Halo kesayangan gimana kabarnya?
Maaf baru bisa up lagi, Sibuk? Yes.Seberapa kangen kalian sama Cast limrence?
Happy reading...
Gadis dengan langkah gusar menyusuri rumah sakit megah itu matanya tak henti meneteskan air matanya hingga sampai di suatu ruangan.
"KARA!" teriak gadis itu lalu memeluk sahabatnya erat.
"Ra, gue khawatir banget sama lo. Lo kenapa ra? Ra jawab," Kara memandang Aira sendu banyak hal yang harus di ceritakan namun kara tak mampu.
Aira mendongak menatap raldi penuh tanda tanya, namun Raldi hanya diam."Dia udah gak ada" empat kalimat itu menyita atensi Aira.
"Maksud-"
"Calon anak dia udah gak ada puas lo" ujar Raldi.
Plak
Satu tamparan mendarat di pipi cowok itu , Aira lah pelakunya."Brengsek lo"
"Kurang ajar lo" bentak Raldi.
"Gue kecewa sama lo Ral, kenapa lo bersikap biasa aja"
"Dari awal emang itu yang gue mau" Raldi merapihkan jaketnya lalu pergi meninggalkan mereka.
Setelah kepergian Raldi kara kembali menangis."Ra" panggil Aira.
"Gue udah gagal, gue benci sama diri gue sendiri Ai"
Aira mengusap lembut pipi kara."Gue gak tau harus ngomong apa sama lo , pasti sakit ya Ra"
"Gue mau jujur"
"Soal?"
"Kara selama ini di teror dan kejadian kemarin pasti sudah di rencanakan" kara menangkup bibirnya kembali, tak kaget memang Arhan sudah mengetahuinya.
"Maksudnya, Ra?" kaget sudah pasti, ada perasaan sedikit kecewa terselip di hati Aira. Kenapa Sabahat nya ini tidak memberi tahunya.
Arhan menaruh keranjang buah di meja lalu menarik kursi,memeluk adik tirinya erat."Maaf" ucap nya lirih.
"Kak, dia udah pergi. Kara gagal jagain dia, dunia jahat kara cape kak"
Arhan melirik Aira sejenak lalu menatap adiknya kembali."Ini bukan salah lo
Ra, ini salah gue . Maaf" Jemari mereka saling menggenggam.Aira yang sedari tadi diam menatap lekat pacarnya, Ralat mantan pacar, merasa ada yang menatapnya Arhan menoleh, perasaan bersalah menyelimuti dirinya."Maaf Ay, tuhan kita beda.Aku gak mau menyakiti kamu lebih jauh" batinnya.
"Kara , lo bisa jelasin apa yang kemarin terjadi sama lo?" ucap nya mencoba mengalihkan pandangannya.
"Kemarin waktu gue cari kayu bakar ada yang ngikutin gue"
Aira menarik kursi mendekati kara, rasa penasaran menyelimuti nya." Final nya dia nampar gue" kara menjeda sejenak, dadanya terasa sesak. Dejavu memang sangat menyakitkan bukan?
"Dia nusuk perut gue , lalu tubuh gue yang udah penuh darah dia lempar ke sumur." mata Arhan memanas tangannya terkepal.
"Dari atas gue liat ada seseorang seumuran gue ketawa bahagia liat kondisi gue" lanjut nya.
"Lo tau dia siapa?"
Kenop pintu terbuka dua cowok berseragam sma masuk kedalam ruangan biru itu."Gimana keadaan lo?" tanya Gerlan.
"Ya kaya yang lo liat kak,"
Gerlan menaruh paper bag yang entah apa isinya itu ke meja." Gue bawain ini buat lo, di makan ya cepat sembuh ra . Biar bisa sekolah lagi"
Kara tersenyum."Loh ini kan hari Minggu kak Gerlan sama kak Rael sekolah?" tanya gadis itu heran.
Gerlan tertawa kecil." Kita ada rapat osis tadi berhubung lo gak ada jadi Rael yang gantiin posisi lo sementara "
Kara mengangguk."Oh ya? duh maaf ya kak"
Rael tak menjawab kalau tidak di desak, Gerlan Rael tak akan mau. Najis katanya
Gerlan mengalihkan pandangan nya, Gadis itu..
"Lo nanti pulang sama siapa Ra? Arhan" sengaja ia tekan kata Arhan hanya ingin melihat respon Aira, sementara Arhan mentatap sengit lelaki itu.
"Gue pulang sendiri aja,"
"Gue anter boleh, gue bawa mobil kok" merasa tak ada respon Gerlan memilih untuk diam kembali.
"Ra perut lo ko-" hampr saja keceplosan dia lupa masih ada Rael, untung saya dokter Afni datang.
"Selamat siang, bagaimana keadaan mu Kara?" Kara tersenyum tipis, dokter Afni tersenyum lega
"Jika ada keluhan ya tanyakan saja, bila tidak ada nanti sore bisa pulang." Arhan mengusap lembut rambut adiknya kara menatap kakaknya itu lekat. Beruntung sekali rasanya
........................................................
Kara tersenyum penuh semangat, awal baru, semangat baru dan juga lembaran baru baginya. Dari arah jauh kara melihat kara turun dari mobil dan menghampirinya." Haii " sapa nya
"Ih sumpah seneng banget gue akhirnya lo bisa sekolah lagi tujuh hari tanpa lo itu hampa banget ra" seru Aira merangkul pundak sahabatnya.
"Makasih banyak Aira"
"Buat?" tanya nya heran.
Dari sisi lain cowok dengan jas almamater menghampiri mereka."Hai Kara, hai aira"
"Juga Ger"
Dari arah jauh Yura mengenggol lengan Alena."Liat tuh mereka caper baget"
Alena mengikuti arah tunjuk Yura."Cemburu sama iri beda tipis,"
Yura mendengus kesal lalu mengambil kaca lipat di saku."Cantikan gue kemana-mana kali" ucap nya dalam hati
Jam sudah menunjukan pukul 07.49 para siswa berbondong-bondong memasuki kelas mereka seperti saat ini Ada dua cowok yang masuk kelas dengan heboh."WOIII GILAA" serunya.
Alena yang sedang mengoles bibir nya dengan liptin tersentak kaget."Anjir, lo. Woi fano"
Fano menatap Alena hati-hati."Sorry Al, gue punya berita hot hari ini" Kara yang berada di samping fano mendongak."Apa fan"
"Apa cepat woi bentar lagi buk Vega masuk" bentak Aira jengkel.
"Woii fano lo budek apa gimana sih" sangga Grazel kesal.
Brak
Menyebalkan sekali bisa kah lelaki itu masuk kedalam kelas tanpa membuat kebisingan? Raldi lah pelakunya."Raldi"
"Kenapa kalian natep gue gak suka? Maju sini kalo berani" bentak Raldi, entah mengapa mood nya sangat berantakan hari ini.
"RALDI KENAPA MASIH BERDIRI DI SINI DUDUK DI KURSI MU" sentak buk vega.
"Brengsek!" umpatnya, sial buk vega masih bisa mendengar nya.
Raldi menatap buk Vega tak suka saat mendengar perintah nya tadi.
Ulangi sebanyak 100 kali
Bukannya Raldi tak berani hanya saja ia malas membuang waktunya sia-sia."Raldi cepat"
Mulut Raldi terbuka akan mengakatan kata sakral itu, Namun terhenti saat Seorang perempuan cantik berdiri di ambang pintu. Semua terpana akan kecantikannya kecuali Raldi."Maaf buk saya murid baru disini,"
Jajaran murid belakang heboh.
"GILA CO BENING BANGET"
"KELAS KITA NAMBAH CECAN LAGI"
24/9/23
KAMU SEDANG MEMBACA
Limerence
Novela Juvenil18+ Terdapat kata-kata kasar, Adegan kekerasan. _Story by dianalusintia_ Warming No plagiat 👍 Follow dulu sebelum baca! "Gugurin anak sialan itu!" "Gak gue gak mau! Dia berhak hidup" ..... "Lo itu gak berhak bahagia" "Gue sal...