13. Bersama om black carlos. {REVISI}

1.2K 89 10
                                    

🌼Happy reading🌼

"so sweet banget sih liat kalian kek gitu," ujar Ardi tersenyum penuh arti dan memotret Rayhan yang sedang tertidur di bahu Raka.

Sungguh pemandangan yang begitu indah dan belum pernah terjadi. Ini pertama kalinya para anggita Blackcarlos melihat pemandangan itu, sesuatu yang langka.

"Gue gak nyangka Ka, Ray udah sebesar ini," ucap Langit dengan mata yang berkaca kaca.

Mereka semua memang tak pernah membayangkan tumbuh kembang putra kesayangan dari ketua Blackcarlos itu. Waktu berjalan begitu cepat dan mereka tak melihat tumbuh kembang remaja tampan di depan mereka sekarang.

"Sama gue juga gak nyangka, Rayhan bocah gembul nan menggemaskan itu kini berubah menjadi remaja tampan dan manis," balas Willy masih memandangi wajah Rayhan.

"Kalo orang luar yang gak tau apa apa, terus liat kalian berdua itu. Mungkin kesannya kek kakak adek, kayak gue sama adek gue," sela Rion membuat Raka menatapnya. Tapi benar juga sih apa yang dikatakan oleh Rion.

"Iya sih. Secara kan Raka masih muda, wajahnya awet muda juga apa lagi kelakuannya yang kek bocil jadi mana mungkin orang akan percaya kalo dia udah punya anak," setuju pandi.

"Jangankan anak pan, ia bahkan kek anak SMA," timpal Aldo.

Terkadang Aldo heran mengapa dia sama wajahnya Raka kayak gak ada tua tuanya. Padahal dia kan juga manusia biasa dan lagi ia juga sudah berkepala empat.

"Apa lagi si Raka, sering tebar pesona dan godain gadis gadis yang dia temui," ejek Ferro.

"Benar tuh Ferr, si Raka kan buaya," ujar Aldo membenarkan ucapan Ferro dan mendapat tatapan tak suka dari Raka.

"Kapan gue godain anak gadis, gue ini suami paling setia sama istrinya. Jangan Ngadi Ngadi Lo berdua," marah Raka.

Ruang tamu itu semakin berisik dengan perkataan mereka yang tak ada habis nya. Hal itu membaut seorang remaja yang masih berada di alam mimpi kini ter usik.

Eughh.

Rayhan terbangun karena mereka yang tak berhenti berbicara, berisik kayak di pasar. Menganggu Rayhan untuk menjelajahi alam mimpinya yang begitu indah.

Rayhan mendongak menatap papanya yang juga menatap dirinya, lalu mengalihkan pandangannya menatap orang orang yang berada di ruang tamu satu persatu dengan raut bingung.

"Papa mereka siapa?" Tanya Rayhan menatap Raka sembari mengumpulkan nyawanya.

"Babu," ucap Raka ketus tanpa merasa bersalah.

"Babu? Tapi kok pada ganteng," Ulang Rayhan.

Raka mendelik tak suka mendengar penuturan Rayhan. Raka cemburu karena putranya malah memuji orang lain padahal Raka jauh lebih tampan dari mereka, tapi Rayhan tak pernah memujinya.

"Jangan di dengerin papa kamu Ray, dia sesat," kata Rion tak terima dikatai babu.

Rayhan menatap orang yang berbicara padanya tadi "kalian siapa?"

Rayhan bingung. Tak mengerti siapa sebenarnya mereka. Ini adalah pertama kalinya ia melihat orang orang itu.

"Kita ini sahabatnya papa kamu Ray, emm bisa di bilang om kamu," jawab Richard.

"Emang Lo gak ingat siapa kita?" Tanya Ardi dan gelengan kepala yang di dapatnya.

"Dulu saat kamu masih kecil, kamu lagi ke Jakarta maka kita yang bakal ngasuh kamu, nemenin main tapi gak setiap hari sih, karena kalo kamu datang cuma nginap satu sampe dua malam aja," jelas Zico.

 Rayhan StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang