18.꧁Malaikat penolong꧂

354 61 2
                                    

Hai aku minta tolong sama kalian vote dulu dong please.....
Siapkan mental kalian part ini bakal buat kalian emosi hehe

...

Ah! Lama banget sih lo, Cepetan deh" cibir Yura yang merasa kesal saat melihat kara hanya diam dan menunduk.

Kara menghirup oksigen sebanyak-banyaknya."Gue bakal buktiin kalo gue gak hamil, Emang apa salahnya sih pake hoodie ataupun outer setiap hari. Lagian itu baju bukan punya lo jadi gak seharusnya lo ngatur ngatur gue dan fitnah gue" ucap kara panjang lebar, Lalu kaki jenjangnya melangkah akan memasuki toilet namun tangan nya di tahan.

"Ra?" desis Aira pelan.

Kara memberi isyarat seolah dirinya akan baik baik saja.

Dengan gemetar kara memasuki toilet tespek yang sedari tadi kara bawa dibuka dan mencobanya.

"Woy? Lama banget sih lo pasti hasilnya positif ye kan" teriak Grazel dari luar.

"Grazel! Diam kamu" sentak buk kaifa."kita tunggu saja dia" lanjut nya.

Hampir lima menit didalam dengan percaya diri kara membuka pintu toilet , Dari luar mereka langsung menatap kara tajam seolah ingin mendapat penjelasan.

"Mana kara? Sini ibu lihat" ucap buk kaifa lalu mengambil alih tespek yang berada di tangan kara.

Buk kaifa tersenyum, para murid yang melihat nya semakin penasaran."Sudah terbukti bahwa kara tidak hamil, Hasilnya negatif. Yura,Grazel dan lainnya silahkan minta maaf kepada kara"

"Gak buk! Pasti kara bohong. Eh lo ngaku aja deh lo" sentak yura.

"Heh! Mulut rombeng kuping lo budek apa gimana jelas jelas ada buktinya" seloroh Aira lalu merangkul sahabatnya itu.

"Apa lo bilang? Hah"

"Kenapa lo gak terima?" lontar Aira, menatap yura remeh.

"Udah udah! Semuanya bubar" para murid pun bubar kecuali yura, Aira, kara, dan Grazel.

"Ngapain Lo liat liat?" sentak Kara.

"Lo sadar gak sih Ra, Lo itu sampah"

"Aduh yur, Sampah mah masih berharga kali, kalo dia mah cuma butiran debu yang cuma numpang disini" sanggah Grazel.

Kara yang mendengar itu tidak terima sontak kara , mendorong Grazel tetapi meleset yang justru kara dorong sampai kebentur tembok ialah Alena yang baru saja datang bersama Raldi.

Duhkk

"Awwwws" ringis Alena, kepalanya berdenyut nyeri.

"Lena" teriak mereka secara bersamaan.

"Maaf len! Gue gak sengaja lo gk pp kan" desak kara , lalu menjongkok ingin membantu Alena berdiri namun Raldi segera menepis nya dengan kasar.

"Gak usah sok baik lo! Lo pasti sengaja kan dorong dia dasar antagonis" sentak nya lalu mendorong bahu Kara dengan keras hingga kara menghantam tembok

"Raldi! Lo kok kasar gitu sih, Dia itu is-"

"Cukup" teriak cowo yang baru saja datang.

"Lo gak usah kasar sama cewe bisa?"

"Gak usah sok jadi pahlawan deh! Murid baru gak usah sok jagoan" bentak Raldi menatap Arhan dengan permusuhan.

Saat Raldi hendak melayangkan satu pukulan Alena memanggil nya." Udah sayang udah kepala aku sakit" rintih nya.

Raldi pun menoleh." Maaf sayang, Ayok kita ke uks. Yur, Zel tolong beliin makanan sama minuman ya"

Setelah kepergian mereka tubuh kara merosot kelantai, lalu tangannya mengusap perutnya yang terasa sedikit sakit.

"Ra"

"Gue cape! Ay gue cape" kekehnya.

Aira langsung memeluk tubuh rapuh kara."Lo pasti kuat gue yakin itu ra"

"Ekhem" dehem Arhan pelan yang merasa tak dianggap.

"Eh! Sorry han. Btw makasih ya" tutur kara.

"Ra! Lo kenal sama dia?" tanya Aira.

"Sebelumnya kenalin ini Aira, Arhan dan Aira, ini Arhan temen gue"

"Temen?"

"Iya, dia baik banget sama aku Ay. Dia sahabat gue setelah lo"

Aira nampak terdiam, "Sejak kapan Kara mempunyai sahabat cowo" batinnya.

Arhan mendekati kara lalu berbisik."Ra cantik juga ya Aira"

Kara menoleh lalu menjawab pertanyaan Arhan."Sahabat siapa dulu" tawa nya.

"Gue gak di anggep nih? Huh mentang mentang punya sahabat baru" sindir Aira hendak pergi namun tangan nya ditahan oleh Arhan.

Arhan melentangkan kedua tangan nya lalu merangkul Kara dan Aira seraya bergumam."Mulai sekarang kalian jadi tanggung jawab gue"

꧁꧂

"Sumpah gue kesel banget sama tuh norak!" ketus Yura.

"Norak? Siapa yur" tanya Gerlan penasaran. Ya mereka kini sedang berada di uks menemani Alena.

"Ya kara lah, Siapa lagi" celetuk grazel.

"Ya ampun kirain siapa, Lagian kara punya masalah apa sih sama kalian kayaknya benci banget deh sama dia" seru rael.

"Lo bukannya suka ya sama si Norak?" tanya Grazel.

"Ya itu sih dulu, Sekarang mah ogah kali"

"Kalian bisa diem gak sih pala gue pusing, Woy babu pijitin gue cepetan" beber Alena menunjuk kedua temannya.

"Dih! Enak aja lo"

"Gue traktir deh nanti"

"Wah kalau itu sih bisa di bicarakan mana yang sakit len" ucap Grazel mendekati Alena.

"Dasar mata duitan" sindir Raldi.

"Kulkas 10000 juta pintu diem deh" celetuk Yura.

꧁꧂

Malam pun tiba kara meras bosan sekali dirumah lagi pula raldi juga entah pergi kemana, dikamar kara mengambil tas nya dan mengambil dompet.

"Yah! Cuma ada 20.000 buat beli makanan di Alfamart pasti gak cukup, hmm tapi gak pp deh sekalian jalan-jalan ya kan" gumamnya.

Kara beranjak dan mengganti pakaiannya dengan rok selutut serta Hoodie berwarna cream.

Kara melihat sekeliling saat hendak menyeberang, saat hendak melangkah kara di kejutkan dengan Grazel dan yura yang berlarian dan memanggilnya.

"Kenapa? tanya kara dingin saat berhadapan dengan mereka.

"Ra, kita mau minta maaf sama lo soal pas waktu di sekolah pagi tadi sumpah ra kita nyesel banget" ucap yura lalu menyenggol lengan Grazel.

"Iya ra maafin kita ya ra" Kara yang melihat itu bodo amat lalu kembali melangkah.

"Ra gue punya kejutan buat lo ya bisa di bilang sebagai tanda maaf dari kami lo mau ya ra please" mohon yura.

Kara berbalik lalu menatap mereka seolah ingin mendapat penjelasan."Datang ke club fergy, Di sana juga ada Arhan yang lagi nungguin lo ra"

"Arhan?"

"Iya ra dateng ya waktu kita nyiapin kejutan buat lo kita gak sengaja lihat Arhan liatin foto lo"

"Oke gue bakal kesana"

..

Limerence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang