68. Diskusi

319 37 3
                                    

Di sebuah ruangan yang hanya diketahui oleh orang tertentu saja, sedang berkumpul membahas masalah penting. Dengan didominasi banyak pria, wajah mereka tampak begitu serius. Tak ada candaan seperti biasanya.

"Jadi apa yang lo katakan itu benar? Jika 'dia' telah kembali?" tanya si ketua BlackCarlos.

"Benar. Bahkan sebulan yang lalu. Tapi kita baru dapat informasi kemarin. Dan mulai sekarang kita harus lebih perketat penjagaan terhadap putra lo," ujar Richard membenarkan ucapan Raka.

Dinda yang juga ikut serta dalam pertemuan ini, lantas tak bisa lagi menahan tangisan nya. Se tegar dan sekuat apapun seorang ibu, mereka akan tetap Sedih dan merasa takut jika nyawa anaknya terancam. Begitupun dengan Dinda, yang sangat khawatir dengan putra satu-satunya.

Takut, jika kejadian dahulu kembali terulang. Hal paling menyakitkan selama ia hidup.

"T-tapi kenapa harus putraku? Kenapa harus Rayhan yang menjadi incaran dia!"

Tanya wanita itu dengan bergetar. Ia sangat takut jika Rayhan kenapa-napa. Raka yang duduk di samping Dinda, langsung memeluk tubuh istrinya itu. Mencoba menguatkan meski dirinya juga sama takutnya dengan Dinda.

"Jangan nangis. Gue akan melindungi Rayhan, bahkan mempertahankan nyawa sekalipun gue rela."

"G-gue takut Raka. G-gue gak mau, Rayhan kenapa-napa."

"Lo jangan takut, gue akan lindungi kalian berdua," jawab Raka dengan lembut. Sangat berbeda jika ia berhadapan dengan para musuhnya.

Anggota BlackCarlos yang menyaksikan mereka berdua ikut sedih. Mereka tahu, betapa berartinya Rayhan di hidup mereka. Namun, sayang sekali karena ia merupakan anak kesayangan justru dimanfaatkan oleh musuh untuk mengalahkan Raka. Karena kelemahan Raka itu terletak pada Dinda dan Rayhan.

"Jangan sedih Din. Kita akan bersama melindungi Rayhan. Dia gak akan kenapa-napa," sahut Zico dengan amarah karena menyaksikan Dinda kembali menangis. Padahal sudah lama Dinda tak menangis se pilu ini.

Zico itu sudah menganggap Dinda sebagai adik perempuannya. Karena adiknya yang sudah pergi belasan tahun yang lalu. Ia menyayangi Dinda layaknya adik kandung sendiri. Dan ia akan menjadi orang kedua untuk melindungi Dinda juga Rayhan.

"Benar Dinda, Raka. Kita masih ada. Dan kita rela mempertaruhkan nyawa demi Rayhan. Kesayangan kami," ucap Adam membuat yang lain kompak mengangguk.

Dinda memandang mereka haru. Persahabatan yang sudah sangat lama terjalin membuatnya bahagia karena sejujurnya mereka adalah orang yang benar-benar baik dan tulus. Tak seorang pun dari mereka yang berniat berkhianat seperti yang dilakukan oleh Edgar. Lelaki yang telah dibutakan oleh cinta itu, mengancam nyawa putranya. Dinda tidak akan pernah memaafkan nya.

"Terimakasih," ucapnya dengan masih memeluk Raka.

"Jadi apa yang harus kita lakukan?" tanya Fajar.

"Saran gue sih, Raka lo harus banyakin bodyguard selama Rayhan pergi ke sekolah. Bahaya bisa mengancam kapan dan dimana saja. Yang gue takutkan jika seandainya Edgar ataupun anak buahnya nekat ke sekolah Rayhan," Zico memberi solusi.

"Bagus juga tuh Raka. Sebagai jaga-jaga,"setuju Rion.

Raka tampak berpikir, menimbang saran sahabatnya,"gue sih setuju aja. Tapi yang jadi masalahnya Rayhan itu gak mau ada bodyguard. Gue kasih dua bodyguard aja anak itu sempat ngambek gak mau ngomong sama gue. Gimana kalau gue malah kasih yang lebih banyak, yang ada dia gak mau liat muka gue lagi karena marah."

"Tapi Raka. Keselamatan Rayhan itu yang utama. Lo harus cari cara biar dia mau nerima bodyguard itu. Lagian kan gak ada salahnya ke sekolah ada bodyguard buat jagain," ujar Rion.

"Gue akan usahain. Tapi, bagaimana bisa dia kabur?" tanya Raka yang masih merasa heran. Bukan kah Edgar itu dipenjara, bahkan penjagaannya sangat ketat. Namun, mengapa malah masih tetap saja ia bisa kabur.

"Edgar itu orang yang sangat licik. Dan akan melakukan berbagai cara agar bisa mewujudkan apa yang ia inginkan. Dan yang gue dapat, kalau ada yang membantunya bebas. Gue yakin sih, jika itu adalah anak buah Edgar. Seorang psikopat yang hampir menghilangkan nyawa anak-anak tak bersalah," Richard menjawab perkataan Raka. Ia juga sebenarnya tak yakin dengan jawaban yang didapatkannya ini. Ia hanya menyampaikan informasi yang ia dapatkan tempo hari.

Semua orang terdiam. Sibuk memikirkan masalah yang harus mereka hadapi kedepannya. Tidak menutup kemungkinan jika kejadian masa lalu akan terulang kembali. Meskipun Rayhan sudah teman, tetapi tetap saja ia tidak akan sanggup berhadapan dengan seorang psikopat berhati iblis seperti Edgar. Mantan anggota BlackCarlos yang berkhianat.

"Apa diantara kalian, ada yang pernah bertemu dengan dia atau anak buahnya?" Ferro yang sedari tadi diam, akhirnya berbicara.

"Gak ada. Sepertinya dia sengaja tidak ingin muncul dihadapan kita," balas Zico.

"Tapi yang menakutkan itu, bagaimana jika seandainya dia malah langsung bertemu Rayhan. Rayhan kan tidak tahu apapun, apalagi ia kehilangan ingatannya. Dan bisa saja, Edgar itu sengaja ingin bertemu dengan Rayhan tanpa sepengatahuan kita," timpal Langit.

Mereka semua mengangguk setuju dengan perkataan Langit. Apa saja bisa terjadi.

"Lalu kita harus apa?!" Dinda berdiri dari duduknya. Memandang mereka semua satu persatu. Ia semakin kepikiran mendengar ucapan Langit barusan.

"Kita harus susun rencana, bagaimana pun juga Rayhan gak boleh sampai bertemu dengan Edgar ataupun anak buahnya," saran Langit.

Mereka semua tampak berpikir. Memikirkan cara agar bisa melindungi Rayhan tanpa membuat anak itu kembali terluka.

"G-gue takut. Anak gue kembali sakit. T-tolong lakukan berbagai cara agar Rayhan gak terluka. Gue mohon. Cukup kejadian dulu, jangan sampai terulang lagi. Gue gak mau kalau sampai putra gue-"

"Dinda! Lo jangan mikir yang macam-macam. Rayhan gak akan kenapa-napa. Gue tahu perasaan lo sebagai seorang ibu bagaimana. Tapi disini juga ayahnya, gue juga khawatir. Apalagi, kita baru merasakan bagaimana tinggal bersama Rayhan. Gue akan lindungi kalian."

Untuk kedua kalinya mereka semua melihat ketua dari BlackCarlos, menangis sedih. Karena nyawa putranya yang kembali terancam. Padahal, Rayhan itu hanya anak yang tidak tahu apapun, tapi justru nyawanya yang diincar.

"Benar. Kita semua ada untuk kalian. Jangan takut."

"Raka, Dinda," panggil Langit. Kedua orang yang dipanggil itu menoleh menatap Langit.

"Gue pengen tanya, apa lo pernah melihat Rayhan dekat dengan seseorang yang mencurigakan?" tanyanya.

Raka dan Dinda lantas berpikir. Sepertinya tak ada. Lagian, Rayhan kan baru pindah ke sekolah baru.

"Sepertinya enggak-"

"Ada!" ucapan Dinda terpotong dengan Ucapan Raka. Dinda menoleh menatap suaminya itu. Padahal, ia tidak mencurigai siapapun.

"Siapa?"

"Raja."

"Siapa dia?" tanya langit yang merasa asing dengan nama orang di sebutkan itu.

"Dia teman Rayhan disekolah. Mereka akrab, namun Rafa pernah bilang sama gue kalau Raja ingin melukai Rayhan. Dia juga pernah ke kebun bintang. Dan disitu Rayhan hampir saja di terkam sama harimau akibat Raja. Dan disitu gue melarang Rayhan untuk tak berteman lagi dengan Raja. Anak itu sangat mencurigakan. Dan bisa saja, dia adalah anak buah dari Edgar."

"Lo tenang aja. Gue akan selidiki siapa anak itu," ucap Zico.

"Thanks."

16 Desember 2022

 Rayhan StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang