EXSTRA PART

1.2K 35 0
                                    

Heuhh

Helaan nafas keluar dari mulut seorang laki-laki tampan yang baru saja selesai mengerjakan skripsinya. Arsenio berjalan keluar dari kelas dengan wajah tanpa ekspresi sama sekali.

Waktu berjalan begitu cepat, hingga sekarang Arsenio sudah memasuki salah satu universitas ternama di kotanya. Lelaki itu memilih jurusan Psikologi, tidak ada alasan lain kenapa ia memilih jurusan ini padahal impiannya dulu adalah memilih jurusan Hukum sesuai dengan keinginan kedua orang tuanya sejak lama. Tetapi, semua berubah ketika gadis itu datang, Arsenio memutar balikkan impiannya yang dulu menjadi yang sekarang. Tidak ada rasa menyesal sedikitpun karna merubah jurusan yang dulunya ia inginkan. Baginya, jurusan Psikologi pun bisa Arsenio kuasai agar suatu saat dirinya bisa membantu orang-orang yang memang mempunyai riwayat yang sama seperti gadisnya dulu.

Ah, memikirkan itu membuat Arsenio kembali mengingat Meika. Bagaimana sekarang kabar gadis itu disana? Arsenio berharap semoga gadisnya selalu senantiasa berbahagia di alamnya. Arsenio sangat merindukan Meika, tidak mudah baginya untuk mencapai di titik yang sekarang setelah perjalanan panjang untuk ikhlas walau sebenarnya ia tidak benar-benar ikhlas.

Arsenio melihat dari arah jauh kedua sejoli yang sedang bercengkrama dengan hangat disana. Itu Galen dan Steffi. Ya, seiring berjalannya waktu kedua insan tersebut akhirnya memutuskan untuk menjalankan hubungan karna kedekatan mereka semakin hari semakin kuat. Steffi juga sudah terang-terangan jujur kepada Galen bahwa ia sudah menyimpan perasaannya sejak dulu tetapi disimpan rapih-rapih karna kejebak gengsi yang cukup besar. Tetapi lihatlah mereka berdua, setiap hari Arsenio bisa melihat Galen dan Steffi yang tak pernah berjauhan dan selalu berdekat-dekatan dimana pun mereka berdua berada. Ngomong-ngomong tentang Galen, Arsenio jadi teringat dengan gadis berjilbab yang sangat Galen sukai waktu jaman sekolah. Arsenio dengar bahwa sekarang Salsa sudah fokus kuliah di universitas yang berbeda dan juga sudah merelakan Galen bersama Steffi walaupun gadis itu pernah mengatakan kepada Galen bahwa ia juga sebenarnya pernah menyukai lelaki itu.

Arsenio tersentak kaget saat pundaknya tiba-tiba saja di tepuk oleh seseorang yang baru saja datang tanpa di pinta. Lelaki itu menatap datar seorang gadis di depannya, membuat sang empu tertawa kecil karna berhasil mengagetkan Arsenio.

"Eh, Arsen. Aku minta maaf ya, gak sengaja,"

"Sengaja deh, dikit." Ucapnya lalu terkekeh hingga membuat kedua matanya menyipit.

Arsenio tetap diam tanpa berminat membalas ucapan gadis ini. Ah, gadis ini selalu saja membututinya selama ia berada di universitas. Keiza Megantari, seorang gadis berperawakan pendek dan mungil dengan hidung yang mancung dan juga senyum lebar ciri khasnya. Arsenio tidak mengenal betul Keiza, tetapi gadis ini lah satu-satunya orang yang berani mendekatkan diri untuk berteman dengan Arsenio disaat orang lain gagal untuk mendekatinya. Ya, sejak kejadian itu, Arsenio kembali menjadi dirinya yang dulu. Menutup dirinya membuat ia nyaman dan tenang, lagipula sumber kebahagiaannya sudah hilang, dan tidak ada alasan lain untuk Arsenio membuka diri seperti saat bersama gadisnya dulu.

Keiza membuang nafasnya ketika melihat Arsenio kembali melamun. Gadis itu melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Arsenio.

"Hei, jangan bengong dong. Nanti kalau penghuni kampus ini masuk ke tubuh kamu gimana?" Tanya Keiza.

Arsenio berdecak kecil. Lelaki itu berniat untuk pergi meninggalkan Keiza yang berisik. Tetapi baru saja melangkah, tangannya di tahan oleh Keiza dan itu malah membuat Arsenio langsung berhenti tanpa melepaskan pegangan tangan Keiza.

"Kamu lupa? Katanya mau pergi ke makam," Mendengar ucapan dari Keiza langsung membuat Arsenio teringat akan janjinya. Iya, hari ini adalah tepat tiga tahun gadisnya pergi. Arsenio sudah berniat ingin mengunjungi rumah Meika yang baru, untung saja Keiza mengingatkannya.

MEIKA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang