Seusai kepergian Arhan, Kara bangkit dan hendak mencari Alena karena sumber masalah dari nya."Gue gak boleh lemah! Alena harus gue kasih pelajaran. Kebahagiaan di atas orang lain itu gak akan selamanya"
Kara menyipitkan matanya saat melihat Alena cs sedang berada di kantin, Dengan segera kara menghampiri mereka tanpa basa basi kara langsung menyeret tangan Alena.
"Sini lo" gertak kara.
Mereka semua terkejut atas kemunculan kara yang tiba tiba menarik tangan Alena.
"Ish! Apa apan sih lo" bentak Alena tak terima.
Plak
Tangan lentik kara menampar pipi tirus Alena hingga menoleh kesamping."KARA" geram Raldi, Lalu bangkit.
"Diem gue gak ada urusan samo lo"
"Alena! Ini semua gara gara lo , Gue di skors dari sekolah padahal kan lo tau kita sebentar mau ujian kenaikan kelas" ucap kara mengebu ngebu, Tak menghiraukan perkataan orang lain yang menatap tajam.
Alena berkacak pinggang."Woy kalian semua denger"
Kara mengepalkan tangannya. Mau ngapain lagi sih dia?.
Alena tersenyum semua orang tertuju melihatnya."Gue gak tau dia kenapa datang datang marah marah bahkan sampai nampar gue, Dan kalian semua tau gak siapa gue disini?"
"Queen of bullying" papar Yura yang langsung mendapat pelototan mau dari Raldi.
"Yes, Yura bener. Gue mau kalian semua bully dia sampai dia kapok jangan hiraukan dia yang menangis dan minta ampun paham? Tenang gue bakal traktir kalian semua" di akhir kata Alena tersenyum dan menatap Kara dengan tatapan sulit di artikan.
"Lo gila len" geram Rael.
"Diem" sentak Alena.
Sementara itu di Perpustakaan Sma Tunas bangsa.
Aira yang sedang membaca buku di kejutkan dengan kedatangan Arhan yang langsung menarik nya kebelakang untung saja perpustakaan masih sepi.
"Lepas ga! Lo kenapa sih"
"Lo yang kenapa? Kara butuh lo Air"
"Yaelah soal kara"
"Lo kok gitu sih, Dia sahabat lo, Dia butuh lo sekarang! Lo kenapa sih" papar Arhan.
Aira memutarkan bola matanya malas."Lo itu bukan siapa-siapa disini dan gak usah sok jadi pahlawan. So mendingan lo pergi dari sini" usir gadis itu.
"Aira. Gue mohon sama lo, Lo jangan kayak gini please dia butuh lo" ucap cowok itu sedikit meninggikan suaranya.
"Kesalahan yang dia buat itu udah fatal Ar! Gara gara dia nama sekolah bokap gue jadi tercoreng lo gak tau kan betapa susah payahnya bokap gue ngediriin sekolah se elit ini!"
"Air! Gue tau gue paham. Tapi kara cuma di jebak dan gue harap lo mudah mudahan gak nyesel nanti" ucap Arhan hendak pergi.
"Di jebak" batin Aira.
"Tunggu!" Panggil Aira, Arhan pun menoleh."Gue ikut sama lo kita cari kara sekarang" finalnya.
...
Arhan serta Aira berlarian di koridor saat melihat kara menjadi objek bullying para temannya.
"Dasar cewek munafik murahan, Lo itu jalang" ucap Sasa , Lalu menjambak rambut kara dan mendorongnya hingga terjatuh.
Kreek
"Akhh" pekik kara saat seorang siswi dengan sengaja menginjak pergelangan tangan hingga timbul retakan.
Sasa berjongkok lalu menjambak rambut kara lagi. Buggh
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence
Teen Fiction18+ Terdapat kata-kata kasar, Adegan kekerasan. _Story by dianalusintia_ Warming No plagiat 👍 Follow dulu sebelum baca! "Gugurin anak sialan itu!" "Gak gue gak mau! Dia berhak hidup" ..... "Lo itu gak berhak bahagia" "Gue sal...