Lelaki dengan surai hitam acak-acakan itu menatap sekelilingnya dengan tatapan datar. Ada sedikit perasaan dongkol di hatinya akibat perkataan pria tua itu semalam.
Dia mengendus kesal ketika mengingat perkataannya. Sial, demi melunaskan hutang dia harus menikahi putra semata wayangnya? Yang benar saja, itu sama sekali tidak sebanding.
Demi setumpuk kertas dia harus menjual seluruh hidupnya bahkan menghabiskan sisa umurnya untuk mengurus putra semata wayang keluarga Kozume yang manja itu?
Ayolah, dia tidak menginginkannya.
"Kak Kuroo. Kakak kenapa? Kok dari tadi cemberut aja?" suara lembut itu melengking di gendang telinganya seolah menyuruhnya untuk menatap ke sumbernya.
Dia menoleh ke sebelah kanan dan di dapatinya putra semata wayang keluarga Kozume yang tengah menatapnya dengan tatapan heran dengan kepala yang di miringkan sedikit.
Jika orang lain melihat, itu pasti akan terkesan gemas.
Tetapi tidak baginya. Yang ada dia malah kesal.
Menyaksikan orang yang telah memaksanya untuk menerima tawaran yang tidak masuk akal itu dan menghabiskan sisa hidupnya untuk mengurus orang itu. Siapa yang tidak kesal dengannya? Memikirkannya saja sudah membuatnya muak.
Sial, Kozume Kenma benar-benar lelaki yang licik.
"Gak papa." dia menjawab dengan sangat singkat dan mengalihkan pandangannya untuk menatap kearah lain.
Menerima jawaban yang begitu singkat tentu saja membuat Kenma makin terheran-heran. Ada apa dengan suaminya ini? Mengapa terlihat seperti tidak senang?
"Kakak gak suka ya sama resepsi yang Papah buatin? Ya udah nanti aku bilang ke Papah deh suruh ubah ulang resepsinya." Kenma berucap sambil bangkit dari duduknya. Dia berniat mencari Papahnya diantara banyaknya tamu yang hadir itu.
Mendengar perkataan Kenma tentu saja membuatnya panik. Tanpa sadar tangannya bergerak untuk mencekal pergelangan tangan Kenma lumayan kuat.
"Jangan!! Kamu mau saya di tendang sama Papah kamu?!"
Kenma mengurungkan niatnya, kemudian menatap Kuroo dengan tatapan tidak berdosanya. "Kenapa Papah mau nendang Kakak? Emangnya Papah gak sayang apa sama menantu barunya?"
Demi apapun.
Kuroo muak mendengar perkataan Kenma yang menyadarkannya bahwa dia telah menikah dengan laki-laki bersurai puding itu. Terlebih lagi sepasang cincin yang bertengger di jari manisnya dan jari manis Kenma. Astaga... Benar-benar membuat Kuroo tersadar bahwa dia memang telah menikah.
Iya, Kuroo Tetsurou. Lelaki itu telah menikahi anak semata wayang keluarga Kozume, yaitu Kozume Kenma.
Demi melunasi hutang mendiang Ibunya yang menumpuk, dia harus melakukan ini.
"Bukan gitu Kenma....." Kuroo mencoba untuk menahan dirinya agar tidak berkata kasar.
"Terus?"
Kuroo menggeleng kemudian melepaskan tangannya yang mencekal tangan mungil dan halus itu. "Gak, saya cuman mikirin sesuatu." ia mengerlingkan pandangannya kearah lain.
Kenma yang menyaksikan itu terdiam beberapa saat, hingga akhirnya tangannya bergerak untuk mengusap lembut surai hitam milik suaminya itu.
"Kak Kuroo jangan mikirin apa-apa."
"Ini kan hari bahagia kita, Kakak fokus sama aku aja, ya?" Kenma berkata sambil tersenyum manis.
Hari bahagia kita?
Kita?
KITA KATANYA?!
Kuroo menghela nafasnya pelan mendengar itu kemudian menurunkan tangan Kenma yang mengusap surainya. "Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married || Kuroken [✔]
RandomDemi melunasi hutang Ibunya, Kuroo harus menikah dengan bocah kaya raya yang keras kepala.