BAGIAN 16

703 20 1
                                    

Jangan lupa Follow, Vote and Comen ❣️

Selamat membaca ❣️

----------

Arsenio membuang nafasnya pelan mendengarkan Kandra dan Galen yang berdebat meributkan cireng yang tersisa satu. Mereka bertiga sedang berada di kantin karna sekarang jam istirahat, semalam Galen sudah boleh dibawa pulang karna keadaannya yang stabil. Dan tentu saja tadi pagi Galen bersikeras untuk masuk sekolah. Ia memang tipikal orang yang tak betah lama-lama dirumah.

"Ini bagian gue Gal," Ucap Kandra menatap kesal pada Galen.

Galen menggeleng tak setuju. "Tadi kan lo udah makan 5 cireng, berarti ini punya gue dong," Galen tak mau kalah. Kedua tangan cowok itu masih memegang satu cireng yang tersisa.

Aneh tapi nyata. Padahal mereka berdua bisa membeli lebih banyak cireng lagi. Tetapi lihatlah, Kandra dan Galen malah memilih merebutkan satu cireng itu. Arsenio hanya bisa geleng-geleng kepala dengan kedua sahabatnya yang tak pernah akur.

"Yauda deh gini aja," Kandra membelah cireng tersebut menjadi dua bagian. Kemudian belahannya di berikan kepada Galen dan di terima oleh lelaki itu.

Galen tersenyum lebar sambil mengunyah cireng kesukaannya. Banyak pasang mata yang memperhatikan keduanya, mereka hanya bisa terkekeh kecil dengan kelakuan kedua sahabat itu.

Galen meringis saat luka di keningnya berdenyut. Kening lelaki itu masih di baluti perban. Galen memegangi keningnya, membuat Kandra dan Arsenio menatapnya khawatir.

"Lo gapapa?" Tanya Kandra.

Galen mengangguk, tak mau sahabatnya khawatir. "Tadi tiba-tiba nyeri aja jidat gue," Balasnya lalu merautkan ekspresi sebaik mungkin agar keduanya tak mengkhawatirkan dirinya lagi. Sudah cukup ia merepotkan Kandra dan Arsenio kemarin.

Arsenio menyeruput pelan ice lemon tea yang ia pesan tadi. Kedua iris mata tajamnya menatap lurus kedepan memperhatikan orang-orang didepannya yang sedang sibuk memakan makanan mereka masing-masing. Arsenio menoleh ke kanan dan ke kiri mencari seseorang yang belum ia lihat sedari bel istirahat berbunyi.

"Hai Rere, sendiri aja lo?" Galen menyapa gadis cantik yang sedang membawa nampan.

Gadis itu melirik sinis ke arah Galen. "Kenapa? Mau bayar utang uang kas?" Galen mendengus saat Rere sang penagih uang kas di kelas itu merespondnya yang tak sesuai.

Kandra tertawa kecil mendengarnya. "Beli cireng aja dia gak mampu Re, gimana mau lunasin uang kas," Sahut Kandra.

"Lo juga bayar!" Celetuk Rere membuat Galen tertawa kencang melihat perubahan wajah Kandra.

"Sepupu lo gak ke kantin?" Kandra dan Galen lantas menghentikan tawanya kala mendengar pertanyaan Arsenio.

Kandra menatap heran ke lelaki itu. Untuk apa Arsenio menanyakan Steffi?

"Seriusan lo nanyain tuh cewek? Bukan nanyain Meika nih?" Sahut Galen membuat Arsenio menatapnya dengan tatapan tajam nan menusuk.

"Gak tau gue, gak ke kantin kali." Balas Kandra membuat Arsenio kembali memasangkan wajah acuhnya.

Arsenio beranjak berdiri kemudian keluar dari kantin meninggalkan kedua temannya disana. Lelaki itu melangkahkan kakinya di koridor yang ramai. Banyak pasang mata yang memandang ke arahnya, tetapi sama sekali tak Arsenio hiraukan.

Arsenio masuk ke dalam kelas, mengernyitkan dahinya kala tak ada satupun orang di kelas. Kemudian lelaki itu kembali keluar dan mengikuti kemana langkah kaki membawanya.

MEIKA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang