fokus menatap layar laptop yang sedang menayangkan film drama Thailand kesukaannya.

"Abang mau ke rumah Selly dulu ya," Ucap Elgara dan Meika pun hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya.

Elgara tersenyum jahil kemudian mengeluarkan ponselnya kembali. Lelaki itu membuka Camera dan menyuruh Adiknya berpose.

"Gaya dulu Mei,"

Meika sontak bergaya ke depan Camera ponsel Abangnya yang menyala. Lelaki itu mengangguk saat sudah berhasil mengambil potret.

"Hiss, udah ah sana. Abang bau banget," Kesal Meika saat Abangnya terus mengecup seluruh wajah Meika.

Elgara tertawa kencang dan keluar dari kamar Meika untuk menuju rumah Selly. Lelaki itu meninggalkan Meika sendiri dirumah karna ia tahu kedua orang tua nya sebentar lagi akan pulang.

Meika meraih ponselnya saat mendengar suara nada dering pesan masuk. Gadis itu tersenyum malu saat melihat isi pesan yang di kirimkan dari Arsenio. Apa-apaan Abangnya itu? Mengapa fotonya malah dikirim ke Arsenio? Meika kan jadi malu.

MEIKA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang