Raja mengantar Rayhan sampai diapartementnya. Remaja itu turun setelah berpamitan pada sang sahabat. Ada perasaan senang tatkala ia mengingat tentang janji mereka, berharap janji itu bukan hanya sekedar ucapan saja.
Rayhan masih berdiri dipinggir jalan sampai mobil yang membawa Raja tak lagi terlihat. Tak lama dari itu, banyak pengendara motor yang mendekati mereka, lalu berhenti tepat dihadapan Rayhan.
Remaja itu langsung mengetahui siapa pengendara motor itu, kala ia membuka helm full face nya. Rayhan tercengang saat tahu Raka, sang ayahlah yang sengaja mengikuti mereka dari bekalang, bersama dengan bodyguard-bodyguard yang berwajah sangar.
Melihat itu, bukannya merasa senang, melainkan ia kecewa. Sang ayah sebegitu tidak percayanya kah pada Raja, hingga ia dengan sengaja mengikutinya dari bekalang bersama para bodyguard itu.
"Ray,"panggil Raka dengan suara lembut. Ia langsung turun menghampiri sang anak yang hanya diam tidak menyahuti ucapannya.
"Untuk apa pa?!"tuntutnya pada sang ayah. Tatapan kecewa dari Rayhan, membuat Raka merasa bersalah. Namun, ia hanya bisa berdiri sembari menunggu apa yang akan dikatakan putranya itu.
"Untuk apa pa?! Untuk apa papa lakuin ini semua? Raja itu orang baik pa, gak perlu papa sampai ikutin Rayhan. Papa pikir Ray sedang diculik?!"untuk pertama kalinya Rayhan marah pada Raka.
"Aku udah besar. Aku bukan anak kecil lagi yang perlu papa atur bahkan untuk pertemanan! Ray tahu, mana orang baik, dan mana orang jahat. Dan sekali lagi Rayhan katakan, Raja bukan orang jahat!"lirihnya dengan air mata yang berusaha ia tahan agar tak sampai jatuh.
"Ray, papa lakukan semua ini demi kamu, Kebaikan kamu,"ucap Raka berusaha agar ia tak sampai lepas kendali, dan emosi.
Raka saat remaja bukanlah pria yang lembut, si ketua BlackCarlos ini sangatlah kejam. Namun, semuanya berubah ketika ia bertemu dan jatuh cinta untuk pertama kalinya pada Dinda, ibunya Rayhan.
"Kebaikan apa pa. Rayhan bisa jaga diri sendiri, gak perlu memperlakukan Rayhan layaknya anak kecil. Lagipula, bukankah kalian dengan sengaja meninggalkan Rayhan saat bayi?! Jadi tolong jangan banyak menuntut dan mengatur Rayhan,"ujar Rayhan dengan penuh penekanan. Hatinya kembali sakit, ketika mengingat orangtua kandungnya tak pernah ada untuk dia ketika ia butuh.
Raka begitu terkejut mendengar penuturan putranya. Baru pertama kali, semenjak Rayhan tinggal bersama mereka, Raka mendengar ucapan terluka dari putranya.
"Ray, papa-"
"Papa selama ini sibuk, menghabiskan waktu bersama teman-teman papa, papa jauh lebih mementingkan kesenangan daripada waktu untuk menjenguk Rayhan. Apa pernah papa sekali aja, datang untuk bertemu rayhan dulu, pernahkah papa dan mama merindukan Rayhan? Pernahkah kalian memikirkan bagaimana aku hidup, bagaimana keseharianku, apakah bahagia atau justru sebaliknya?!"
"Kalian terlalu sibuk dengar urusan kalian, hingga kalian melupakan aku. Meskipun ada tente dan paman yang sudah menggantikan peran kalian, memberikan segala hal untuk Rayhan. Tetapi, Rayhan tetap butuh kalian.... Mengapa kalian buang Rayhan? Mengapa kalian menganggap seolah-olah Rayhan itu tidak ada. Rayhan butuh kalian, sangat butuh dampingan kalian dari dulu. Tetapi... Bertahun-tahun Rayhan menunggu kalian tidak pernah datang..bahkan mengirim pesan pun kaluan enggan.. Sebenanrnya apa salah Rayhan? Kenapa kalian abaikan?!"tangisan itu membuat Raka semakin dilanda bersalah
Tetapi, andai saja Rayhan tahu, alasan dibalik itu semua.. Karena semua itu, demi keselamatan rayhan.. Jika ditanya, ia rindu atau tidak. Tentu saja Raja begutu mwrindukan anak yang dulu sangat ia nnti-nantikan kwlahirannya. Tetapu takdir memisahkan mereka. Tak ada pilihan lain, selain menjauh dan putuh hubungan dengan rayhan, demi keselamatan putra mereka.
"Bahkan pertemuan awalpun, Rayhan tak mengenal kalian. Papa juga tak mengenal Rayhan kan waktu itu? Bukankah sudah jelas jika papa benar-benar sudah lupa pada aku. Tinggal bersama kalian adalah impian yang begitu besar, dan akhirnya terkabul meskipun membutuhkan waktu yang begitu lama untuk menunggu hari itu tiba. Sebenarnya Ray tidak ingin mengatakan hal itu, tapi kalau boleh jujir. Sebenarnya Rayhan tidak begitu bahagia bersama kalian. Impian akan kenjagiaan jika sudah bertemu dan bersama papa dan mama, ternyata tak sesuai harapan. Kalian memperlakukan Rayhan masih seperti orang asing, bagai seorang adik yang masih terdapat batasan.. Rayhan merasakannya, kalian tidaklah memerlakukan Rayhan layaknya anak kalian seutuhnya.. Maaf, jika kehadiran Rayhan membawa dampak buruk bagi kalian.."
Setelah mengatakan kalimat yang melukai Raka, remaja itu segera berlalu dari sana. Meninggalkan ayahnya yang hanya mampu berdiam diri, masih terluka dengan ucapan Rayhan. Bukan tak peduli hingga tak mengejar, tapi Raka sadar, jika sekarang Rayhan butuh wakti sendiri.
Raka berjalan dan kembali menaiki motornya, membuat para bodyguardnya menatap heran, namun tak ada yang berani menegur.
"Kalian jaga disini. Jangan sampai ada yang masuk dan mencelakai putra saya. Jika hal itu sampai terjadi, jangan harap kalian masih bisa melihat dunia."
Raka segera melajukan motor kesayangannya. Tujuannya sama seperti Rayhan, menenangkan pikiran sejenak. Tapi sepanjang perjalanan, ingatan Raka terus terbayang-bayang ucapan Rayhan tadi.. Ia terus bertanya, sebegitu terlukanya kah, putranya itu? Andai waktu bisa di ulang ia ingin menebus segala kesalahannya.
"Maafkan papa Ray, papa memang bukan ayah yang baik."
Sedangkan di lain tempat, Raja juga sampai di sebuah gedung bertingkat dua... Bangunan mewah itu tidaklah terlihat bagus, melainkan lebih pada kata menyeramkan.
Remaja itu memarkirkan motornya, setelahnya ia segera memasuki rumah yang menjadi tempat tinggalnya. Raja yang hendak menaiki tangga, sedikit terkejut mendengar suara seseorang.
"Bagaimana? Apakah berjalan lancar?"rupanya itu adalah suara Edgar yang baru saja menuruni tangga. Pria dengan jubah hitam itu, berhenti tepat di hadapan Raja. Dengan tatapan tajam yang membuat Raja menunduk takut.
"T-tuan."
"Bagaimana? Apa yang terjadi?"tanyanya dengan suara yang terdengar menyeramkan ditelinga Raja.
"Tuan, maafkan saya, saya belum bisa membawa Rayhan ke bangunan tua itu. Karena anda sendiri yang mengatakan jika Raka mengikuti kami dari belakang,"jawab Raja menahan rasa takutnya.
"Hmm. Baiklah. Tetapi saya ingin secepatnya segera laksanakan penculikan itu. Saya tidak bisa hanya diam saja, menyaksikan keluarga mereka bahagia. Lebih cepat mereka terluka itu lebih baik."
"Tapi tuan. Saya tidak tega jika Rayhan-"ucapan Raja terpotong oleh Edgar. Pria itu mencekik leher Raja, hingga ia bahkan merasa sakit juga hampir tak bisa bernafas.
"Balaskan dendam ku, jalankan rencana sesuai kesepakan jika tidak ingin orang yang kamu sayang, saya lenyapkan detik ini juga. Jangan sekali-kali, mencoba menjadi penghianat!"
Setelahnya, Edgar melepaskan cecikan pada leher Raja, dan segera memasuki ruangannya. Meninggalkan Raja yang sudah sekarat, akibat cekikan Edgar yang tidak bisa dikatakan main-main. Pria itu seperti akan membunuhnya tadi.
"Ray, maafin gue."
21 mei 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Rayhan Story
ContoIni kisah seorang anak laki-laki, yang bernama Rayhan. Lebih tepatnya, Rayhan Saga Febriano. Anak laki-laki itu kini telah genap berusia empat belas tahun. Sudah cukup besar untuk mengerti bagaimana perjalanan hidupnya selama tujuh tahun terkahir in...