Hay hari ini aku up lagi nih!
Ada yang nungguin cerita ini up gak....
"Dari mana?"suara dingin itu menghentikan langkah Kara, Tak ingin berbohong kara mengatakan yang sebenarnya.
"Rumah sakit!".
"Ngapain?".
"Menurut lo"cecar kara yang merasa jengah dan lelah.
"Bohong!"bisik Raldi! Tepat di telinga kara.
"Gue gak pernah bohong dari lo"camkan itu.
Raldi tertawa remeh."Itu cuma rekayasa lo doang kan! Dasar murahan udah punya suami masih aja gatel ke cowo lain. Kurang belaian loh"ledek Raldi.
Kara mengepalkan tangannya."Kalo gue murahan! Terus lo apa gratisan?"cibir kara.
"MAKSUD LO APA?"bentak Raldi tersulut emosi.
Kara memutar balikkan badannya lalu balik menatap tajam Raldi."Lo aja masih pacaran sama cewek gak tahu diri itu bukannya suami yang udah punya istri kalo punya pacar! pacar nya itu di sebut pelakor ya kan, Perebutan suami orang"kekehnya pelan.
"YANG PELAKOR ITU LO JALANG! LO YANG DATENG DENGAN GAK PUNYA HATI NGEREBUT KEBAHAGIAAN ORANG LAIN, NGACA TOLOL"gertak Raldi.
Plak
Kara memegangi pipinya yang terasa panas."Di diemin malah ngelunjak dasar anak pembawa sial pantes aja bokap lo benci banget sama lo jangan jangan lo anak haram?".
Kara tak kuasa menahan air matanya."Ikut gue lo! Tadi gue tanya baik baik tapi lo malah mancing emosi gue"kemudian Raldi langsung menarik kara kegudang.
"Lee-lepas"
"........."
"SAKIT RAL! LEPAS!"bentak kara, Yang berhasil menepis tangan Raldi.
"Apa lo harus gue huku gada yang namanya ampun"
"Lo sadar Ral! Gue istri lo. Gak seharusnya lo kasar kaya gini ke gue!"desak kara seraya memegangi perutnya.
"GUE BAKAL GUGURIN ANAK ITU".
"Gak! Jangan Ral, Jangan sakiti dia. Gue mohon sama lo"isak kara, Namun Raldi tak menggubris nya. Tangan nya terlulur memegangi perutnya kara dan hendak menekan nya.
Namun lagi-lagi Kara menghalanginya."Jangan gue mohon".
Ting
Bunyi bel pintu berbunyi, Raldi dengan kasar mendorong tubuh kara."Makasih tuhan"batinnya.
"Ngapain lo berdua kesini"teriak Raldi diambang pintu.
'Lo lupa sekarang ada tugas kelompok"sahut Rael.
"Eh Ral! Kok gue tadi kaya denger suara cewe"selidik Rael.
"Mana ada cewek disini ngaco lo"bukan Raldi yang menjawab melainkan Gerlan.
"Iya juga ya, Tapi perasaan kuping gue normal deh".
"Lo berdua kalau masih ngoceh disini gue tutup nih pintu"ancam Raldi.
....
Kara menyadari Raldi sedang ada di bawah bersama teman-temannya, Tak ingin ada hal buruk yang terjadi kara memutuskan untuk kabur.
Perlahan ia keluar dari kamar lalu berjalan menuju dapur dan keluar dari pintu belakang. Samar samar kara mendengar percakapan mereka.
"Ral gue haus nih!".
"Ck! Gue ambilin bentar".
Mendengar itu kara bergegas mencari tempat persembunyian ia mengumpat di belakang kulkas.lalu membekap mulutnya erat.
Raldi berjalan menuju dapur lalu menuju kulkas."perasaan tadi ada suara orang merintih deh"gumam Raldi.
Saat ia melangkah akan melihat belakang kulkas."WOY RAL LAMA BANGET LOH"teriak Rael, Menghampiri Raldi.
Setelah memastikan mereka sudah pergi kara bernafas lega."Gue harus cepat-cepat pergi dari sini"lalu tangan nya bergerak mengusap perutnya."Sayang kamu yang kuat ya biar mamah juga kuat".
..
Singkat cerita kara berhasil keluar dari rumahnya, Lalu berlari sekencang-kencangnya karena tidak melihat kanan kiri kara tak sadar bila ada mobil yang melintas.
Trittt Trittt
"Aaakh"teriak kara spontan, Untung saja mobil tak menabrak nya. Karena kesal pemilik mobil turun."Woy kalo nyebrang lihat kanan kiri dong"bentak orang itu.
Kara tak asing dengan suara itu."Lo"kaget nya.
"Astaghfirullahaladzim, Lo lagi lo lagi"beo Arhan.
"Lo ngapain sih lari larian begitu kaya anak kecil gitu, untung aja gak gue tabrak lo mak-".
"Woy kemana lo"lanjutnya saat kara, Seenaknya langsung masuk kedalam mobilnya.
Dengan jengkel ia pun masuk ke dalam mobilnya lagi."Siapa yang nyuruh lo masuk besi karatan"sentak Cowok itu.
"Lo bisa gak sih gak nyerocos mulu"ujar Kara dengan tersenggal senggal.
"Turun lo dari mobil gue sekarang"titahnya.
"Arhan yang paling jelek bawel pelit, gue mohon tolongin gue bawa gue pergi dari sini yaa"pinta nya.
"Gak"jawab Arhan cepat.
"Plis lah ya".
"Shit! Oke mau kemana?".
....
"Anjing kemana lo"geram Raldi yang menyadari Kara tak ada di dalam kamar dan dalam rumah.
...
"Mau kemana sih! Ah"dumel Arhan sedari tadi kara hanya diam padahal ia sudah muter-muter.
"Arhan!"panggil gadis itu.
Yang di panggil pun menoleh."Apa?".
"Turunin gue disini aja, Makasih ya"setelah mengatakan itu Kara turun namun tangan nya di tahan.
"Lo beneran mau turun disini!"tanya nya memastikan.
Kara hanya diam dan menggangguk."Gak! Gak boleh gue anterin gue pulang.
"Gue gak mau pulang Arhan".
"Maksudnya?"
"Gue gak mau pokoknya"tatapan gadis itu sendu menandakan sedang tidak baik baik saja.
"Terus mau kemana?".
Kara hanya diam, Kara sendiri tak tau harus kemana."Ak-".
"Lo ada masalah".
Di tanya begitu, Kara tak kuasa menahan Air matanya."Eh! Kok nangis sih? Gue gak ngapa-ngapain lo".
"Gue gak tau mau kemana Arhan"ucap kara!. Dengan gemetar.
Melihat itu Arhan tak tega."Mau ikut gue gak ke suatu tempat mungkin lo disana bisa nenangin diri.
Kara mengangguk.
...
Komen sebanyak banyaknya untuk up
Kalian tim mana nih
Arhankara?
RaldiKara?
AlenaRaldi?
Menurut kalian siapa nih yang paling tersakiti di sini Kara or Alena?
Kira-kira siapa ya yang neror kara dan apa masalahnya? Penasaran kan.
Stay disini terus ya....
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence
Teen Fiction18+ Terdapat kata-kata kasar, Adegan kekerasan. _Story by dianalusintia_ Warming No plagiat 👍 Follow dulu sebelum baca! "Gugurin anak sialan itu!" "Gak gue gak mau! Dia berhak hidup" ..... "Lo itu gak berhak bahagia" "Gue sal...