BAGIAN 39

586 17 0
                                    

Jangan lupa Follow Vote and Comen ❣️

Selamat membaca ❣️

----------

"Suaramu makin hari semakin bagus Mei, Kak Gibran sampai insecure," Mendengar ucapan Gibran membuat Meika mengembangkan senyum. Gadis itu baru saja selesai berlatih menyanyi satu lagu di depan Gibran untuk acara festival nanti.

By the way, acara festival musik di undur beberapa hari karna ada halangan yang membuat acara festival yang Meika tunggu-tunggu harus di undur dari hari yang sudah di tentukan. Meika tidak apa-apa, gadis itu malah berfikir ia masih punya banyak waktu untuk berlatih agar nanti suaranya semakin bagus untuk di tampilkan dan juga menyiapkan mental yang cukup banyak karna undangan acara festival musik tersebut tidaklah sedikit.

"Makasih ya Kak, tapi aku tetep aja gak pede. Aku takut nanti gugup waktu di panggung, soalnya aku gak pernah kayak gitu sebelumnya." Kak Gibran tersenyum mengerti. Lelaki itu menaruh gitar dan menatap wajah imut Meika.

"Kakak yakin kamu bisa, jalan satu-satunya kamu cuman harus percaya diri, pasti semuanya berjalan lancar. Kamu harus yakin kalau bakal banyak orang yang kagum sama suara kamu," Ucap Gibran, lelaki itu yakin bahwa Meika akan menampilkan penampilan yang bagus untuk acara festival musik di sekolahnya.

Meika mengukir senyum manisnya. Ia semakin yakin untuk meningkatkan percaya diri.

Setelah selesai berlatih ekskul musik di aula. Meika berjalan seorang diri ke kelas, gadis itu duduk di hadapan Steffi yang tengah menonton drakor sambil mengunyah keripik kaca yang ia beli di kantin.

"Udah selesai latihan Mei?" Tanya Steffi tanpa mengalihkan pandangannya ke arah ponsel.

Meika mengangguk kemudian membuka resleting tas dan mengambil sebuah permen lollipop miliknya.

"Gue gak sabar liat lo tampil di festival nanti, lagian kenapa sih acaranya harus di undur? Lama-lamain waktu aja," Steffi menggerutu karna sebenarnya ia sangat menunggu festival itu tiba dan ingin sekali melihat penampilan sahabatnya yang ia tunggu-tunggu.

Meika tersenyum tipis, gadis itu mengerutkan kening saat menyadari tidak ada Arsenio di tempat duduknya. Kemana lelaki itu? Apakah hari ini Arsenio tidak masuk kelas? Pasalnya Meika berlatih musik di aula dari pagi dan baru selesai saat jam istirahat, maka dari itu ia tidak tahu apakah Arsenio masuk sekolah atau tidak karna lelaki itu pun tidak memberikannya kabar sama sekali.

"Stef, Arsen kemana?" Tanya Meika sembari menatap wajah Steffi yang masih fokus menatap layar ponsel.

"Kayaknya dia gak masuk, dari pagi gak ada di kelas." Meika mengernyit bingung mendengar ucapan Steffi. Jika benar Arsenio tidak masuk, lantas kenapa lelaki itu tidak mengabarinya sama sekali?

Meika beranjak berdiri dan keluar dari kelas, gadis itu berjalan di koridor yang ramai kemudian masuk ke dalam kantin.

Kandra dan Galen yang tengah asik melahap mie ayam dan bakso pun menoleh pada saat Meika duduk di dekat mereka. Wajah gadis itu seperti kebingungan dan seperti ingin bertanya sesuatu.

"Kenapa Mei? Tumben sendiri ke kantin?" Tanya Kandra dengan mulut yang penuh dengan mie ayam.

"Kandra, Galen. Arsen kemana ya? Kalian gak tau kenapa Arsen hari ini gak masuk?" Tanya Meika membuat kedua lelaki itu menggeleng secara kompak.

"Gue kurang tau Mei, soalnya Arsen sama sekali gak kabarin kita berdua. Gue kira dia masuk lho hari ini," Balas Galen membuat Meika menghela nafas pelan.

MEIKA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang