28.Bukan gue pelakunya.

449 59 13
                                        

Kara berjalan menyusuri lorong kelas yang sepi tiba tiba kara di kejutkan dengan Aira yang datang dan menampar nya kesamping.

Plakk

"Munafik!"

Kara menatap Aira tak percaya."Lo kenapa Ay? Gue salah apa sama lo" hardik kara.

Aira tertawa hambar lalu mengambil kan secarik kertas yang berisi fotonya hanya mengenakan dress selutut dengan tulisan Aira jalang silhkan di booking 150k nego."MAKSUD LO APA? KALO LO GAK SUKA SAMA GUE YA SEENGGAKNYA JANGAN NGEJATUHIN HARGA DIRI GUE" sentak Aira, tak perduli dirinya sekarang di lihat banyak orang.

Kara menggeleng."Gak Ay bukan gue yang ngelakuin itu. Gue gak punya foto lo itu di HP gue Ay, Dan gue gak mungkin ngelakuin itu! Apalagi sama lo" sarkas kara sedikit meninggikan suaranya.

"Halah udah ketahuan aja masih bela diri, lo itu jah^at banget ya ra. Gue tau kok lo miskin tapi gak gini juga kali sampe ngejual temennya. Dasar munafik" ucap Alena yang baru datang.

"Al, ini pasti lo kan. Gue tau lo gak suka sama gue tapi jangan kaya gini Al! Nama baik gue jadi tercemar" sela Kara.

Aira maju dan mendorong bahu kara."Udah salah n^duh lagi. Inget ya ra,gue udah! Kenal lama sama Alena jauh sebelum gue kenal lo....... Lo tau gara-gara lo banyak laki-laki mata keranjang yang n^ror gue" ucap Aira penuh penekanan.

Kara menggeleng."Tapi bukan gue pelakunya, kenapa lo nuduh gue Ay, kenapa?" papar Kara.

"27 Febuari 2002 tanggal lahir lo kan?" sarkas Aira, lalu membalikkan fotonya benar saja di sana tertulis tanggal lahir Kara.

Dari arah yang berbeda Arhan serta Raldi melihat kerumunan di lorong kelas 11 rasa penasaran membawanya ke sana.

"Eh sayang sejak kapan kamu disini" ujar Alena langsung memeluk tubuh Raldi dari samping.

"Mereka kenapa?"

"Gini lo sayang. Kara udah mencemarkan nama baik Aira dengan cara" Alena merebut foto dari Aira dan memberikan kepada Raldi, secara bersamaan Arhan melihat nya merasa Kara dalam bahaya Arhan menerobos kerumunan dan berdiri di samping Kara.

"Ra, lo gak papa kan!"

Kara tak menjawab."Aira, kara gak mungkin kaya gitu pasti ada orang yang sengaja ngejebak dia. Lo dapet dari mana foto itu?"

"Mading" jawab nya lirih.

"Mading? Coba lo pikir kara dari kelas IPA dan lo juga ada disana kan. Tadi pagi gue lihat di mading gak ada foto lo itu, itu artinya pelaku menempel foto lo pas kita semua keluar dari kelas IPA. Gak mungkin kan kara yang ngelakuin secara dia baru keluar" ucap Arhan.

"Siapa yang ngasih tau lo kalo foto lo di tempel di mading?" lanjutnya.

"Udah-udah eh Arhan kalo udah ketawan salah ya salah aja gitu kok ribet sih" celetuk Alena seraya memainkan rambutnya.

"Ale-"

"Udah cukup! Kara pulang sekolah gue kerumah lo" finalnya.

"Bubarr semua" bentak Arhan.

Kara pergi secepat kilat perlahan Air mata nya mulai menetes tak perduli beberapa siswi menghina nya.

"Ih Dasar munafik"

"Kasihan ya Aira, untung aja Aira udah sama Alena. Gue dari dulu gak suka banget kalo Kara deket sama Aira. Ibarat Kara itu debu dan Aira berlian haha" ucap seorang siswi bersama temannya.

Kara terus berjalan hingga sampai ke tujuan Rooftop adalah tempat favorit nya."BUKAN GUE PELAKUNYA, GUE GAK SE TEGA ITU" ucap Kara penuh emosi.

"Gue bukan pelakunya" ucapnya lirih.

"Udah nangis nya?" ucap seorang cowok yang entah kapan datang.

Kara membalikkan badan nya."kakak ngapain di sini"ujar Kara kembali menatap kerumunan siswa di bawah.

"Gue sekolah juga bayar kali, seterah gue lah mau kemana aja lagian rooftop tempat favorit gue juga"

"Kakak bolos?" tanya kara.

Gerlan hanya mengangguk lalu mengambil sepunting rokok di saku nya."lo juga?"

"Gak gue mau ke kelas" seru kara.

Lalu melanjutkan langkah nya."Bulan depan perut lo udah gak bisa di tutupin lagi" celetuk gerlan, Kara menunduk dan benar saja perutnya mulai membesar dari sebelumnya.

....

"Aira tunggu ra Ai" panggil Arhan yang berusaha mengejar Aira. Aira tak menanggapi nya langkah nya terhenti saat Arhan memeluk nya dari belakang."Lepas Ar, Gue benci lo" isak Aira.

"Gak Ai, gue gak mau kehilangan lo lagi. Ayo kita perbaiki ini semua gue mau kita yang dulu bukan kita yang sekarang!"

"Gak akan pernah. Kita udah usai dan kita gak ada hubungan apa pun begitupun dengan seterusnya" ucap Aira seraya melepaskan diri, namun Arhan semakin mempererat pelukan nya.

"Gue cinta sama lo Ai dan lo tau itu gue pengen lo ada selamanya di samping gue" papar Arhan.

Aira menggeleng."Sebelum kita terlalu jauh lebih baik kita sampai di sini. Gue milik Allah dan lo milik Tuhan kita gak akan pernah bisa bersama" merasa pelukan nya mulai kendor Aira tak menyiakan kesempatan itu Aira lari dan meninggalkan Arhan dengan bayang bayang luka nya.

Setelah ke pergian Aira."Ekhem Arhan, kalo Aira gak mau sama lo mending lo sama gue aja gue juga cantik kok" celetuk Grazel.

Arhan tak menanggapi nya lalu pergi, hal itu membuat Grazel kesal."Arhan! Lo budek ya" lontar Grazel.

Suara tawa mulai terdengar Alena dan Yura lah pelakunya."Ih lo berdua ya kok malah ketawa sih" jengkel Grazel.

"Bantuin gue napa biar Arhan terpikat dengan gue"

Alena tersenyum."Ya elah gitu aja minta bantuan gampang zel, Lo buat aja Arhan benci sama Aira"

"Oh iya iya lo emang bestie ter the beast pokoknya" ungkap Grazel.

"Gue gak nih" yura terlihat tak suka.

"Gak!"

"Dih kampret lu"

....

15.45 wib

Kara berdiri di balkon rumah dengan hati yang rapuh Kara mencoba untuk tetap tegar.

"Gak nyangka Ay. Kita sejauh ini sekarang"

Brak

"Sini lo istri sialan"


...

Duh kira kira Raldi marah kenapa ya?

Tim

Alena?

Kara?

Aira?

Mau bilang apa ke author

Maaf ya ges lama up haha

Komen 150 lanjut

Limerence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang