Jangan lupa Follow, Vote and Comen ❣️
Selamat membaca ❣️
----------
Meika membuka kedua matanya saat dirinya terusik karna cuaca yang dingin menerpa kulit halusnya. Gadis itu menoleh ke kanan dan ke kiri melihat dimana dirinya. Sontak, Meika beranjak bangun dan tersadar jika ini bukan di kamarnya.
Ia mengedarkan pandangannya melihat isi kamar yang asing di matanya. Sebenarnya dimana ia? Dan kenapa Meika bisa ada disini?
Suara pintu dibuka membuat Meika sedikit takut. Tetapi, saat Meika melihat siapa yang masuk ke dalam kamarnya, membuat Meika terkejut dengan kehadiran Arsenio disini.
"Arsen?" Arsenio duduk di tepi ranjang. Lelaki tampan itu mengangguk dan memberikan segelas teh hangat untuk di minum Meika.
Meika dengan ragu menerima teh tersebut lalu meneguknya dengan pelan. "Ini dimana? Kok aku bisa ada disini? Dan kenapa ada kamu juga?" Tanya Meika terlanjur penasaran. Pasalnya ingatan terakhir Meika jatuh pada saat ia tumbang saja di taman.
"Ini dirumah gue, tadi gue liat lo pingsan di taman." Ucap Arsenio dengan jujur. Tadi, saat ia sedang pulang dari supermarket, matanya tak sengaja melihat seorang gadis tertidur di taman. Awalnya Arsenio tak memperdulikan hal itu, tetapi entah kenapa terbesit rasa khawatir dengan gadis yang ternyata adalah Meika.
Meika langsung melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan. Jam sudah menunjukkan pukul 2 malam. Sialan, ia akan mati jika tidak pulang kerumah. Pasti Bunda dan Abangnya akan khawatir dengan tidak adanya Meika dirumah.
Elgara memberikan ponsel Meika yang panik. Gadis itu langsung membuka ponselnya yang banyak sekali panggilan dan pesan masuk dari Elgara dan Widya yang menanyakan dimana keberadaannya.
Meika meneguk susah salivanya melihat itu. Ia salah, seharusnya tadi Meika tidak pergi begitu saja. Pasti saat ini ia sudah membuat kedua orang itu khawatir dengannya.
"Arsen, aku harus pulang sekarang." Arsenio menahan lengan Meika saat gadis itu ingin beranjak dari posisi duduknya.
"Lo disini aja, besok pagi gue anter lo balik dan gue bakal jelasin ke keluarga lo." Meika menggeleng dengan ucapan yang sama sekali tidak ada benarnya.
"Engga, aku harus pulang sekarang juga Arsen. Nanti Papahku marah," Arsenio menaikkan sebelah alisnya mendengar ucapan Meika.
Meika menatap wajah Arsenio yang seakan-akan bertanya apa maksut ucapannya barusan. Gadis itu sebisa mungkin menutupi raut wajah paniknya.
"Jelasin ke gue, kenapa lo bisa pingsan di sana? Lo gak sendiri kan?" Pertanyaan Arsenio mampu membuatnya bergeming. Tidak tahu harus menjelaskan cerita ini seperti apa.
"Itu gak penting. Emang salahku yang tiba-tiba pergi dari acara di kantor. Arsen, tolong antar aku pulang ya? Aku gak mau memperburuk keadaan," Mau tak mau akhirnya Arsenio mengalah. Lelaki itu mengajak Meika keluar dari rumahnya yang sepi karna anggota keluarga yang sudah tertidur di kamar masing-masing.
Meika masuk ke dalam mobil yang di kendarai Arsenio. Gadis itu memejamkan kedua matanya mencoba mencerna kenapa ini sampai terjadi. Ia harus ada dirumahnya sekarang juga, jika Papahnya melihat besok pagi ia tak ada dirumah, pasti pria itu akan memberikannya pelajaran.
Arsenio melirik Meika yang sedang melamun. Sebenarnya ia sangat penasaran kenapa Meika bisa pingsan di taman itu. Tetapi ia tidak boleh memaksa Meika untuk bercerita jika gadis itu tidak mau menceritakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEIKA [COMPLETED]
Teen Fiction[Di harapkan follow sebelum membaca] Kesempurnaan hanya milik sang pencipta. Tidak ada satupun orang di muka bumi ini yang bisa mencapai kata sempurna. Kesempurnaan, sering sekali kita di tuntut menjadi sempurna di mata orang lain padahal kita sendi...