41.Hilang

255 25 3
                                    


Halo para kesayangan ku hari ini aku up lagi nih.
Seberapa kalian penasaran sama cerita limrence

10%

30%

50%

Siapkan hati mental dan pikiran kalian selamat membaca.

....

Kini mereka bertiga sedang membelah jalanan yang sepi dengan perasaan yang tidak karuan Raldi melajukan mobilnya kencang sehingga mengangu beberapa pengendara lainnya."Ral, turunin kecepatannya bahaya" celetuk Gerlan lalu melirik Aira yang hanya diam dan menunduk.

"RALDI!" Raldi tidak menanggapi nya, namun sepertinya nasib sial menimpa mereka kali ini. Raldi kehilangan kendali hingga menabrak pohon besar di pinggir jalan untungnya mereka tidak terluka

Aira merintih kesakitan saat kepala nya terbentur keras."Awss" Gerlan menoleh."Ra lo gak papa kan?" tanya nya panik lalu menatap tajam kearah Raldi.

"Lo benar-benar gila. Lihat harusnya gue yang tadi bawa mobil" papar cowok itu.

Samar-samar pandangan buram Raldi menyegarkan rambutnya ke belakang lalu memukul stir lantaran kesal.

"Gue khawatir Ger, Kara baik-baik aja kan"

"Gue gak bisa pastiin kita tukeran posisi biar gue aja" final nya.

.......

Raldi tak sabaran langsung mendobrak pintu utama padahal tidak di kunci melihat itu Aira menghela nafas pelan."RA LO DI MANA" teriak Raldi.

Lalu berlarian mencari kara di seisi apartemen namun hasilnya nihil."Lo dimana sih Ra?" panik? Jelas panik.

Aira juga tak kalah panik ia mencoba menelpon sahabat nya itu namun handphone mati."Gimana Ral?" tanya Gerlan saat Raldi kembali di ruang tamu. Raldi menggeleng."Ger, kira-kira dia kemana."

Gerlan tidak menjawab diri nya juga tidak tahu."Aira lo kan sahabatnya lo tau tempat yang biasa kara kunjungi"

Gadis itu berfikir sejenak."Tau dia biasanya ke Rumah pohon samping sekolah kita" mendengar itu Raldi meraih kunci motor di meja , paham apa yang akan di lakukan Raldi. Gerlan menepuk pundak nya."Dia gak mungkin ada di sana"

Raldi membalikkan badannya lalu menatap Gerlan tajam."Ini udah malem lagian kan Kara mau ke pesta Vana. Gak mungkin berubah pikiran ke sana" terang nya.

"Tapi Ger!"

"Gak Raldi, lo gak boleh pergi kesana" pinta nya.

Raldi menyergit."Siapa tahu di ada di sana" ucap Raldi emosi tangan nya terkepal pasalnya Gerlan selalu menghalangi nya untuk pergi.

"Minggir"

"Ga-"

Bugh

Pukulan mendarat di rahang bawah Gerlan."Gak usah halangin gue" tanpa rasa bersalah Raldi meninggal Gerlan. Melihat itu Aira tidak tahu harus berbuat apa.

Limerence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang