44. Masa lalu Rayhan • Di tembak

831 80 15
                                    

Happy Reading

Raka berlari dengan air mata yang sudah penuh membanjiri wajah rupawan nya, pria berusia 25 tahun itu sudah tak mempedulikan keadaannya saat ini. Yang yang ada di pikirannya adalah menyelamatkan putranya dalam keadaan baik baik saja.

Kedua pria dewasa tadi, sontak berbalik badan saat mendengar langkah seseorang yang ada di belakang mereka. Dan tanpa aba aba, Raka menyerang mereka, mulai dari menendang, memukul, menghajar kedua pria itu hingga tergeletak di atas lantai.

Raka yakin, kedua pria itu pasti tau dimana putranya di sembunyikan. Raka meraih salah satunya mencengkram erat kerah baju yang di pakainya, membuat sang pria mau tak mau harus memandang Raka yang sudah di penuhi dengan emosi, entah kemana perginya rasa takutnya tadi.

"Cepat katakan dimana anak gue!" teriak Raka tepat di depan wajah memelas pria gembul itu.

"Sa-saya tidak berani mengatakannya."

Sontak mendengar hal itu, membuat Raka menggeram kesal. Raka mencekik leher pria itu, membuatnya kesakitan dan merasa akan mati saja sekarang.

Pria gembul yang sebenarnya tak bersalah itu, kini perasaannya bimbang. Jika ia mengatakannya maka dia akan mati di tangan boss nya, tapi jika ia tak mengatakannya maka ia juga akan mati di tangan Raka. Mungkin takdirnya sampai disini saja.

"CEPAT KATAKAN ATAU GUE BENAR BENAR BUNUH LO, SIALAN!" ucap Raka semakin mencekiknya.

Si pria itu tak ada pilihan lain, ia mengangguk pelan. "Ba-baik," ucap nya kesusahan karena rasa sakit yang di berikan Raka tidaklah main main.

Raka melepaskan tangannya dari leher si pria gembul itu, namun tetap memegang lengannya agar ia tak berniat kabur.

"CEPAT! GUE GAK PUNYA BANYAK WAKTU!"

Dengan pencahayaan yang sangat minim, Raka di tuntun menuju ruangan dimana anaknya berada.

"I..ini ruangannya," ucap pria itu dengan gemetaran.

Raka menghempaskan pria itu hingga terjatuh ke lantai. Sebelum membukanya, Raka berharap agar putranya ada di dalam dan dalam keadaan baik baik saja.

BRAKK..

Tubuh Raka menegang saat berhasil membuka pintu usang itu dengan paksa. Dan langsung di suguhkan pada kondisi dimana ia melihat tubuh mengenaskan putranya yang ia cara dan di tambah kedua anak yang di yakini itu adalah teman Rayhan.

Raka segera berlari menghampiri tubuh tak bergerak Rayhan, ayah satu anak itu menangis tersedu seolah jantungnya copot melihat keadaan putranya saat ini. Tubuh Rayhan di banjiri oleh darah tak jauh berbeda dengan kedua anak itu.

Raka meletakkan kepala Rayhan di atas pahanya. "Sayang....ini papa nak," ujar Raka masih tengah tangis pilunya. Ia membelai rambut basah Rayhan, dapat ia lihat darah segar telah melumuri tangannya.

Di saat itu juga emosi Raka memuncak. Matanya memerah disertai Lelehan air mata yang berjatuhan. Tangannya mengepal kuat ia berjanji akan membunuh siapa saja yang berani menyiksa putranya.

Namun rasa sakit yang ia rasakan semakin besar, kala ia memeriksa nadi sang putra. Betapa terkejutnya Raka saat nadi dan jantung itu tak berdetak.

 Rayhan StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang