BAGIAN 11

790 26 0
                                    

Jangan lupa Follow, Vote and Comen ❣️

Selamat membaca ❣️

----------


Hari ini hari senin, upacara bendera sedang di laksanakan pagi hari ini. Mereka semua berbaris dengan sangat rapih karna tidak mau terkena marah oleh Pak Bambang selaku guru BK di SMA ini.

Galen mendengus kesal karna kakinya yang terasa pegal padahal ia baru berbaris 3 menit yang lalu. Ini karna semalam ia bermain bola bersama Kandra sampai kakinya terasa nyeri saat ini.

"Kaki lo bisa diem gak sih!" Omel Kandra yang posisinya ada di belakang Galen.

Galen tidak menghiraukan perkataan Kandra. Cowok itu terus menggoyangkan kakinya agar tidak terasa pegal.

Arsenio yang berada di barisan paling depan pun memilih diam, tidak mau ikut campur dengan kedua sahabatnya di belakang. Lelaki itu melirik Meika yang berdiri tepat di sebelahnya.

Hari ini Meika sangat cantik, walau setiap harinya memang sudah terlihat cantik. Pita bewarna merah terang itu membuat Meika terlihat bewarna.

"Mei badan lo jangan gerak kesana kesini dong, nanti Pak Bambang ngeliat gimana?" Bisik Steffi karna sedaritadi Meika menggoyangkan tubuhnya kekanan dan kekiri. Entah apa maksutnya, Steffi tak tahu.

"Aku lagi hafalin gerakan dance Thailand, jangan ganggu deh Stef." Balas Meika dengan bisikan juga.

Steffi memilih mengalah dan menatap lurus pandangannya. Melihat anggota osis sedang bersiap-siap sebelum upacara di mulai.

"Heh Galen! Sepatu kamu kenapa bewarna putih? Kamu lupa sama peraturan sekolah?!" Galen menimpuk keningnya sendiri karna lupa kalau hari senin tidak boleh memakai sepatu selain warna hitam.

Galen hanya bisa menggaruk kepala belakangnya yang tak gatal. "Hehe maaf Pak, saya lupa. Janji deh besok gak bakal ngulangin lagi. Jangan di ambil ya sepatu saya, soalnya baru dibeli kemarin." Pak Bambang hanya bisa geleng-geleng kepala dengan kelakuan muridnya yang satu itu. Kemudian pria berkumis tebal tersebut kembali memeriksa satu-persatu keterampilan anak muridnya.

"Meika, pita kamu bisa di lepas dulu?" Meika mendongak kala seorang ketua osis menghampirinya.

Meika menggeleng tanpa ragu menatap lelaki yang ia ketahui bernama Aryan. "Gak mau," Balas Meika.

Aryan menghela nafasnya pelan menghadapi cewek yang ia tahu sifatnya seperti apa ini. "Lepas dulu, nanti kalau upacara selesai bisa kamu pakai lagi." Meika tetap kekeuh dalam pendiriannya.

"Gak mau, lagian pitaku gak ngeganggu kok." Balas Meika tak mau kalah.

"Pita aja lo ributin, lanjutin aja tugas lo." Aryan menatap ke arah Arsenio yang baru saja membela Meika. Kemudian akhirnya Aryan mengalah dan pergi dari hadapan mereka.

Meika mengacungkan ibu jarinya pada Arsenio dengan senyuman lebar. Tetapi sang empu tak menghiraukan dan memilih fokus kembali.

Sudah 30 menit berlalu, akhirnya upacara pagi ini selesai di laksanakan. Para murid berhamburan seperti semut menuju kelasnya masing-masing.

Meika berjalan santai bersama Steffi sambil tertawa asik karna obrolan mereka. "Semalam gue kurang tidur gara-gara nonton drakor sampe subuh," Ucap Steffi.

Meika mengangguk menatap Steffi. "Mata kamu ada pandanya," Kekeh Meika karna ia menyadari ada lingkaran hitam di mata sahabatnya.

"Ish jangan gitu dong, gue jadi ngerasa jelek tau." Steffi melihat kedua matanya di cermin kecil yang ia bawa setiap sekolah.

MEIKA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang