BAGIAN 19

635 19 0
                                    

Jangan lupa Follow, Vote and Comen ❣️

Selamat membaca ❣️

----------

Kandra melempar bola basketnya ke dalam ring. Kemudian senyumnya merekah saat berhasil memasukkan bola itu kedalam sana. Kandra menghampiri Galen dan Arsenio yang juga sedang berlatih bersamanya.

Mereka bertiga memang ikut ekskul basket bersama. Saat ini mereka sedang latihan untuk ikut pertandingan bulan depan setelah olimpiade di sekolah di laksanakan.

Arsenio akui jika jadwalnya sangat padat. Banyak sekali kegiatan di sekolah yang memakan waktunya setiap hari. Tetapi ini adalah hal yang biasa untuk Arsenio, dari dulu ia selalu menghadapi ini semua dengan sepenuh hati. Jika ia banyak mengeluh, kapan semua selesai?

"Udah lama gak nge-bar," Celetuk Galen tiba-tiba sambil menyiram wajahnya menggunakan air dingin.

Kandra menimpuk kepala Galen dengan botol yang kosong. Membuat sang empu meringis memegangi kepalanya.

"Pikiran lo bar terus, katanya mau ngedapetin Salsa." Ucap Kandra yang teringat dengan Galen yang selalu membicarakan tentang gadis berjilbab di sekolahnya.

"Oh iya gue lupa, gak jadi deh." Galen terkekeh dengan ucapannya sendiri. Ia masih penasaran dengan Salsa, dari kemarin Galen mencari-cari keberadaan gadis itu tetapi tak juga di temui. Agaknya Salsa memang orang yang jarang keluar kelas.

Arsenio mengusap keringat di dahinya. Baju basket yang ia pakai pun sudah basah akibat keringat yang membasahinya. Dari pagi mereka sudah mulai berlatih sampai jam 12. Sebentar lagi bel istirahat akan berbunyi, Arsenio dan kedua temannya menunggu waktu itu tiba.

"Itu bukannya Salsa Gal?" Galen mengikuti arah yang Kandra tunjuk. Kedua mata lelaki itu memicing untuk memperjelas apakah benar yang sedang berjalan di pinggir lapangan adalah Salsa atau bukan.

Senyum Galen terbit, lelaki itu berlari menghampiri Salsa yang sedang berjalan bersama temannya.

"Hai Salsa," Galen berdiri di depan kedua gadis itu. Membuat keduanya langsung memberhentikan langkah.

Salsa yang namanya di sebut pun hanya bisa tersenyum tipis, tidak tahu siapa lelaki di depannya ini.

Galen yang melihat Salsa tersenyum pun hanya bisa menyembunyikan detakan jantungnya yang kencang. Melihat Salsa tersenyum sama seperti ia melihat bidadari cantik yang sedang tersenyum kepadanya.

"Eh bener kan namanya Salsa?" Salsa mengangguk saat mendapatkan pertanyaan dari Galen.

"Kalian mau kemana nih? Mau gue anterin?" Salsa dan Kesya menggeleng. Ya, gadis yang sedaritadi bersama Salsa adalah Kesya. Kesya memang satu-satunya orang yang mau berteman dengan Salsa.

"Sebelumnya terimakasih. Tapi saya lagi buru-buru mau kumpulin tugas ke kantor, saya permisi ya." Salsa berjalan melewati Galen dengan menarik pelan tangan Kesya yang memang mengetahui jika lelaki itu adalah teman Arsenio.

Galen memandangi punggung Salsa yang menjauh. Kemudian cowok itu kembali menghampiri kedua temannya yang masih duduk di bawah pohon.

Galen menatap Steffi yang sudah duduk di dekat Kandra. Kapan gadis itu datang?

"Ngapain lo disini?" Steffi melempar kulit kacang di wajah Galen.

"Terserah gue lah mau ada dimana!" Steffi melotot galak pada Galen yang sangat mengesalkan di matanya.

"Berhasil gak?" Tanya Kandra memastikan. Hal itu membuat Galen kembali tersenyum-senyum seorang diri.

"Ternyata Salsa cantik ya," Gumamnya tetapi masih bisa di dengar oleh ketiga temannya.

MEIKA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang