61. Rafa, Rafi, Raja dan Rayhan

515 48 2
                                    

Happy Reading....

Seperti yang dikatakan Dinda sebelumnya, bahwa Rafa dan Rafi akan datang memanglah bukan suatu candaan semata. Kini kedua sosok manusia berwajah sama itu, telah berdiri tegap di depan pintu apartement, dengan membawa sebuah koper.

"Halo tante. Hmm Rafi kangeeeeeeeen banget," Rafi memeluk tubuh Dinda.

"Tapi tante, engga tuh," jawab Dinda yang membuat Rafi mengerucutkan bibirnya.

"Ray ada?" Rafa bertanya.

"Ada. Yaudah yuk masuk."

Dinda memasuki apartement diikuti oleh kedua anak kembar itu. Sampai di ruang tamu, Rafi mengernyitkan alisnya bingung, menatap punggung dua remaja. Rafi berpikir itu tidaklah mungkin Raka, karena badan anak itu lebih kecil dari om nya.

Rafi dengan cepat berlari ke hadapan mereka berdua. Ia ingin mengetahui wajah remaja itu. Namun ketika menatap wajah remaja itu, ia mengernyitkan alisnya bingung. Entah firasat dari mana, Rafi seolah pernah melihat remaja asing itu.

Rafi yang memang pada dasarnya tukang iri, menatap tak suka pada remaja yang duduk di dekat Rayhan itu. Maka dengan segera ia mengambil tempat duduk di tengah-tengah mereka, guna memisahkan. Ia tidak mungkin membiarkan adiknya, di ambil orang lain. Karena yang boleh di sayang oleh Rayhan, hanya dirinya seorang, bahkan Rafa juga tak boleh.

"Apaan sih Rafi. Kenapa malah duduk disini," kesal Rayhan.

"Gue mau dekat lo, cil," balas Rafi tak ingin beranjak dari tempatnya.

"Disamping Raja masih banyak tempat kosong tuh," Rayhan yang tak terima di katakan bocil. Memukul mukul pelan kepala Raja, yang sengaja di sandarkan pada pundaknya.

"Gue kangen sama lo Ray. Emang kenapa kalau gue disini? Gue kan kakak lo, bukan orang asing!"

Rafi melirik Raja yang sepertinya tersindir. Ia memang sengaja mengatakan hal itu, mana mungkin Rayhan bisa se akrab itu sama orang bahkan mengajaknya ke apartment. Pasti ada hal yang aneh.

Rafa menghela nafas menatap kelakuan kembaran nya. Ia menatap tajam pada Rafi yang sangat menunjukkan ketidaksukaannya pada Raja, yang bahkan anak itu hanya diam, duduk di samping Rafi.

"Dramastis," gumam Raja memutar bola matanya.

"Rafi gak usah berulah!" peringat Rafa, lalu duduk si hadapan mereka bertiga. Rafa dapat merasakan kecanggungan di antara mereka, di tambah Dinda yang pergi entah kemana.

"Ray, dia teman kamu?" tanyanya.

"Iya kak. Namanya Raja," Rayhan membawa pertanyaan yang di ajukan oleh Rafa.

"Giliran Rafa di panggil kakak, lah gue di panggil nama saja," komentar Rafi dengan nada yang di buat sesedih mungkin.

"Eh. Kok namanya kayak gak asing gitu ya?"

Perkataan dari Rafa sukses membuat Raja membelalakkan matanya. Ingatan Rayhan memang hilang sebagian, namun Rafa dan Rafi tidak. Bisa saja mereka berdua mengenali dirinya.

"Maksud kak Rafa?"

"Ya. Nama dia kan mirip sama nama te-" Rafi hendak menjawab, namun ia menghentikan ucapannya ketika teringat sesuatu.

"EKHM"

"Sama siapa?" tanya Rayhan dengan serius.

Namun bukannya menjawab, Rafi justru menatap Rafa untuk meminta bantuan. Hampir saja mereka ke coblosan, untunglah, ia tidak sampai mengatakannya.

"Namanya itu mirip.. Sama- sama-" Raja menjawab gagap.

"Duh sama siapa ya? Anjir nih otak, saat gini malah gak berfungsi," batin Raja merutuki dirinya sendiri.

 Rayhan StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang