GIMANA NIH KALIAN SEMUA KABAR NYA? SEMOGA BAIK YA
HUH AKHIRNYA SEKIAN LAMANYA AKU BISA UPDATE LAGI WKWK
ADA YANG NUNGGUIN CERITA INI UP GAK.
THANKS FOR 4K READERS
SEMOGA KEDEPANNYA BISA TEMBUS 10K AMIN BANTU CERITA INI BERKEMBANG YA SAYANG.ADA YANG KANGEN KARA ATAU AUTHOR?
Warning part ini mengandung bawang
Di bawah rintikan air hujan dengan perasaan yang Berkecamuk Kara mencoba menepis bayangan Raldi yang terus melukai nya. Tangan Kara terkepal ingatan nya ber putar pada kejadian sebelumnya di mana Raldi menyiksa nya.
"Dasar wanita gak berguna, nyusahin, pembawa sial, perebutan kebahagiaan orang lain. Dan lo, itu pantesnya mati" bentak Raldi lalu mengusap wajahnya gusar.Kara menggeleng."Cukup! Ral, cukup lo.. Sakitin gue, gue gak tau salah gue di mana tapi lo selalu nindas gue..... Bukan cuma lo yang sakit tapi gue juga. Lo sar gak sih sikap lo udah nyakitin batin dan fisik gue" ungkap Kara.
Raldi tertawa hambar."Maksud lo ini semua salah gue hah!" hardiknya.
"Gue gak nyalahin lo ini semua udah takdir" balas kara lirih.
"Gue ini udah sangat menderita Ral... Ibu ayah udah gak ada, Aira juga dan sekarang Lo! Lo cuma satu satunya orang yang gue punya. Gue cape... Sekarang gue tanya sama lo! Kenapa lo dateng marah marah kaya gini hah? Dimana salah gue" Raldi menatap kara nanar lalu mencekal tangan kara."Lo masih nanya salah lo dimana hmm? Lo kan yang ngunciin Alena di gudang sekolah sampai dia ketakutan hah" bentak Raldi.
Kara menatap Raldi tak percaya bagaimana bisa dia mengunci Alena di dalam gudang sedangkan gudang itu di kunci oleh satpam. " Gue gak mungkin ngelakuin itu asal lo tau yang punya kunci cuma pak satpam!"
"Alena gak mungkin bohong dia bilang lo nyiksa dia dan lihat!" Raldi menodongkan ponsel di depan Kara dan benar saja terdapat foto Alena yang sedang meringkuk dan terdapat banyak lebam di wajahnya.
"Sekarang lo tanggung jawab minta maaf sama dia!" Raldi mendorong tubuh Kara hingga tersukur di lantai .
"Gue gak bakal minta maaf sama dia.... Karena gue. Gak salah"
Lamunan Kara terbuyar saat mobil tepat berhenti di depannya. Terlihat seorang pria dengan menggunakan payung menghampirinya nya lalu memeluk Kara dengan erat.
"Gue udah tau semuanya" kata cowok itu, Kara mendongakan kepalanya."Arhan" gumamnya.
Dengan segera Kara mendorong Arhan hingga terjatuh."Lepas jauhin gue" ujar Kara dengan gemetar.
Arhan kaget dengan perlakuan Kara namun sekarang Arhan tidak mempermasalahkan itu yang terpenting sekarang Arhan bertemu dengan Kara.
Saat Kara hendak pergi, Arhan langsung mencekal tangan kara."Udah Ra, Gue udah tau semuanya. Gue tau teryata lo adalah adik tiri gue" ucap Arhan.
Runtuh sudah pertahanan Kara, Kara langsung memeluk Arhan lalu menangis. Arhan membalas pelukan kara."Kakak" ujar Kara di sela tangisannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence
Teen Fiction18+ Terdapat kata-kata kasar, Adegan kekerasan. _Story by dianalusintia_ Warming No plagiat 👍 Follow dulu sebelum baca! "Gugurin anak sialan itu!" "Gak gue gak mau! Dia berhak hidup" ..... "Lo itu gak berhak bahagia" "Gue sal...