06.꧁Dia berhak hidup꧂

539 92 5
                                    

Hayy aku balik lagi nih siapa yang nungguin aku up coba komen!!

Kalo kalian bisa masuk kecerita aku kalian mau jadi apa nih.

Happy reading.

..

Suasa di ruang rumah sakit yang di tempati kara terasa panas, Dada nya begitu sesak mata nya terasa begitu panas.

Kara mulai meneteskan air mata nya."maaksud kamu apa ral"tanya kara memastikan.

Raldi menatap Kara sinis."gugurin anak kita"papar Raldi tanpa memedulikan perasaan istrinya yang hancur lebur.

Kara langsung menggeleng."An...nak?"kara tak percaya lalu meraba perutnya yang rata.

"Sebelum terlambat gue mau anak dari rahim lo musnah! dan gue gak mau nyakitin perasaan Alena"ujar cowok itu.

Air mata Kara sudah tidak bisa di bendung lagi."kamu gak mikirin perasaan aku gimana Ral"isak gadis itu dengan suara gemetar.

"Ayo kita pulang"desak Raldi lalu menarik paksa tubuh kara yang lemas untung dokter langsung datang.

"Mas itu temannya kenapa di tarik tarik dia belum stabil mas"tegus dokter itu kemudian tangannya meraih tangan kara dan menuntut nya ke ranjang.

"Dokter dia itu harus pulang dan dokter gak usah ikut campur"bentak Raldi lalu menatap kara yang menunduk.

"Iiiya dok saya udah enakan kok! Bisa pulang sekarang kan?".

Dokter cantik itu mengelus dadanya dirinya merasa ada janggal dengan mereka."ya sudah lah! Kamu boleh pulang jaga kesehatan dan jangan banyak beraktivitas terlalu lama".

꧁꧂

Sesampainya di rumah Raldi menarik kasar istrinya lalu menodongkan satu buah pil."TELEN CEPET"bentak raldi.

Kara menggeleng cepat."eengk enggak aku gak mau ral! Jangan bunuh anak kita Ral dia berhak hidup....".

"Gue gak perduli Ra gue gak mau dia lahir di dunia ini, Aku gak mau nyakitin perasaan Alena lo tau itu kan?".

Kara dengan kasar mengelap air matanya."kamu lebih mentingin Alena! Dari pada anak kita hah"bentak kara.

Tak ingin terjadi hal yang tidak di inginkan dengan dirinya dan calon anaknya kara lari dan kabur dari rumah."MAU KEMANA LO SIALAN"umpat Raldi lalu mengejar Kara yang sudah berada di sebrang jalan.

Banyak nya kendaraan menghambat pergerakan Raldi dan sialnya Raldi kehilangan kara."Anjing".

꧁꧂

Dengan derai air mata kara menaiki taksi lalu mengambil handphonenya di tas lalu mengetik sesuatu.

Aira

Online

Gue kerumah lo sekarang✓✓

Oke

Selang beberapa menit akhirnya kara sampai tempat tujuan beruntung nya suami nya tidak tahu alamat rumah Aira jadi dia merasa tenang untung sekarang.

Begitu pintu di buka, Kara langsung memeluk sahabatnya lalu menangis. Aira kaget lalu membalas pelukan Kara."Ra lo kenapa? Kok nangis?".

Kara mengendorkan pelukannya lalu menatap manik hitam milih Aira."gue bingung harus gimana ay......gue takut!"ucap Kara dengan gemetaran.

"Ceritanya di dalem aja ya"ajak Aira lalu menarik lengan kara untuk masuk.

Aira mengambil beberapa snak dan minuman di kulkas lalu membawa keruang tamu dimana kara berada.

"Ra mau cerita sekarang!"pintanya.

Kara mengambil oksigen di sekitarnya lalu membuangnya perlahan lalu memegang tangan Aira erat."ggguue......!".

"Kenapa ra?"ujar Aira sangat lembut.

"gue hamil dan Raldi mau gugurin anak kita Ay"setelah mengatakan itu Kara kembali menangis.

Aira sangat syok hamil? Gugurin?.

"Ra lo serius"tanya Aira memastikan.

"gue serius Ay! Gue harus gimana sekarang?".

Aira tak tahu harus mengatakan apa Jujur dirinya juga bingung harus menanggapi seperti apa.

Lamunan Aira buyar saat mendengar notifikasi dari handphone kara, dengan malas kara membuka nya dan ternyata itu dari Raldi suami nya.

Raldi
Online

Pulang lo!!
Gausah main kabur kaburan, pulang sekarang gugurin anak itu!!

Aku gak mau pulang!!

Pulang sekarang bodoh gugurin anak itu sebelum terlambat jangan sampai Alena tau gue gak mau nyakitin dia!

Kamu gak mikirin perasaan aku gimana?
Dia janin yang ada diperut aku dia berhak hidup Ral


Gue gak perduli Sherlock sekarang

Kalo kamu gak mau punya anak dari aku kenapa kamu
Ngelakuin itu ke aku ral?

Itu karena lo yang mancing gue bangsatt

Aku gak pernah mancing kamu tapi kamu sendiri yang..!

Pulang sekarang awas kalo gue udah nemuin elo!!

Kara tak lagi membalas ia memilih mematikan handphone.
"Aku gak mau pulang Ay! Aku mau disini boleh kan?"mohon gadis itu.

Aira mengangguk sebagai jawaban lalu mereka berpelukan bersama

...

Raldi membanting ponsel nya karena kesal untung saja tidak rusak. Raldi mencoba menetralkan emosi nya kemudian mengambil handphone nya yang ada di lantai.

"Alena?".

Tipis tipis aja ya say.

Jangan panggil aku tor

Panggil aku mbkdin aja biar lebih akrab oke

Limerence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang