36. Berkunjung

1K 88 2
                                    

Happy reading

Setelah kepergian Aldi, Dinda di kejutkan dengan seseorang yang menepuk punggung nya dari belakang.

Ia pun refleks menoleh dan mendapati dua remaja kembar yang tampak cengengesan karena berhasil membuat Dinda terkejut.

Siapa lagi, jika bukan Rafa dan Rafi, si duo kembar, keponakan Dinda dan Raka, yang sangat jahil itu.

"Lo kalian? Kok bisa disini?" kaget Dinda pada kedua remaja itu. Gak mungkinkan mereka datang sendiri, pasti mereka bersama kakak iparnya.

"Ya bisa lah tan. Kita kan punya kaki buat jalan," kata Rafi sewot.

"Emang lo jalan kaki ke sini nya? Hebat banget lo bisa jalan sejauh itu," kata Rafa sambil mengeleng gelengkan kepalanya dengan pandangan takjub.

"Maksud gue gak gitu juga kali, tau ah bicara sama lo gak ada gunanya," balad Rafi sambil merajuk tak tahu tempat.

"Jangan berisik, ini rumah sakit bukan rumah kalian," ucap Dinda.

"Maaf tan," kata Rafa.

"Terus kasih tau tante, kenapa kalian bisa disini? Sama siapa?" tanya Dinda lagi karena pertanyaan nya yang tadi abaikan.

"Kita kesini karena kata om Raka, Ray sakit. Mama sama papa juga ikut," Jawab Rafa.

"Yaps benar. Kita gak mungkin dong gak datang jengukin Ray. Rafi kangen banget sama Ray tante. Semenjak Ray pergi, Rafi gak ada teman berantem, gak ada teman rebutan mama," ucap Rafi dengan muka yang dibuat sesedih mungkin.

"Kamu tuh fi, cuma berantem nya doang yang di kangenin," kata Megan yang baru saja bergabung bersama mereka, Megan bahkan menjewer telinga Rafi yang tak bersalah itu.

"Ih mama lepasin. Lagian apa yang Rafi ucapkan semuanya benar kok," ucap Rafi sambil tangannya berusaha melepas jeweran mama nya.

Setelah terlepas, Rafi bernafas lega, untung saja telinganya gak sampai copot.

"Mama tadi ngagetin ih, kalo Rafi tiba-tiba jantungan, mama mau tanggung jawab," protes Rafi.

"Udah deh fi gak usah dramastis," ucap Megan yang membuat rafi mendengus kesal.

"Rafa, Rafi mending ikut papa ke ruangan rawat nya Rayhan, dari pada disini rusuh," kata Bisma.

"Halo kak. Apa kabar," sapa Dinda pada kakak ipar nya.

"Alhamdulillah baik," kata Megan.

"Kata raka, Ray sakit ya," tanya Megan.

"Iya kak, maag nya kambuh dan demam. Tadi udah merengek pengen pulang sih."

"Ray emang gitu, gak bisa tahan lama lama di rumah sakit. Itu bawaan dari kecil," kata Dinda.

"Kak, Ray itu mulai maag sejak kapan?" tanya Dinda pada Megan.

"Sejak kejadian itu Din. Bukan hanya itu, dulu Ray juga punya asma, untung lah saat memasuki kelas menengah ia sudah tidak mengalaminya. Tapi kakak khawatir jika asma itu kembali menyerang nya, pesan kakak, jaga Rayhan sebaik baiknya, dia adalah anugrah yang telah Tuhan titipkan pada kalian dan bisa saja ia akan mengambilnya kapan pun."

 Rayhan StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang