19.꧁Fergy's club꧂

309 56 1
                                    

Kara mengedarkan pandangannya sekeliling yang di lihatnya banyak sepasang kekasih yang sedang berjoget ria serta bercumbu mesra, Lampu kelap kelip serta dugem remix menggema di telinganya.

Karena tidak fokus kara tak sengaja menabrak seseorang."Maaf om saya gak sengaja" ucap kara lalu berniat untuk pergi dari tempat ini.

Om yang di tabrak ya tersenyum genit."Wow! Ada adik manis disini mau main dengan saya" tawar nya.

Kara meneguk Saliva nya susah payah"gue di jebak sama mereka " batinnya.

"Maaf om saya gak mau permisi" ucap kara dengan sopan tapi lagi dan lagi om itu mencengahnya dan menarik tangan kara kesofa yang kosong di sana.

Dengan tidak sopan om itu  duduk di pangkuan kara, Kara terus membrontak dan hendak mendorong nya untuk bangkit namun om itu dengan kasar menarik rambut kara hingga mendongak kepalanya ke atas.

Cekrek

Kara mencoba memejamkan matanya karena kepala sangat sakit saat rambutnya di tarik dengan kuat kuat.

"Cukup lepaskan saya" sentak kara

Buggh

Lelaki paruh baya itu terjungkal ke belakang saat seseorang menarik nya kuat kuat.

Bugh

Bugh

"Sialan lo" teriak Arhan membabi buta terus memukuli lawannya hingga tak sadar kan diri.

Setelah lelaki paruh bawa itu pingsan Arhan lalu menarik kara keluar dari club dan membawa nya ke mobilnya.

Kara terus menangis di dalam dekapan Arhan."Ra udah jangan nangis ya kok lo bisa sih di tempat sakral itu" beber Arhan seraya mengelus pundak kara.

"Gue takut Arhan!"

"Udah lo tenang yah, Ada gue disini mau jelasin kronologi nya?"

Kara mengangguk."Waktu gue mau ke Alfamart gue ketemu Yura,Grazel mereka minta maaf ke gue. Dan minta gue ke club itu dengan alibi mereka nyiapin kejutan disana......dan bodohnya gue malah nurutin mereka"

Arhan mengepalkan tangannya."Gue gak terima lo di giniin ra" bisik nya.

Sementara itu di lain tempat.

"Gimana berhasil?"

"Iya dong gue gak sabar liat dia besok"

"Good, kirim sekarang semua fotonya ke gue"

"Oke, my besti"

Telepon di matikan dua pihak."Kehancuran menantimu!"

꧁꧂

Di sekolah kara berjalan di koridor sekolah tatapan aneh kara dapatkan dari mereka.

Banyak dari mereka yang berbisik-bisik dan melihat kara dengan tatapan jijik.

"Iyuhh, Sok polos teryata mainnya sama om-om"

"Iya, Jijik gue liat mukanya pengen muntah deh, pergi yuk"

Kara terdiam dan mengingat kejadian tadi malam yang membuat hati nya sakit.

"Masih berani nampakin wajahnya dia guys" teriak yura di ujung koridor.

"Iya setelah buat nama sekolah kita tercoreng, Dia masih punya muka buat dateng kesini"

"Gue jadi penasaran setebal apa sih mukanya"

Saat hendak pergi Kara tak sengaja berpapasan dengan Aira yang menatap nya datar.

"Ay"

Aira tak menjawab melainkan diam saja, kara hendak memegang tangan Aira namun dengan segera Aira menepisnya.

Limerence Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang