Pagi ini, di ruang makan, Rayhan tampak melamun memikirkan sesuatu. Dinda yang menatap Rayhan bingung karena sedari tadi ia tak berniat memakan sarapannya hanya mengaduk aduk dengan pikiran yang melayang entah kemana.
"Ray, lu kenapa?" Tanya Dinda masih tetap diam.
"Ray, lu ada masalah cerita sama gue."
Rayhan tetap saja tidak menyahut Dinda yang melihatnya mulai khawatir takut anaknya di masuki makhluk halus penghuni apartement ini.
"RAYHAN!!" Teriak Dinda di dekat telinga Rayhan yang posisinya memang bersebelahan dengannya. Rayhan yang mendengar teriakan cukup kencang hampir terjungkal ke belakang untungnya Dinda sigap menahan kursi agar tak jatuh.
"Mama ih ngagetin," kata Rayhan sebal.
"Gue gak bakal teriak kalo lu jawab perkataan gue tadi."
"Emang mama bilang apa?" Tanya Rayhan tak tahu apa apa.
"Gak, lu buruan sarapan bentar lagi telat."
"Emang udah jam berapa?"
"06.54."
""WHAT KOK MAMA GAK BILANG DARI TADI," teriak Rayhan langsung berlari mengambil tasnya dan berlari keluar apartement.
"MA AYO CEPAT, NANTI RAY TELAT. RAYHAN GAK MAU DI HUKUM," teriak Rayhan dari pintu karena mamanya tak kunjung mengantarnya ke sekolah.
"BENTAR RAY, GUE MAU BERESIN DULU SARAPANNYA,"teriak Dinda dari arah dapur.
"Lama!" Ketus Rayhan sambil melipat tangannya di depan dada.
***
Rayhan tiba di sekolah pada pukul 17.35 menit yang artinya gerbang sekolah telah di tutup.
Tapi ternyata bukan cuma dirinya yang terlambat datang, melainkan ada empat cowok yang Rayhan gak kenal dan yang satunya lagi Aldi dari kelasnya.
Rayhan turun dari mobil diikuti Dinda di belakangnya. Rayhan yang hendak memanggil mamanya dengan sebutan 'mama' agar dia bisa membantunya untuk masuk ke dalam sekolah, namun ia urungkan ketika melihat para siswa yang terlambat itu tak melepas tatapan mereka sejak Rayhan dan Dinda turun dari mobil.
Tentu saja hal itu membuat Rayhan tak nyaman, apa lagi tatapan dingin dari Aldi yang masih duduk diatas motornya membuat Rayhan ingin pindah sekolah saja.
"Bu Dinda," panggil Rayhan pada akhirnya, karena gak mungkin Rayhan memanggil Dinda dengan sebutan mama apalagi kakak seperti murid murid lainnya yang memanggil mamanya dengan kak Dinda.
Dinda menatap Rayhan yang menatap Dinda memelas agar Rayhan bisa masuk ke sekolah tanpa harus di hukum.
Rayhan bersorak senang ketika mamanya akan melangkah menuju ke pak satpam yang sedang berjaga, namun ada sebuah panggilan masuk ke ponsel Dinda maka Dinda pun segera mengangkatnya dan berbicara pada seseorang di seberang sana. Dinda yang masih terus berbicara itu melangkah ke mobil dan berlalu begitu saja tanpa pamit dan membantu Rayhan masuk ke sekolah.
Rayhan mematung di tempatnya, melihat mamanya yang pergi seakan melupakan dirinya.
Semua itu tak luput dari perhatian Aldi, remaja 15 tahun itu menyeringai senang ketika melihat Dinda pergi begitu saja tak berniat membantu rayhan untuk masuk ke sekolah, tadi Aldi kaget karena mobil yang biasa di pakai Dinda datang ke sekolah, padahal hari ini ia tak memiliki jadwal mengajar dan tatapan benci dari Aldi semakin besar ketika tau ternyata Dinda datang ke sekolah untuk mengantar si anak baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayhan Story
Storie breviIni kisah seorang anak laki-laki, yang bernama Rayhan. Lebih tepatnya, Rayhan Saga Febriano. Anak laki-laki itu kini telah genap berusia empat belas tahun. Sudah cukup besar untuk mengerti bagaimana perjalanan hidupnya selama tujuh tahun terkahir in...