001

2.1K 141 27
                                    

Selamat bergabung di dunia yang tak nyata namun bisa kita rasakan bersama. Sudah siap mengikuti kisah perjalanan hidup kara?

Yang mau plagiat menjauh dari sini.

...

"Dipaksa kuat oleh keadaan itu menyakitkan"

Limrence dalam arti tentang keadaan tergila-gila atau terobsesi dengan orang lain, yang terjadi secara tidak sadar dan ditandai dengan keinginan kuat, untuk membalas perasaan seseorang.
....

Dengan dress panjang berwarna putih serta hiasan Mutiara yang melekat sempurna pada gaun itu. Kini Rengkara berjalan menunduk dengan di dampingi sahabatnya Aira."Lo siap kan ra" ujar aira seraya mengeratkan genggamannya ke lengan Rengkara. Pandangannya teralih saat Raldi-calon suaminya-menatap tak suka kearahnya.

Melihat anaknya diam ditempat. Asna melirik anaknya dengan tajam seolah mengisyaratkan untuk menghampiri Raldi karena akad akan segera di mulai.

Rengkara duduk di samping Raldi yang kini menatapnya kesal sungguh dirinya tak pernah menduga akan menikah di usia nya yang baru saja menginjak 18 tahun dan parahnya Raldi sudah mempunyai kekasih.

"Baiklah bagaimna nak Raldi apa sudah siap"tanya pak penghulu dan menjabat tangan nya yang langsung di terima oleh Raldi.

"Bismillahirrahmanirrahim saya nikah kan engkau dengan Rengkara Zaqueela bin Dirga dengan uang 100 juta serta 1 rumah unit mewah dan seperangkat alat sholat dibayar tunai".

Raldi mengambil nafasnya panjang lalu membuang nya perlahan dan mulai melantunkan kalimat sakral itu.

"Saya Terima nikahnya Rengkara Zaqueela bin Dirga dengan mahar tersebut di bayar tunai".

"Bagaimana para saksi!?"

"Sahh" ucap mereka bersamaan.

Mendengar hal itu Rengkara masih tak menyangka sekarang dirinya menjadi istri seorang most Wanted di sekolah nya rasa sedih bahagia menjadi satu.

Perlahan Rengkara menatap Raldi ragu ragu yang dilihat Rengkara hanya lah tatapan kebencian dari Raldi dengan kasar Raldi menarik tangan Rengkara dan memasang cicin pernikahan nya.

....

Setelah melewati acara yang cukup melelahkan kini Rengkara dan Raldi berada di satu kamar suasa canggung mulai menyelimuti.

"Rrall-di" panggil Kara pelan yang masih berdiri di ujung pintu sedangkan Radli dirinya sudah berbaring di kasur king size nya.

"Kenapa?"

"Inget ya ra pernikahan kita nggak boleh sampai bocor,dan lo ga usah deket deket gue nanti Alena cemburu!.Paham kan elo" ujar Raldi lalu melangkah kan pergi dari sana.

"Lo mau kemana?"

"Bukan urusan lo!,minggir gak usah ngelarang gue" bentak cowok itu melepaskan tangannya nya yang di pengang gadis itu.

Rengkara tidak kaget sudah biasanya dia di perlakukan seperti ini bahkan ayah nya tak segan-segan membentak dan melukainya."ttapi ral gue ini istri lo"

Raldi terkekeh pelan."Istri?... ngimpi lo gue gak sudi punya istri kayak lo dan ingat calon istri gue cuma Alena dan lo bukan siapa siapa gue"

"Tapi kita udah menikah ral"

"Gue nikahin lo karena terpaksa karena keluarga lo gak bisa ngebayar utang ke dady gue!.Lo lupa hah" lontar cowok itu lalu pergi tak lupa ia menutup pintu kamar dengan keras itu membuat kara kaget.

"Sakit banget ya jadi gue" batin kara lalu tersenyum terpaksa.

♡♡♡

Pagi hari Rengkara pergi ke sekolah tanpa menunggu Raldi alasannya karena cowok itu tidak mau ada yang kalau mereka tinggal satu rumah.

Dilorong sekolah Rengkara berpapasan dengan Gerlan teman dekat Raldi.

"Mau kemana lo" sapa Gerlan.

"Emm ini kak mau ke perpus ngembaliin buku Kakak sendiri mau kemana?"

"Gue juga mau ke perpus sekalian nyamperin Raldi"

"Rall-di" ujar kara meyakinkan.

"Iya kenapa kan Raldi suami lo!?.Btw mau bareng" tawar cowok itu seraya mengedipkan matanya.

"Emm bboleh ayok"

Sesampainya di perpus Rengkara tak sengaja melihat Raldi serta Alena yang terlihat mesra.

"Len hari ini lo cantik banget gue tambah suka deh" puji cowok itu.

"Oh ya, berarti kemarin kemarin gue gak cantik gitu" ujar gadis itu kesal.

"Gak gitu maksudnya sayang....nanti malem mau jalan bareng gak" tawar Raldi lalu mengusap pipi tirus Alena.

"Pasti mau dong"

Melihat mereka yang begitu mesra dan harmonis Rengkara tak sadar air matanya mulai menetes Gerlan yang melihat itu menepuk pelan bahu Kara pelan."yang sabar ya ra"ujar Gerlan yang kini mengerti perasaan istri sahabatnya itu

"Emm enggak kok ini cuma kelilipan debu pas ngambil buku"elak nya.

"Oh makanya hati hati ya gue kelas dulu ya"ucap Gerlan lalu meninggalkan Kara yang masih diam tak berkutik.

....

Di bawah teriknya matahari kini kelas 11 Ipa sedang melakukan ekstrakurikuler volly diantara nya ada Rengkara, Aira, Alena,Yura dan masih banyak lagi.

"Kara lempar ke gue" teriak Aira, Karena terlalu bersemangat Bola volly meleset dan mengenai kepala Alena.

Dukh

Karena lemparan terlalu kuat Alena tak kuat dan pingsan di tempat.

"AL" teriak yura lalu menghampiri Rengkara yang kini sedang menggoyang kan tangan Alena berharap gadis sadar.

Melihat kekasihnya pingsan Raldi panik dan menghampiri gadis nya itu."SIAPA YANG UDAH NYEBABIN ALENA PINGSAN?" sentak Raldi lalu menatap para temannya satu persatu.

"KARA!"

Plakk

Yura menampar pipi kara dengan kuat hingga terdengar bunyi nyaring.

"Woy lo apa-apan sih!"bentak Aira tak terima sahabatnya di perlakukan seperti itu.

"Diam lo" cangkam yura menunjuk Aira. Lalu beralih menatap Rengkara."Lo pasti sengaja kan"

"guue gak sengaja"

"Alah udah salah ngeles lagi! Ingat ya kalo Alena kenapa napa"ujar yura pelan lalu pergi menyusul Raldi ke uks.

"Ra elo gak papa kan?"

"Its okey Ay"

Aira menarik tangan Kara untuk meneduh."gue gak tau gimana rasanya jadi elo Ra pasti sakit ya....Udah punya suami eh tapi suaminya malah kayak gitu"ucap gadis itu lalu menatap kara yang sedang terdiam.

Aira salah fokus saat melihat guratan merah di pipi kara jujur Aira baru saja melihat nya."Ya ampun ra. Pipi lo kenapa jang-"

"Oh ini. Ini cuma, oh tadi gak sengaja kebentur meja waktu ngambil pena" sangga Kara cepat lalu berdiri."Gue haus ke kantin yok"

"Yakin gak papa ra. Mulut emang bisa bohong tapi mata enggak ra" gumam Aira yang masih bisa di dengan oleh kara.

Kara tersenyum tipis."Gue rasa lo tau jawabannya dan jangan bahas itu lagi nya!"

"Gue cuma gak mau lo kenapa kenapa ra dan jangan pernah sungkan ya sama gue" gadis itu lalu bangkit dan berjalan menjajarkan posisinya dengan kara.

Saat di lorong."Ra gue ke toilet bentar ya lo duluan aja gak papa kan" pamit nya.

"Eh iya gak papa kok jangan lama-lama ya"

...

Limerence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang