6. kepindahan Rayhan {REVISI}

1.2K 77 0
                                    

🌼Happy reading🌼

Setelah Rayhan pergi tidur barulah Dika menelpon adiknya, untuk memberitahu kedatangan Rayhan besok pagi.

Meskipun tak rela, tapi apa yang bisa di lakukan nya jika yang meminta adalah ayahnya sendiri.

"Assalamualaikum," Salam Dika memulai percakapan.

....

"Jawab dulu Napa salam gue," ucap Dika.

.....

"Gak sopan Lo sama kakak sendiri."

.....

"Gue jiga sibuk. Emang cuma Lo doang. Kalo bukan hal penting gak bakalan gue nelpon elu."

.....

"Gue mau ngasih tau kalo mulai besok Rayhan bakal tinggal bareng kalian."

.....

"Gak usah teriak gitu, telinga gue sakit. Gue tahu elu kaget."

.....

"Lo gak bisa nolak, karena papi yg nyuruh gue."

.....

"Dia itu anak lo Rak, tanggung jawab lo. Lo sekarang udah dewasa dan bisa jagain dia."

.....

"Kalo pun bisa, sebenarnya gue yang pengen jagain dan rawat Ray sampai dia dewasa, dari pada garus tinggal bareng kalian, gue gak yakin dia bakal bahagia."

.....

"Gue gak mau ribut sama lo. Gue masih banyak urusan."

.....

"Pesan gue sama Lo, selama Rayhan disana, kalian harus menjaganya dan stop kelayapan."

.....

"Kan emang benar kan? Setiap hari kerjaan Lo cuma nongkrong buang buang duit."

.....

"Pokoknya Lo harus jaga dia baik baik."

Panggilan terputus sepihak dari sang adik, belum selesai Dika berbicara namun sudah di matikan, membuat orang kesal saja.

"Gimana?" Tanya Megan pada Dika.

"Mau nolak dia tapi karena papi yg nyuruh jadi dia mau,"jawab Dika.

"Semoga aja mereka bisa jaga Rayhan dengan baik," kata Megan yg sebenarnya ia masih khawatir.

"Aku yakin mereka pasti bisa. Jika Rayhan gak ada di kehidupan mereka, mereka berdua gak akan bisa menjadi dewasa dan orang tua."

"Tapi rayhan masih kecil untuk tinggal bareng mereka yang kelakuan nya seperti itu. Aku takut Rayhan akan..."

"Kamu gak usah khawatir. Rayhan pasti bisa membuat mereka menjadi orang tua yang baik, dan si Raka yang kerjaan nya cuma ngabisin duit aja. Dengan kehadiran Rayhan mungkin akan sedikit mengubah kehidupan mereka."

"apa kamu yakin?" tanya megan ragu.

"Aku yakin. Dalam suatu rumah tangga, akan terasa sempurna dengan kehadiran seorang anak di kehidupan mereka. Begitu pun dengan Raka dan Dinda. Mereka pasti menyayangi Ray meskipun kedua nya belum siap menjadi orang tua."

"Kamu benar. Dan semoga saja."

"Jadi kamu ngizinin Rayhan pergi besok?" tanya Dika.

"Meskipun aku gak rela, tapi Ray juga butuh mereka. Selagi ray bahagia aku ngizinin."

Dika tersenyum mendengar jawaban dari istrinya itu.

Esok harinya...

Kini mereka sedang mengantar Rayhan ke mobil yang akan mengantarnya ke Jakarta.

"Kalo sudah sampai hubungin Tante," kata Megan masih setia memeluk Rayhan sambil menangis. Ibu mana coba yang rela merelakan anak nya pergi untuk waktu yang lama.

"Iya Tan, Tante jangan nangis lagi, Rayhan akan baik baik aja disana,"ucap rayhan mengusap air mata yang membasahi pipi tante cantik nya itu.

"Janji sama Tante Rayhan akan selalu bahagia,"pesan megan.

"Iya Tan, Rayhan janji, makasih selama ini sudah jaga Rayhan dan jadi sosok ibu bagi Rayhan,"ucap rayhan tulus.

Setelah berpamitan pada Megan Rayhan kemudian memeluk tubuh tegap Dika.

"Om makasih udah sayang sama Rayhan."

"Om yang berterima kasih karena kehadiran kamu, keluarga kecil kita bahagia, kalo mereka gak jagain kamu, kamu bilang sama om nanti om jewer telinga papa mu itu," kata dika dengan di akhiri kata bercanda di akhir kalimat nya.

"Iya om," kekeh Rayhan.

Tadi mereka memang sudah memberitahu bagaimana orang tua rayhan, dan rayhan juga harus siap menghadapi nya.

Rayhan berjalan ke arah Rafa dan memeluknya.

"Kak Rafa, thanks udah jadi sosok kakak buat Rayhan selama ini, thanks udah mau sayang sama Rayhan dan ngelindungin Rayhan,"ucap rayhan di pelukan rafa.

"Lo adek gue, jadi udah jadi tugas gue buat jaga lo," kata Rafa dan membalas pelukan Rayhan.

Setelah itu, rayhan berjalan menghampiri rafi yang tampak diam menunduk, mungkin tengah menangis.

"Kak Rafi," panggil Rayhan pada Rafi yang masih ngambek, menundukkan kepalanya.

"Kak Rafi jangan marah dong, kan Rayhan udah mau pergi."

"Tega Lo ninggalin gue," kata rafi mendongakkan kepala nya, menatap wajah rayhan untuk terakhir kalinya. Padahal kan mereka masih bisa video call jika kangen, atau pun berkunjung ketika libur sekolah.

"Maaf, Rayhan gak mau ngerepotin kalian terus,"jawab rayhan.

"Lo gak ngerepotin, malahan rumah ini ramai karena kehadiran Lo. Kalo lo pergi bakalan sepi, gak ada lagi teman berantem gue."

"Thanks kak, dan sorry selama ini gue sering jahilin elu,"kata rayhan terharu dengan perkataan rafi.

"Gak usah minta maaf berasa Lo mau pergi selamanya padahal cuma ke jakarta."

"Makanya jangan nangis, nanti tambah jelek loh,"ucap rayhan sekalian mengejek.

"Enak aja, gue ini manusia tertampan tau."

"Makanya kalo tampan gak boleh sedih harus selalu bahagia."

"Kalo Lo pergi gue gak ada teman lagi dong."

"Kak Rafa ada tuh,"balas rayhan menunjuk rafa.

"Si Rafa gak asik."

"Gue denger," sahut Rafa.

"Jaga diri Lo baik baik."

"Kakak juga,"kata Rayhan dan melepaskan pelukannya

"Rayhan pamit, terima kasih banyak untuk semuanya, janji sama Rayhan gak boleh ada yg sedih,"kata rayhan berpamitan.

Sebelum rayhan masuk ke mobil, rafi langsung berlari dan memeluk rayhan penuh sayang, begitu pun dengan rafa yang juga ikut bergabung.

"Kalo ada yang ganggu lo, bilang sama gue. Termasuk ok raka," ucap rafi.

"Sering hubungi gue, kalo lo kesepian butuh teman, gue datang. Gue sayang sama lo."

"Iya kak."

Setelah melepaskan pelukan nya, rayhan tersenyum menatap mereka, keluarga nya yang harus ia tinggalkan.

"Assalamualaikum ray pergi dulu,"katanya.

"Waalaikum salam. Hati hati Ray" jawab mereka bersama.

See you next chap

14 April 2021

 Rayhan StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang