BAGIAN 28

641 23 0
                                    

Jangan lupa Follow, Vote and Comen ❣️

Selamat membaca ❣️

----------


Satu minggu lagi tournamet basket akan di laksanakan di SMA Wigasma ini. Lawannya pun lebih banyak dari acara tahun lalu, membuat para tim basket berlatih sampai jadwalnya yang cukup padat. Mereka semua tidak ingin memalukan nama sekolahannya karna menjadi tuan rumah, mereka akan berusaha semampunya untuk menjadi pemenang.

Saat ini Arsenio sedang berlatih bersama anggota tim basket yang lain di lapangan sekolah yang luas. Lelaki itu meloncat tinggi dan berhasil memasukkan bola ke dalam ring.

Banyak sekali pasang mata yang memperhatikan Arsenio dari tepi lapangan. Sekarang adalah jam istirahat, maka dari itu banyak sekali para siswi yang menghabiskan waktunya di sana sembari membawa cemilan mereka masing-masing. Katanya sih, makan sambil cuci mata.

Galen menyeka keringat yang mengucur di leher. lelaki itu menerima operan bola dari Kandra lalu ikut meloncat lalu memasukkannya ke dalam ring.

Suara tepuk tangan dari para gadis terdengar di telinga mereka. Galen tersenyum saat mendapati Salsa yang juga sedang duduk di pinggir lapangan bersama Kesya tentunya. Melihat itu, semangat Galen yang tadinya redup, kini kembali bersinar karna melihat adanya Salsa disana.

Coach Padil menginterupsi mereka untuk berhenti latihan dan mengizinkan mereka beristirahat karena sedaritadi tidak ada yang minum dan makan. Para tim basket bubar untuk membeli minum dan makan agar tubuhnya kembali segar.

Meika yang sedaritadi duduk di pinggir lapangan bersama Steffi pun berjalan menghampiri Arsenio. Gadis mungil itu memberikan air mineral dan satu roti untuk Arsenio.

Arsenio tampak tersenyum tipis, lalu menerima pemberian Meika. Hal itu tidak luput dari penglihatan Kandra yang duduk tak jauh dari tempat Arsenio. Lelaki itu sedang bersama Galen yang asik mengobrol bersama Salsa.

Meika tersenyum lebar melihat Arsenio yang sedang mengunyah. Wajah lelaki itu terlihat lucu jika sedang makan, membuat Meika tak bisa menahan rasa gemasnya.

"Ngapain ketawa?" Tanya Arsenio yang baru sadar jika Meika menertawainya.

Meika menghentikan tawanya. Lalu menggeleng sebagai jawaban. "Aku gak ketawa kok," Balasnya dan sama sekali tak dihiraukan oleh Arsenio. Cowok itu malah melanjutkan lahapannya pada roti isi coklat yang diberikan Meika.

Steffi sedang asik memainkan ponselnya. Sesekali ia melirik ke arah Galen dan Kandra yang sedang duduk bersama kedua gadis itu. Entah apa yang membuat Steffi berfikir bahwa ia tidak suka jika kedua lelaki itu akrab dengan Salsa dan Kesya.

Steffi menyenggol lengan Meika sampai sang empu menoleh. "Tuh anak kenapa malah duduk disana sih?" Bisik Steffi tepat di samping telinga Meika.

Meika memicingkan matanya. Menatap Galen dan Kandra yang masih duduk bersama kedua gadis itu. Kemudian Meika menoleh menatap wajah Steffi yang masih terlihat tak suka dengan pandangan didepannya.

"Emangnya kenapa Stef? Mereka cuman ngobrol aja kok," Meika melepas pita merahnya lalu kembali memasangkan di rambut hitamnya.

Steffi menggeleng. Ia juga tidak tahu bagaimana menjelaskan apa yang tengah ia rasakan saat ini. Intinya, Steffi benar-benar tak suka dengan interaksi mereka. Awas saja Kandra, nanti Steffi akan berbicara pada sepupunya itu.

Arsenio meneguk habis air mineral. Lelaki itu tak memperdulikan bisikan para gadis yang sedaritadi memperhatikannya dari tempat mereka masing-masing.

Lelaki dengan sejuta daya tarik yang ia punya itu tersenyum menatap Meika. Meika yang bingung karna Arsenio tersenyum pun hanya bisa diam sambil menunggu ucapan yang akan keluar dari mulut Arsenio.

MEIKA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang