27.Tired

349 61 18
                                    

Hai kesyangan bunlov apa kabar baik kan
Maaf ya agak telat up sibuk soalnya hehe.

Buat kamu! Iya kamu? Yang gak follow akun ini....... Follow dong please maksaaa

Happy reading

°°°°°

"Janin yang ada di perut mu itu, Sangat lemah apa kamu tidak pernah makan makanan yang mengandung banyak vitamin dan sejenisnya" tanya dokter Afni heran.

Kara diam membisu pandangan teralih ke perut nya yang membuncit."Dok apa detak jantungnya normal"

"Hmm! Begini kara detak jantung nya sangat lemah kehamilan di usia remaja itu sangat beresiko contohnya saat ini, Dimana suami mu itu saya lihat dia tidak pernah menemani mu saat cek kandungan"

Kara tersenyum hambar."Dia sibuk dok!" bohong nya.

"Ya sudah lah kalau begitu ini vitamin kamu minum dua kali sehari dan banyak makan buah ya" ucap nya lalu menyodorkan satu plastik berisi obat dan vitamin.

"Iya! Terimakasih ya dok"

Kara keluar dari ruangan saat di lorong kara tak sengaja menambrak seseorang."Aws" rintih kara saat perut nya tiba tiba sakit.

Gerlan memasukan handphone ke saku nya lalu menatap orang yang baru saja ia tabrak."kara?"

Kara mendongakkan kepalanya dan ber gegas untuk pergi namun tangannya di tahan.

"Lepas kak"

"Raldi mana?"

Kara masih terdiam, Gerlan menatap satu kantong plastik dan menatap kara penuh tanda tanya."Lo sakit?"

Kara menggeleng."Aku gak papa"

"Gue anter pulang boleh?"

"Gak makasih! Kara bisa pulang sendiri kak" setelah kepergian kara Gerlan tertawa hambar."Lo kuat banget ya ra?"

....

Kara membuka pintu rumah perlahan dan menatap sekeliling."Dari mana lo" suara serak dan berat itu terdengar tidak asing bagi kara.

Kara membalikan badannya dan tampak terkejut penampilan Raldi yang berantakan dan bau alkohol yang sangat menyengat, Tunggu Raldi mabuk?.

"Kalo di tanya itu jawab bukan diem aja" sentak raldi seraya mengusap kasar pipi kara, dengan segera kara menepis nya dan mundur beberapa langkah jujur kara takut.

"Ral? Lo mabuk ya"

"Menurut lo" ucap Raldi dengan sedikit tertawa dan terus mendekati kara.

"Rall! Please mundur. Ral gue takut please jangan kasarin gue, Gue takut" ujar kara memohon.

Seolah tuli Raldi tak menghiraukan nya."Lo itu pembawa sial, Seandainya lo gak ada di dunia ini......pasti hidup gue gak kaya gini. Lo udah nge hancurin masa depan gue sama Alena! Gue benci lo" gumam Raldi lalu mengambil pisau lipat di saku nya.

Kara semakin terisak."Lo mau ngapain Ral. Please gue mohon sama lo jauhin pisau itu gue takut Ral" desak kara.

.Raldi terkekeh pelan."Akan lebih bagus kalau pisau ini menancap dalem di perut lo itu kara!" papar Raldi dengan senang hati Raldi, terus mendekati kara yang sudah terpojok di dinding kamar.

Limerence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang