Kelopak mata itu terbuka menampilkan iris kuning ke emasan yang terlihat masih sedikit mengantuk itu.
Kenma melirik kasur yang ada di sebelahnya. Harusnya Kuroo berada di sana dan masih tertidur. Tetapi sayangnya kasur itu kosong.
Kenma mengubah posisinya menjadi duduk menyila di atas kasur. Dia menatap kearah sofa panjang yang tak jauh dari kasurnya. Di situ terdapat Kuroo yang sedang tertidur.
Kenma menatapnya intens. Kenma sangat heran mengapa setiap dia bangun Kuroo selalu tertidur di kursi itu. Awalnya Kenma mengira Kuroo ketiduran di kursi itu. Tetapi setiap harinya Kuroo selalu ada di sana.
Atau mungkin Kuroo tidur di sofa karena Kenma yang kasar ketika tertidur?
Kenma bergidik memikirkan itu. Tidak tidak, jangan sampai itu alasannya.
Kenma bangkit dari duduknya kemudian berjalan kearah sofa. Dia menatap fokus wajah damai Kuroo yang sedang tertidur pulas.
Dia terkekeh pelan. "Kuroo ganteng kalo lagi tidur."
Tangannya terulur untuk menyeka rambut Kuroo yang menutupi wajah tampannya.
Namun, belum sempat tangannya itu menyeka surai hitam milik suaminya. Tangannya telah di cekal oleh tangan kekar milik Kuroo.
Tiba-tiba saja kelopak mata yang tadi tertutup itu terbuka, menampilkan netra bewarna hitam pekat yang datar.
"Ngapain?"
Kenma yang menyaksikan itu tentu saja terkejut, namun hanya beberapa saat. "Nyeka rambut."
Kuroo melepas cekalannya kemudian mengubah posisinya menjadi duduk. Dia menatap Kenma yang berdiri di hadapannya dengan tatapan datar.
"Kenapa emang? Kok rambut saya kamu seka?" tanya Kuroo.
"Ngalangin muka ganteng Kuroo...."
Kuroo yang mendengar itu hanya menghela nafas. "Kamu udah bangun dari tadi?" jelas sekali dia mengalihkan topik.
Kenma menggeleng. "Barusan." Kenma duduk di sebelah Kuroo.
"Oh iya, Kuroo kenapa tidur di sofa mulu? Kenapa gak tidur di kasur aja?" tanya Kenma dengan tatapan herannya.
Kuroo menatap Kenma beberapa saat hingga akhirnya dia mengalihkan pandangannya kearah lain. "Kalo saya tidur di kasur emangnya kamu gak ke sempitan?"
"Enggak."
Kuroo melirik Kenma dari ekor matanya kemudian bangkit dari duduknya. Dia berniat untuk membereskan kasur yang beberapa saat lalu Kenma gunakan.
"Ya udah sono mandi, nanti kita sarapan di bawah." titah Kuroo sambil merapihkan seprai kasur itu.
"Enggak mau, aku masih penasaran kenapa Kuroo tidur di sofa!!" ucap Kenma.
"Saya gak biasa tidur di kasur."
"Terus Kuroo biasanya tidur di mana?"
"Lantai."
Mendengar itu, tatapan Kenma seketika berubah menjadi kasihan. "Ih.... Kuroo kasian banget."
"Kalo gitu Kuroo harus tidur di kasur! Biar Kuroo ngerasain rasanya tidur di kasur!!"
Kuroo tak menggubrisnya, dia masih sibuk dengan kegiatannya. Kuroo sedikit heran kenapa Kenma menganggap ucapannya serius?
Ayolah Kenma... Kuroo tidur di sofa karena dia tidak ingin satu kasur denganmu. Seharusnya kau menyadari itu.
"Nanti malem Kuroo tidur di kasur, ya?" ajak Kenma.
Kuroo yang mendengar itu hanya menggeleng kemudian merapihkan bantal yang ia pegang dan meletakkannya lagi ke kasur. Dia menatap Kenma yang masih setia duduk di sofa dengan mata yang menatap fokus dirinya.
"Saya bilang, saya gak biasa tidur di kasur."
"Ya makanya nanti malem tidur di kasur biar biasa!!"
Kuroo melangkah kearah lemari kemudian mengambil pakaiannya. "Kamu dulu apa saya dulu yang mandi?" Kuroo bertanya seolah tak mendengar apa yang Kenma katakan.
Kenma menggembungkan pipinya kesal akibat respon Kuroo. "Kuroo... Dengerin ish...."
"Oh ya udah kalo gitu saya dulu." tanpa menunggu balasan Kenma, Kuroo segera masuk kearah kamar mandi.
Sementara Kenma yang menyaksikan itu hanya menatap pintu kamar mandi dengan tatapan kesal. "Kuroo idiot, ya? Masa dia gak mau tidur di kasur..."
"Emangnya Kuroo gak mau ngelonin aku apa?"
•••••
Kuroo membuka matanya ketika merasakan sinar matahari yang menerobos paksa masuk kedalam indra penglihatannya seolah menyuruhnya untuk segera bangun dan memulai aktifitas.
Dia menatap langit-langit kamarnya beberapa saat dan menghela nafasnya berat... Hari ini apa yang akan Kenma rengek 'kan? Itu yang terlintas di otaknya.
Dia menggerakkan tangan kanannya namun itu terasa berat. Merasa heran dengan tangannya yang berat. Kuroo pun segera menoleh ke sebelahnya dan betapa terkejutnya dia.
Di dapatinya Kenma yang sedang tertidur pulas di sebelahnya dengan menjadikan tangannya bantal.
Di sebelahnya.
IYA.
Mereka berdua tidur di sofa panjang itu.
Dan Kuroo baru menyadarinya. Dia tidak tahu kapan Kenma pindah ke sana. Seingatnya, dia sudah menemani Kenma terlebih dahulu di kasur hingga dia tertidur dan setelah itu baru ia tidur di sofa.
Tetapi mengapa tiba-tiba.... Arghhhh
Kuroo memperhatikan wajah Kenma dari jarak yang lumayan dekat—bahkan sangat dekat. Sampai-sampai dia bisa mendengar nafas Kenma yang beraturan.
Wajah Kenma kini makin polos ketika tertidur. Namun bedanya, mulutnya tidak lagi merengek 'kan hal yang membuat kepalanya pening.
Tanpa dia sadari ujung bibirnya tertarik keatas ketika menyaksikan Kenma yang sedang terlelap itu.
Kuroo sebenarnya tidak paham, mengapa dari dulu Kenma selalu mengejar dirinya. Padahal Kuroo sudah mengabaikannya berkali-kali, tetapi bocah itu malah makin menjadi.
Lagi pula... Bagaimana awalnya mereka bertemu?
Kuroo tidak mengingatnya.
Dan yang pasti, itu tidak menyenangkan. Karena itu semua awal kesialan yang di alaminya saat ini.
"Ken, ba-" Kuroo menahan kata-katanya agar tidak terucap.
Dia rasa membiarkan Kenma tertidur lebih lama itu tidak masalah. Dia jadi memiliki waktu cukup banyak untuk bersantai tanpa gangguan.
"Kuroo udah bangun?"
Kuroo tarik lagi pemikirannya barusan. Dia rasa dia tidak akan bisa bersantai tanpa suara rengekan Kenma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married || Kuroken [✔]
RandomDemi melunasi hutang Ibunya, Kuroo harus menikah dengan bocah kaya raya yang keras kepala.