enam

28 4 0
                                    

Malam harinya setelah mendengar kabar pernikahan Kirana, Javas melarikan diri ke club. Sungguh, ia tidak ingin mabuk dan menangisi nasibnya. Javas hanya ingin melihat perkembangan usaha haramnya ini lantaran sudah sebulan lebih tidak ia monitoring.

Baru akan masuk, Javas justru di bingungkan oleh seorang wanita keluar dari club dengan wajah yang di tutupi tangan. Sepertinya wanita itu menangis. Javas memandang wanita itu sampai menghilang di telan jarak. Kepala Javas geleng-geleng. Ia menilik arlojinya kemudian mencebik mencemooh. "Baru juga jam sebelas udah keluar aja dia. Mana sambil nangis-nangis. Dasar wanita!"

Ketika Javas akan kembali melangkahkan kakinya masuk ke club, sesuatu membuatnya berhenti. Seperti ada yang mengganjal di sepatunya. Saat di lihat, ternyata sebuah employee card. Javas mengernyit. Logonya sangat tidak asing di matanya.

Tentu saja tidak asing, karena itu milik perusahaan sang Ayah. JCI. Javas membaca pelan nama di employee card itu. "Tiur Olivia?" Nama yang aneh menurut Javas. Tiur? Kemudian Javas beralih melihat foto disana. Ia seperti pernah melihat wanita itu. Tapi dimana?

Javas menggelengkan kepala. Sudahlah, Javas terlalu pusing untuk memikirkan banyak hal. Dia menyimpan benda itu di saku celananya kemudian melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda.

**

Willy baru saja mengabari Javas bahwa info anggota keluarga Ratama yang Javas ingin sudah dikirim lewat email. Kebetulan pagi ini pekerjaannya tidak terlalu padat, Javas bisa lebih santai. Ia membuka file yang Willy kirimkan. Tadi Willy bilang, keluarga Ratama hanya tertinggal satu saja yaitu adiknya. Yah, itu cukup untuk Javas. Untuk dibunuh dan dijadikan sebagai balas dendam. Bukankah seorang adik sangat berharga untuk Ratama Prabu? Begitu pikir Javas.

Namanya— Tiur Olivia? Bukankah itu nama yang sama seperti di employee card yang tadi malam Javas temukan di pintu masuk clubnya?

Tiur Olivia, adik kandung Ratama Prabu. Berusia 26 tahun dan bekerja di Java Comerce Indonesia. Ini menarik. Sangat menarik bagi Javas. Ternyata, adik musuhnya bekerja di perusahaan ini.

Tanpa menunggu lama, Javas meminta Soya untuk mencarikan data riwayat hidup staf JCI bernama Tiur Olivia. Kali ini Javas menerbitkan senyum bahagianya setelah kemarin ia selalu menampilkan wajah garang lantaran masih belum bisa menerima takdir cintanya.

Tak lama, pintu ruang Javas di ketuk dari luar. Soya datang membawakan buku berkas identitas Tiur Olivia. "Ini Pak, berkasnya." Wanita itu meletakkan bawaannya di meja Javas yang segera Javas buka secara tidak sabaran.

Terlalu fokus pada berkas yang dibawa Soya, pria itu sampai belum menyadari bahwa Soya masih berdiri di ruangannya.

Yang Javas baca disana, adik Ratama sudah bekerja di JCI selama tiga tahun di divisi data analyst. Termasuk staf data analyst Junior yang sudah memiliki banyak pengalaman di bidang data dan mampu menganalisis data dengan baik.

Kali ini Javas beralih memandang foto Tiur. Sangat tidak menarik. Rambut panjang hitam dengan potongan lurus dan poni menyamping.

Javas mengangkat kepala dan terkejut melihat Soya yang ternyata masih berdiri di depan mejanya. "Kamu— ngapain masih disini?"

"Barangkali Bapak mau tanya-tanya soal Tiur, Pak."

"Memangnya kamu kenal dia?"

"Kenal lah, dia kan adik kelas saya dulu waktu SMA."

Javas terdiam. Agaknya keberadaan Soya bisa ia manfaatkan untuk mengulik lebih dalam sosok adik Ratama.

"Tapi sebelum Bapak mau tanya-tanya, Bapak harus jawab satu pertanyaan dari saya dulu."

Another TasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang