Dinda mendatangi Rayhan yang masih berada di UKS sambil membawa tas milik Rayhan
Ia khawatir Rayhan kenapa napa Makanya ia segera menyusul Rayhan ke UKS berniat untuk membawanya pulang segera
Sampai di UKS Dinda melihat Rayhan yang sedang tertidur maka ia pun membangunkannya dengan perlahan agar segera membawanya pulang ia khawatir dan tadi ia juga sempat mengabari Raka agar berada di rumah serta dokter David salah satu sahabat raka
"Ray bangun"
Mendengar suara ibunya, Rayhan dengan perlahan membuka matanya dan melihat Dinda yang memandangnya khawatir seperti pandangan seorang ibu lainnya kepada anaknya
Rayhan tersenyum melihat bundanya yang datang menghampirinya. Ia senang sangat senang mamanya masih peduli padanya
"Ray" panggil Dinda
Rayhan mendongak menatap mata Dinda dengan pandangan sayu
"Ayo pulang" kata Dinda membantu Rayhan yang terdiam tak mengerti, mengapa mamanya memintanya untuk pulang padahal pelajaran pertama saja belum selesai
"Ma kenapa harus pulang? Entar Ray di marahin karena bolos" kata rayhan menghentikan jalan mereka yang baru akan membuka pintu UKS
"Lo sakit, tadi gue udah izinin sama guru Lo" kata Dinda yang khawatir pada kondisi putranya
Rayhan kali ini diam dan menurut pada Dinda untuk pulang lebih awal
Rayhan sebenarnya senang bisa pulang cepat tapi di satu sisi dia juga bersalah karena telah berbohong
***
Kini mereka telah berada di kamar, dengan Rayhan yang terbaring berpura pura tidur takut di marahi karena tadi telah di periksa oleh seorang dokter muda yang Rayhan tak tahu namanya
"Gimana kondisinya?" Tanya Dinda pada dokter yang bernama dokter David
"Dia baik baik saja. Dan untuk perutnya gak ada yang masalah dan seharusnya gak sakit"
"Thanks bro, udah mau datang" kata Raka
"Demi Lo, gue rela ninggalin pekerjaan gue buat datang kesini. Btw dia siapa? Adiknya Raka atau adik Lo Din?"
"Adek gue" sahut Raka cepat
"Serius? Tapi kok lebih mirip sama Dinda" kata David tak percaya karena si raka itu tukang bohong dari jaman SMP sampe sekarang
David adalah teman semasa SD Raka makanya mereka udah kayak saudara sendiri, sedangkan Dinda mereka mulai mengenal sejak sekolah menengah atas.
"Itu tandanya gue sama Dinda emang jodoh, adek gue aja mirip sama dia"
"Dasar Buceen" ejek David
"Biarin, yg penting gue punya pasangan gak kayak elu dari dulu sampe sekarang jomblo terus. Kayak gak ada yang mau aja."
"Gue jomblo karena belum ada yang cocok lagian gue juga masih muda gak masalah kali kalo gue belum punya pacar"
"Terserah lu lah"
"Mmm nama adek Lo siapa"
"Rayhan saga febriano"
"Nama yang bagus pasti bokap Lo kan yang ngasih nama"
"Gue njir yang ngasih"
"Masa sih? Gue sebenarnya gak nyangka ternyata Lo punya adek, secara kan dulu Lo selalu nilak buat punya adik katanya pengen jadi anak bungsu supaya di sayang terus"
"Itu kan dulu, sekarang mah beda. Gue udah jadi kakak yang baik buat dia"
"Ganteng njir udah SMA?"
"Jelas lah ganteng, orang dia adek gue. Yah dia udah kelas 10"
"Sama kayak adek nya si Rion yah, dia juga kelas 10. Kemarin gue ketemu sama dia dan sama adek nya juga"
"Samuel?"
"Iya, nama nya Samuel. Eh mereka pasti teman dekat kan secara kan kalian berdua udah kayak kembar dari dulu bareng terus"
"Gue gak tahu, tapi kata Dinda mereka sekelas dan duduk di bangku yang sama"
"Pasti lah mereka dekat, bukti nya aja mereka sekelas"
"Adik Lo manis banget, gue bawa pulang yah. Pasti mami gue senang banget, dari dulu dia pengen banget punya anak lagi, soalnya gue anak tunggal, Lo tau sendiri kan mama gue udah gak bisa punya anak lagi"
"Makanya lu yang ngasih cucu buat emak lu"
"Lo aja lah, Lo kan udah nikah, masa belum punya anak"
"Tau dari mana gue belum punya anak?"
"Kalo Lo emang udah punya anak, terus dimana? Gak ada tuh Deden bayi di sini" kata david membuat raka tertawa
"Napa ketawa lu? Gak ada yang lucu njir gue serius dari gue sampe gue gak liat dedek bayi"
"Heh anak mami, emang nya harus bayi gitu anak gue?" Tanya Raka masih dengan Tertawa
"Ya jelas lah, manusia kan mulainya dari bayi gak mungkin langsung gede"
"Iya sih, tapi gue belum kepikiran buat punya anak"
"Why? Anak kan anugrah, lagian Lo juga udah 31 tahun udah cocok jadi papa muda, jadi gak masalah lah kalo Lo gendong bayi di usia 30 an"
"Gue belum siap, gue masih pengen bebas"kata raka serius. Raka sedang tidak bercanda kali ini, dia memang belum siap buat jadi ayah
"Yaudah lah, itu terserah Lo"
"Hmm"
"Gue doain kalian cepat di beri momongan dan kasih gue ponakan yang lucu buat di gendong nanti"
"Thanks doanya"
"Hmm, yaudah gue harus ke rumah sakit lagi"
"Ok"
"Bye, kalo adek Lo udah sadar, Lo suruh minum obat yang udah gue kasih tadi"
"Thanks bro" kata Raka dan mengantar David keluar apartement
Rayhan yang sedari tadi berpura pura tidur mendengar semuanya
Dinda kembali ke sekolah setelah mengetahui Rayhan udah gak papa
Setelah mengantar David kini Raka kembali ke kamar, tentu saja untuk menjaga Rayhan yang sedang tertidur
Raka mendekati Rayhan yang tidur dengan pulas dan tenang
Raka memperhatikan wajah Rayhan yang memang sudah lebih mirip dengan Dinda di banding dirinya
"Happy birthday jagoan papa, gue gak nyangka Lo udah 14 tahun, gue berharap Lo selalu bahagia" batin Raka
Kejutan ultahnya Rayhan chapter selanjutnya yah
See you next chap
11 Mei 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayhan Story
Historia CortaIni kisah seorang anak laki-laki, yang bernama Rayhan. Lebih tepatnya, Rayhan Saga Febriano. Anak laki-laki itu kini telah genap berusia empat belas tahun. Sudah cukup besar untuk mengerti bagaimana perjalanan hidupnya selama tujuh tahun terkahir in...