50. Raja vs Aldi

539 57 13
                                    


"Orang yang telah membully ku adalah-"

"Aldi."

Aldi yang di sebutkan namanya tentu tak terima.

"Apa maksud lo Anj*ng! Gue gak pernah bully lo!"

Aldi berdiri dari tempatnya duduk. Marah, tentu saja Aldi marah. Raja telah memutar balik fakta. Jika yang Raja maksud adalah kejadian di toilet, itu sudah jelas salah Raja. Dan Aldi tidak pernah membully nya.

"LO JANGAN FITNAH ANJ*NG!"teriak Aldi tak terima.

"Aldi, tenang. Lo jangan sampai kelepasan disini," Daniel segera menenangkan Aldi. Meski ucapan dan apa yang terjadi terhadap Raja memang begitu meyakinkan, namun Daniel yakin Aldi tak mungkin melakukannya.

Aldi bukan tipe orang yang akan berbuat sendiri dan gegabah dengan membully murid baru. Setiap ia ingin melakukan suatu hal yang berisiko, ia pasti akan berdiskusi dengan Samuel dan Daniel.

"ALDI JANGAN BERKATA KASAR!" tegur pak Rizal memijit keningnya pusing.

Tuduhan dari Raja kemungkinan memanglah benar, tetapi pak Rizal masihlah ragu, ia sudah mengenal Aldi cukup lama, dan ia tahu perilaku anak itu. Berbeda dengan Raja, yang baru ia kenal saat ini.

"Tapi pak, saya gak terima di fitnah sama dia! Kalo lo mau nyari ribut, sini sama gue. Jangan jadi pecundang yang cuma bisa main drama," tunjuk Aldi kepada Raja yang semakin menundukkan wajahnya, seolah ia yang paling terpojokkan.

"Daniel, samuel tenangkan Aldi. Masalah ini bisa di selesaikan secara baik-baik tanpa kekerasan."

Pak Rizal menghela nafas panjang. Kenapa di saat ia yang mengajar malah terjadi suatu masalah. Anak muda jaman sekarang selalu saja menyelesaikan masalah dengan kekerasan, bertengkar yang sebenarnya tak menyelesaikan masalah apapun, namun justru akan semakin memperbesarkan nya. Dan bisa saja sampai ke jalur hukum.

"Bisa kamu jelaskan bagaimana kronologi, sampai kamu bisa di bully oleh Aldi."

Rayhan yang berdiri disamping remaja itu, mengalihkan pandangannya kepada Aldi. Wajah remaja itu memerah karena menahan amarah, dan Rayhan benci itu. Ia paling tidak suka jika terjadi pembullyan atau yang berhubungan dengan kekerasan. Ia sendiri tak mengerti, namun ada perasaan aneh setiap kali Rayhan menyaksikan suatu pertengkaran.

Ketakutan yang teramat besar akan suatu hal, namun Rayhan tak pernah tahu, apa yang ia takutkan. Apakah ada orang yang mengincar nyawanya, apakah ada seseorang yang akan menyakitinya, Rayhan tak tahu.

Rayhan tak bisa menolong Raja atau pun membela Aldi. Ia hanya bisa terdiam dengan perasaan cemas. Berharap masalah ini dapat ter selesai tanpa adanya kekerasan.

"Jadi gini pak, saya sedang berjalan ke toilet. Dan kebetulan berpas-pasan dengan Aldi yang baru saja keluar. Di situ saya heran, mengapa dia menatap saya dengan tajam padahal saya tak berbuat salah apa-pun.

Dia menghina saya, mengatakan jika saya tak pantas berada disini. Banyak kata-kata kasar yang ia lontarkan kepada saya. Saya hanya bisa diam saat dia menyeret saya ke kolam renang.

Dan secara tiba-tiba Aldi mendorong saya hingga kecebur di kolam renang. Saya pikir dia akan pergi setelah menjahili saya, namun ternyata banyak teman-temannya yang berdatangan. Dan beberapa mereka ikut turun ke kolam renang

Lalu menekan kepala saya hingga ke dalam air, hingga saya kesulitan bernafas. Itu di lakukan nya berkali-kali sampai mereka puas. Saya begitu kesakitan pak, sulit sekali mengambil nafas. Saya tadinya berfikir jika hidup saya berakhir saat itu juga, karena sudah lemah tak berdaya," jelas Raja dengan wajah yang begitu meyakinkan.

Raja menatap mereka satu persatu, dapat dilihatnya jika mereka telah termakan omongannya. Sangat gampang membodohi mereka, pikir Raja.

"Jangan bermain-main dengan gue, Aldi. Karena lo belum tahu bagaimana gue yang sebenarnya."

"BOHONG! Dasar mulut iblis!" Aldi yang tak terima mendengar penjelasan Raja yang begitu berbeda dengan kejadian yang sebenarnya, segera menghampiri Raja. Untung saja Samuel segera menahan Aldi yang bersiap ingin meninju Raja.

"Lo tenang dulu Al, gue tahu ini adalah triknya. Lo jangan emosi," bisik Samuel sedikit menjauhkan Aldi dari Raja.

"Apa yang di katakan oleh Raja membuat saya tak menyangka Aldi. Saya ingin tahu apa alasan kamu sampai membully Raja," tuntut pak Rizal pada Aldi.

"Apa yang dia katakan itu bohong pak. Dia memfitnah saya!" Aldi berkata jujur.

"Benar pak. Lagi pula, Aldi selalu bersama kita jadi hal yang gak mungkin jika ia menyempatkan diri untuk membully Raja," Daniel buka suara. Ia tentu tak terima sahabatnya di tuduh seperti itu. Meski, ia juga tak tahu siapa yang sebenarnya benar.

"Kalo gitu, Aldi coba jelaskan. Bagaimana kejadiannya," ujar pak Rizal memberikan kesempatan pada Aldi untuk membela diri.

"Saya memang bertemu dengan dia di toilet. Dia menabrak saya lalu langsung masuk tanpa meminta maaf terlebih dahulu," jelas Aldi yang berbeda dari penjelasan Raja tadi.

Pak Rizal dan murid lain semakin bingung. Penjelasan mereka berbeda dan hal itu sulit untuk di putuskan siapa yang berkata jujur.

"Dia itu bohong pak," timpal Samuel menunjuk ke arah Raja.

"Lalu maksud kalian, aku ngarang cerita?" tanya Raja dengan mata yang berkaca-kaca. Air mata buaya yang siap tumpah kapan saja.

"Oh. Benar. Bisa saja lo ngelakuin itu," balas Samuel.

Raja menggigit bibirnya. Ternyata mempengaruhi mereka bertiga tak semudah yang ia pikirkan. Tapi bukan Raja namanya jika ia tak bisa melawan.

"Hal yang tak memberikan saya keuntungan dengan berbohong. Dan saya bukan tipe orang yang mencari masalah pada orang. Apa yang saya katakan itu murni, karena memang telah terjadi. Aldi menyiksa saya di kolam renang," Raja berkata serius.

"Kalo gitu, coba tunjukkan buktinya," tantang Samuel. Raut wajah Raja seketika berubah, namun kembali tersenyum sinis ketika ia telah merencanakan ini semua dengan persiapan yang seratus persen. Jadi hal seperti ini, sudah pasti Raja mempersiapkannya.

Mendapati Raja terdiam, mereka berfikir jika Raja lah yang berbohong.

"Kenapa diam? Gak punya kan?" tanya Daniel sambil terkekeh sinis.

"Makanya kalo mau memfitnah orang, lo harus cari target yang gampang di kibulin, gak kayak kita," Samuel tertawa senang, Aldi dan Daniel hanya diam.

"Gue punya bukti," Raja berucap sambil menunjukkan handphonenya.

"Disini ada bukti atas perlakuan Aldi terhadap saya," ucap Raja dengan suara yang keras. Ia lalu menyerahkan ponsel itu pada pak Rizal untuk membuktikan ucapan Raja.

Pak Rizal mulai memutar video itu. Dan adegan yang di tampilkan memanglah sama dengan yang di katakan oleh Raja. Namun anehnya Aldi tak terlihat tapi ada seorang murid yang memiliki bentuk tubuh yang sama persis seperti Aldi, hanya saja ia menghadap kebelakang jadi sangat sulit untuk melihat wajahnya.

Pak Rizal dengan marah menatap tajam Aldi. Apa yang dia lihat di handphone itu sangat membuatnya tak percaya jika hal itu terjadi pada muridnya.

"Aldi, ikut saya ke BK!" pak Rizal dengan kasar menyeret Aldi keluar dari kelas. Daniel dan Samuel segera berlari menyusul mereka.

Secara diam-diam, Raja menyunggingkan senyuman kemenangan. Ia puas melihat Aldi akan di hukum. Rencananya berjalan dengan lancar, dan bahkan ini baru di mulai.

"Selamat menerima hukuman Aldi, itulah akibat jika lo berani melawan gue. Hahaha, gue puas melihat lo di hukum, dan target selanjutnya juga akan merasakan hal yang sama atau mungkin lebih. Tunggu saja, permainan baru saja di mulai," Raja tersenyum senang.





22 April 2022




 Rayhan StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang