Jangan lupa Follow, Vote and Comen ❣️
Selamat membaca ❣️
----------
Sebuah bis datang ke halaman SMA Wigasma yang ramai. Para murid langsung berkumpul di tengah lapangan untuk melihat para siswa olimpiade yang baru saja kembali dari Bogor setelah satu minggu lamanya.
Kandra dan Galen tersenyum lebar saat mendapati sahabatnya yang baru saja turun dengan membawa piala besar ditangannya.
"Wahh gila sih, lo dapet juara satu Sen?" Tanya Galen kemudian meraih piala itu untuk di lihatnya. Piala emas berbentuk piala pada umumnya, tetapi besarnya membuat Galen sedikit tidak sanggup memegang lama-lama.
"Keren banget lo Sen, Ayah lo pasti bangga." Kandra menepuk-nepuk bahu Arsenio yang tersenyum tipis menanggapi.
Arsenio menyodorkan banyak bawaan kepada Kandra, kedua sahabatnya lagi-lagi menyunggingkan senyum saat mendapatkan oleh-oleh dari Bogor.
"Nah, gitu dong. Sama temen jangan pernah lupa," Celetuk Galen kemudian terkekeh kecil.
"Makasih ya Sen," Arsenio mengangguk kemudian berpamitan untuk menaruh piala di tempat penitipan yang tersedia di sekolah, dan juga akan mengumpulkan kartu nama di ruang guru.
Meika yang baru saja selesai membuang air kecil di toilet melebarkan pupil matanya. Gadis itu berlari saat melihat punggung tegap Arsenio sedang berjalan di koridor. Cewek itu menghampiri Arsenio dan menahan lengannya.
Arsenio hanya menatap wajah Meika dengan raut datarnya. Sedangkan Meika kini tersenyum lebar karna akhirnya Arsenio sudah kembali.
"Arsen, kamu udah pulang ya? Kamu dapat juara berapa?" Tanya Meika seantusias mungkin.
Tidak ada jawaban dari Arsenio. Lelaki itu tidak merubah raut wajahnya. Membuat Meika melunturkan senyum, bertanya di dalam hati dimana letak salahnya.
"Arsen, kamu kenapa? Aku ada salah?" Tanya Meika. Saat ini, ia bisa melihat perubahan raut wajah Arsenio. Tatapan yang di berikan Arsenio kepadanya sama persis seperti awal pertemuan mereka. Tajam, datar, dan juga dingin. Membuat Meika semakin takut untuk menatap mata elang lelaki itu.
Arsenio memandangi wajah Meika selama 10 detik. Hingga akhirnya lelaki itu beranjak pergi tanpa mengucapkan sepatah kata kepada Meika.
Meika menatap kepergian Arsenio. Kenapa lelaki itu berubah? Kenapa Arsenio kembali ke sikap awal pertemuan mereka? Meika tidak tahu-menahu apa masalahnya yang membuat Arsenio menjadi seperti itu.
...
Steffi melahap bakso bakarnya dengan rakus, sesekali cewek itu memberikan banyak saus pada baksonya.
Gadis itu tengah sendirian di kantin, ini sudah jam pulang. Ia sedang menunggu kedatangan Meika yang masih latihan ekskul musik di aula. Steffi ingin saja menunggu gadis itu, walau mereka berdua pulang dengan jemputan masing-masing.
Sedang asik-asiknya memakan bakso bakar, kegiatannya terhenti saat kehadiran Dean didepannya. Gadis itu langsung memberhentikan kunyahan di mulutnya, nafsu makannya hilang saat Dean duduk di kursi depannya.
Steffi menaikkan sebelah alis saat Dean tersenyum tipis menatapnya. "Ngapain lo?" Tanyanya.
Dean menggeleng. "Gue mau minta maaf," Ucap Dean dengan pandangan yang tidak lepas menatap wajah sang mantan.
"Minta maaf buat apa?" Tanya Steffi.
"Buat semuanya. I know, if I'm wrong a lot." Steffi membuang nafas berat. Sudah muak mendengar permintaan maaf dari Dean. Dari awal mereka menjalani hubungan pun memang lelaki itu selalu meminta maaf dan juga selalu mengulangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEIKA [COMPLETED]
Teen Fiction[Di harapkan follow sebelum membaca] Kesempurnaan hanya milik sang pencipta. Tidak ada satupun orang di muka bumi ini yang bisa mencapai kata sempurna. Kesempurnaan, sering sekali kita di tuntut menjadi sempurna di mata orang lain padahal kita sendi...