🍀1. Telat ke sekolah🍀

2.7K 149 1
                                    

Di sebuah rumah mewah terdapat seorang remaja yang masih berada di alam mimpi. Remaja itu seakan tak terganggu dengan cahaya matahari yang menerobos masuk melalui sela-sela jendela. Bahkan tak terganggu dengan suara bisik alarm di atas nakas samping kepalanya. Entah karena efek lelah atau apa, remaja itu masih betah dalam mimpinya yang mungkin begitu indah.

Remaja dengan nama asli, Rayhan Saga Febriano adalah kesayangan semua orang. Memiliki sifat manis namun juga jahil terutama pada sepupunya. Apapun keinginannya akan di turuti selagi itu membuat Rayhan merasa bahagia.

Bisa dikatakan, paman dan bibinya lebih menyayangi Rayhan, dibanding putra kandungnya sendiri yaitu, Raffano Arlan haldio dan Raffino Erlan Haldio, sepupu kembarnya. Tentu saja hal itu membuat Rayhan merasa senang, sekaligus bisa menjahili kakak sepupu keduanya. Lagi pula sayangi semua orang itu adalah hal yang paling membahagiakan baginya saat ini. Entah di masa depan.

Tapi ketahuilah. Terkadang, ia juga merindukan sosok orangtuanya. Meskipun ada paman dan bibinya yang menggantikan peran mereka, tapi tetap saja Rayhan merasa ada yang kurang di dalam hidupnya. Ya, semoga aja dia dapat berkumpul bersama mereka lagi. Itu impiannya.

Anak mana yang tak merindukan orangtuanya, bahkan ia sudah enam tahun lamanya tak bertemu dengan mereka. Jangankan enam tahun, satu tahun aja kita sudah sangat merindukan orang tua kita jika berjauhan, bertemu sekali pun dalam enam tahun ini, Ray tak pernah lagi. Dan ia mungkin sudah lupa bagaimana wajah kedua orangtuanya. Merasa di abaikan itulah yang selama ini Rayhan rasakan, tapi ia tak pernah menunjukkan kesedihannya pada keluarganya.

Ceklek!

Pintu kayu warna cokelat itu, kemudian terbuka. Menampilkan Rayhan yang masih berada didalam mimpi indahnya. Wanita yang baru saja masuk itu, tersenyum saat mendapati keponakannya masih tertidur nyenyak. Padahal sudah hampir jam tujuh, ingin memarahi tapi dirinya tak tega.

"Ray bangun nak," ucap Megan Ananda haldio, bibi Rayhan sembari menepuk pelan bahunya. Bibinya sering di panggil aunty oleh Rayhan.

"Ray udah hampir telat loh," ucapnya lagi lalu menggoyangkan bahu Rayhan yang tak kunjung membuka matanya.

"Ray kalo gak bangun, Rafa sama Rafi pergi duluan!"  Megan bermaksud mengancam. Karena Rayhan yang tak kunjung bangun. Dan ancaman itu berhasil.

Perlahan, Rayhan membuka matanya dan hal pertama yang ia tangkap dari indera penglihatannya adalah sosok wanita cantik yang telah hampir memasuki kepala empat. wanita yang merawatnya selama ini. Raut senang tentu tak lepas dari Rayhan ketika ia masih bisa tinggal bersama mereka. Entah apa jadinya nanti jika Rayhan harus berpisah dari paman dan bibinya, Rayhan mungkin tak akan sanggup. Kehadiran mereka sangat berarti di dalam hidup Rayhan.

Rayhan tersenyum kecil pada tante Megan. Ia bahkan belum menyadari jika ia sudah telat. Tak menyadari jika matahari sudah meninggi.

"Good morning aunty," sapa Rayhan serak karena baru bangun. Ia mendudukkan dirinya di atas kasur.

"Good morning too," balas Megan dengan tersenyum juga.

"Nyenyak tidurnya Ray?" tanyanya sembari mengelus pelan surai hitam, putra dari adik iparnya itu.

"Nyenyak banget aunty, sampai sampai Rayhan betah," jawab Rayhan tersenyum cerah meskipun nyawanya belum sepenuhnya berkumpul. Bagaimana pun juga, tersenyum adalah kebiasaannya jika dia dalam mood yang bagus.

 Rayhan StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang