14.꧁Ter ulang lagi꧂

391 64 3
                                    

Manik mata kara menatap tajam kerah suaminya yang kini masih tertidur, Lagi dan lagi kara harus merasakan ini. Perlahan tapi pasti kaki jenjangnya melangkah kearah kamar mandi."Awss"ringis nya pelan sembari memegangi daerah sensitif nya.

Tangan terayun menyalakan shower lalu berendam di bathtub lalu memejamkan mata.

Raldi terbangun menyadari perbuatannya nya semalam tangannya terkepal menarik sprai kuat kuat."Anjing! Kenapa bisa kelepasan sih Ral! Bodoh bodoh"batinnya.

"Gue bisa gila lama lama disini, Secepatnya gue harus cerai in dia. Gue gak mau Alena sampai tau tentang ini. Tapi gimana sama Mommy Daddy?"geram Raldi lalu membanting vas bunga ke lantai, Hingga membuat bunyi nyaring.

Kara terlonjak kaget ia bergegas keluar dari kamar mandi menuju kamar nya tak lupa kara memakai baju terlebih dahulu."Lo kenapa Ral!"tanya Kara diambang pintu.

Raldi menatap tajam ke istrinya."Ini semua gara gara lo sialan, Mulai sekarang lo tidur di gudang gue gak mau dekat-dekat lo lagi"umpat nya kesal.

Apa? Tidur di gudang yang benar saja.

"Gak gue gak mau Ral! Lo gak punya hati apa gimana?. Rumah besar, Kamar banyak kenapa harus gue tidur di gudang"ucap kara kesal sangat kesal.

"Gue gak perduli ata-".

"Oke! Fine"final kara lalu beranjak pergi dari sana.

Setelah kepergian kara, Raldi bangkit memukul dinding kamar dengan telapak tangannya hingga berdarah.

"Akhh! Gue benci, Ini semua gara gara lo dasar pembawa sial. Kenapa gue harus ketemu lo".

...

"Sayang tangan kamu kenapa"panik Alena menyadari tangan kekasihnya terluka. Kini mereka sedang berada di sebuah mall megah.

Raldi tersenyum manis."Biasalah cowok kan gini".

"Ih kamu mah, Bener ya gapapa"ucap Alena meyakinkan.

"Iyah sayang"kemudian Raldi menggandeng tangan Alena menyusuri mall yang ramai.

Raldi tersenyum saat melihat Alena begitu cantik dan menggemaskan pandangannya mengelilingi toko boneka."Ih sayang itu bonekanya lucu banget mauu"desak Alena, Lalu menarik tangan Raldi untuk ikut bersamanya.

Sesampainya."Kamu mau beli yang mana sayang! Aku bayarin deh"mendengar itu mata Alena berbinar kesenangan.

Tangan mungil nya menunjukkan sebuah boneka Boba berukuran jumbo, Senyum di bibir Raldi luntur saat mengingat satu hal tangannya terkepal."maaf! Al"batinnya.

"Hey"panggil Alena membuyarkan lamunan Raldi.

"Eh! Iya sayang kamu mau yang itu?".

Alena menggangguk."Yaudah ayo bayar".

"Berapa kak boneka?".

"Buat kakak ganteng 110.000 aja deh walaupun harga normalnya 180.00"ucap mbak kasir genit, Lalu tangannya mencolek dagu Raldi.

Melihat itu Alena jengkel."Mbak ga usah genit ya! Dia pacar saya"lalu Alena meletakan uang dua lembar berwarna merah dan menarik tangan Raldi untuk pergi.

"Dih judes amat tapi gak papa deh lumayan kan untung 50.000 ribu"batin mbak kasir.

....

"Sayang udah dong ngambek nya"bujuk Raldi karena sedari tadi Alena hanya diam bahkan makanan nya hanya di anggurin.

"Ih sayang! Aku tuh masih kesel sama mbak mbak tadi enak aja main pegang pegang kamu"cibirnya kesal.

....

Gadis cantik dengan menggunakan setelan kasual nya berjalan menyusuri rak coklat di Indomaret karena terlalu asik memilih camilan kara tak sadar menambrak seseorang."Eh! Maaf saya sengaja eh enggak maksudnya"ujar kara dengan sinis.

"Ya Allah amit amit jabang bayik! Elo lagi"ucap Arlan tak kalah sinis.

"Ngapain lo disini".

"Heh! Markonah bin Maemunah lo kira ini Indomaret punya nenek lo apa? Seterah gue lah mau dimana".

"Ngapain lo liat liat gue oh gue tau-".

"Lo tembus".

Deg

Kara langsung kicep ia menoleh ke belakang dah benar saja ia khawatir akan keadaan bayi nya."lo pms"bisik Arlan.

"Engga, Eh iya kalo".

Tanpa banyak tingkah Kara melepas outer nya lalu melilitkan nya di pinggang sebelum kara pergi."Arlan! Lo bayarin belanjaan gue besok kasih aja di sekolah thanks Arlan"belum sempat Arlan membalas Kara sudah ngacir duluan.

"Ga-".

Arlan memandangi troli belanja Kara."Buset banyak amat"gumamnya.

....

Kara terlihat tergesa-gesa lalu meminta tolong kepada suster yang kebetulan lewat kepalanya pusing serta perutnya yang terasa nyeri."Sus....tolong saya"kara tak sadarkan diri.

....

Beberapa kali kara mengerjap ngerjap matanya pandangan nya tertuju pada dokter cantik yang sedang memandangnya."Bagaimana keadaan mu nak"tanya dokter Afni.

"Masih pusing dok, Oh iya saya kenapa ya dok?".

"Kara apa kamu melakukan hubungan int-".

"Iya dok"jawab kara cepat ia sudah tau arah pembicaraan dokter Afni.

Dokter Afni menghela nafas berat."Sangat berbahaya melakukan itu saat sedang hamil apalagi detak jantung anak kamu sangat lemah dan sepertinya kamu ke kurangan gizi".

"Dok boleh saya pulang sekarang"pintanya.

"Kamu harus di rawat sampai besok, Agar kondisi mu lebih stabil".

"Saya mau pulang aja dok! Saya mohon".

Dokter Afni berfikir sejenak."Hm! Baiklah kalau begitu saya ini obat nya dan bayar di administrasi".

"Terimakasih dok".

"Iyah sama sama".

.....

Di lorong rumah sakit,Kara bertemu dengan mahluk paling menyebalkan menurut nya siapa lagi kalau bukan Arhan."Eh! Ada besi karatan nih"ucap Arhan sedikit meninggikan suaranya.

Kara yang mendengar nya melihat se kitar"Mana ada besi"gumamnya.

"Ngapain lo liat liat naksir ya"ledek Arhan.

Kara tak menanggapi nya ia memilih untuk pergi."Cih! Sombong amat"cibir Arhan.

Langkah kara terhenti saat pesan WhatsApp masuk.

Raldi
Mengetik....

Pulang sekarang.

Kara berbalik."Woy Arhan! Sini lo".

"Kenapa?".

"Mana cemilan gue".

"Maksudnya"tanya Arhan pura-pura tak tahu."Males banget gue bayarin jajan lo mana banyak lagi"lanjutnya dalam hati.

Kara memicingkan mata nya lalu menatap tajam Arhan."Oh jangan-jangan-".

"Kaburrrr".

....

Limerence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang