Kara mendelik kesal saat merasakan sakit yang amat dahsyat, bahkan seprai pun lusuh akibat cekalnya."Ah gila sakit banget, kenapa harus sekarang sih" lontar nya.
Kara terus meremas perutnya bagian bawah nya mens hari pertama sangat menyiksa bukan. Hari ini kara pulang lebih awla saat merasakan sesuatu keluar dari kemaluan nya dan dugaannya benar.
Di sekolah Raldi mondar-mandir tidak jelas mencari seseorang bukan Alena melainkan Kara!
"Tuh cewek sialan kemana sih?" batinnya.
"Lo kenapa Ral?" tanya Gerlan yang tidak sengaja berpapasan dengan Gerlan.
Raldi menghentakkan kakinya kesal."Bukan urusan lo"
"Tumben lo gak sama Alena, gue lihat tadi tuh cewek lagi nangis-nangis di bawah pohon sama Grazel. Lo gak khawatir?" Gerlan tersenyum kecut , menyebalkan bukannya menjawab Raldi pergi begitu saja.
....
"Vana lo liat kara gak!" tanya Aira seraya menyipitkan matanya karena silau, ya mereka sedang berada di bawah terik matahari.
Vana menatap Aira tak suka."Gak sih mungkin di kelas kenapa lo nanyain dia terus" jawab nya ketus.
Aira dapat melihat bahwa Vana sangat jelas tidak menyukai kara kenapa? Menurut kara sangat baik.
"Istirahat dulu Va. Gue capek ini juga undangan tinggal sedikit kok" ujar Aira lesu.
Mereka menepi di salah satu bangku."Lo udah kenal lama ya Ra sama Kara?"
Aira mengangguk sebagai balasan."Hai" sapa Rael yang baru saja datang.
"Hai lo Rael kan!"
Rael tersenyum ternyata dia tahu namanya, pandangan Rael tertuju saat melihat beberapa lembar kertas di tangan mereka."Itu apa"
"Oh ini, astaga gue lupa. Nih jangan lupa dateng ya El" ucap vana sembari menyerahkan satu lembar undangan.
Rael dengan senang hati menerima nya."pasti gue bakal bawa kado spesial buat lo va,"
Vana melirik ke samping dia sampai lupa di sampingnya masih ada Aira."Ra lo kok diem aja . Gue sampe lo di sini ada lo sorry ya" Vana merasa tidak enak.
"Iya gak papa kok lanjatin aja gue ke kelas dulu ya Va"
Tidak terasa jam sudah menunjukkan 2 siang Raldi memarkirkan montor nya lalu masuk kedalam rumah.
"Awas aja kalo tuh anak gak ada di rumah" cercaannya seraya membuka knop pintu kamar.
Raldi mendelik menghampiri kara yang sedang tertidur di kasur namun kepalanya di bawah."Lo kenapa"
Kara membuka matanya spontan."Ih lo , kenapa bangunin gue padahal tadi sakit nya udah gak kerasa. Gara lo bangunin sakit lagi kan" bentak kara.
Loh apa salah nya , Raldi hanya khawatir saja. Harusnya di yang marah ini kenapa kara yang jadi marah, sial."Sakit banget gilaaaa" rengek kara.
Raldi mendekat."Apa nya yang sakit Ra" ujarnya hati-hati.
Gadis itu tak menjawab jemari nya terangkat menunjuk bagian bawahnya. Raldi melotot."Lo habis ngapain" pikiran nya sudah kemana-mana.
"jangan-jangan lo abis nganu-nganu sama timun ya"
"GUE MENS RALDI" teriak kara akhirnya kesabaran habis bisakah laki-laki itu tidak membuat marah.
Raldi bernafas lega."Ya elah kirain apa an lebay lo"
Kesabaran kara benar-benar di uji dia mengambil bantal dan memukul Raldi tanpa ampun."Eh lo apa an sih. Sakit bego" rintih nya seraya menghindari pukulan maut kara.
"Rasain, awas lo kalo bilang lebay lagi. Lo gak tau ya rasanya tuh kaya di tusuk,remes, di injak-injak. Ah sakit banget Raldi" kara kembali meremas perut nya sedangkan Raldi tidak tahu berbuat apa.
"Ih dasar gak peka" ujar kara lagi.
Raldi tersenyum."Sini mana yang sakit, " Raldi mendekat.
"Perut bawah" jawab gadis itu lesu.Raldi menyibak kaos kara."Jangan macem-macem lo" sinis kara .
Dengan telaten Raldi mengusap perut kara hingga gadis itu tertidur pulas. Mata Raldi tertuju pada sebuah jam dinding .'Udah jam empat aja" saat hendak pergi tangan kara menahan tubuh Raldi bahkan memeluknya."Jangan pergi sini aja" Raldi menatap sekilas wajah kara."Cantik tapi ngeselin"
....
Kara terbangun."Awas tangan lo Ral berat, ini juga ngapain sih meluk gue" dumel gadis itu tak tahukah dia yang memeluk duluan.
Raldi menggeliat lalu membuka matanya perlahan."Udah bangun, masih sakit?"
"Maksudnya"
"RAL IH UDAH JAM 6 , lo kenap gak bangunin gue dari tadi sih malah ikut tidur" ucap kara sedikit meninggikan suaranya.
"Emang kenapa sih sayang"
Sayang? Kara tidak salah dengar kan.
"Mau kemana" tanya Raldi sekali lagi.
Kara tidak menjawab membuka lemari lalu memilih beberapa baju yang menurut ya pas."Ih yang mana ya." Kara mendapat ide lalu menatap Raldi yang ternyata juga menatap nya penuh tanda tanya." Menurut lo bagua yang mana ? Yang ini warna biru bagus gak?"
"Itu terlalu seksi gue gak suka paha lo pasti keliatan nanti" Raldi sedikit kesal yang boleh melihat lekuk tubuh kara hanya Raldi, RALDI!
Kara termenung sejenak benar juga kata nya."Kalo yang warna pink ini gimana" ujar nya seraya mengambil dress di lemari.
"Cantik sih tapi lo kelihatan bocil banget"
Kara menghentakkan kakinya kesal menurut bagus."Ini" kara menyodorkan dress maroon. Raldi mengusap wajahnya, bisakah gadis itu memilih baju yang sedikit benar.
"Gak, astaga lo ya" Raldi bangkit menghampiri kara lalu memeluk dari belakang saat Kara kembali memilih baju.
Deg, kenapa kara jadi deg-degan seperti ini hanya di peluk oleh Raldi."Yang ini bangus" mata nya berbinar dress berwarna putih serta beberapa manik-manik mutiara di bagian dada sangat cantik jika di pakai menurut Raldi
"Lo pake ini aja" kara masih diam mematung jantung nya tidak aman saat ini.
"Ya ini bagus kok gue suka"
Setelah selesai memakai dress nya kara beralih duduk di meja rias memakai sedikit cream dan mengoles bibirnya dengan liptin.
Raldi tertegun benarkan ini istri nya sungguh cantik rambut yang di biar kan di gerai serta wajah nya yang putih alami namun di hati Raldi masih sama Alena, gadis yang sangat di cintai nya dan juga gadis yang memberikan luka paling dalam sial nya Raldi masih mencintai nya.
"Astaga Raldi lo kenapa liatin gue kaya gitu kenapa?"
Raldi maju dan menatap lekat wajah kara."Hapus"
"Hah!"
"Hapus gue gak suka bibir Lo kemerahan" menyebabkan memang menurut kara tidak merah karena dia memakai liptin berwarna pink muda.
"Gak mau"
"Ck, Atau mau gue hapus pake bibir gue" ancam Raldi.
Kara menatap Raldi tajam."Dasar mesum, iya gue hapus"
"Berangkat bareng gue" Kara menggeleng kan kepalanya.
"Gak gue berangkat bareng Aira, nanti juga kesini kok dia lo berangkat sama temen-temen lo aja"
Bukannya kara tidak mau hanya saja ia belum siap jika semua orang tahu bahwa kara telah menikah terutama Alena.
jumat 10 November 2023
Gimana part kali ini
Suka kara-Raldi yang sekarang apa yang dulu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence
Teen Fiction18+ Terdapat kata-kata kasar, Adegan kekerasan. _Story by dianalusintia_ Warming No plagiat 👍 Follow dulu sebelum baca! "Gugurin anak sialan itu!" "Gak gue gak mau! Dia berhak hidup" ..... "Lo itu gak berhak bahagia" "Gue sal...