20.00

1.3K 138 3
                                    

"Ayo Kuroo, aku udah siap."

"Iya, a-" Kuroo menggantung kalimatnya ketika ia menoleh kepada Kenma yang sudah berada di sampingnya dengan setelan jas bewarna hitam.

Kenapa Kenma memakai setelan jas bewarna hitam? Tentu saja untuk menghadiri acara ulang tahun pernikahan salah satu kolega Kuroo.

Berkat Kenma yang mengenakan pakaian itu, membuat Kuroo tertegun dan sesekali mengagumi ciptaan Tuhan yang ada di hadapannya ini.

Manis manis manis manis, sangat manis. Batin Kuroo sambil terus menatap Kenma.

Kenma yang di tatap seperti itu pun segera memperhatikan penampilannya sendiri. Takut jika Kuroo tidak menyukainya.

"Aku jelek, ya Kuroo?"

Kuroo tersentak kecil mendengar itu. Tidak Kenma, tidak. Kau tidak jelek. Kau bahkan sangat sempurna malam ini.

"Enggak, kamu gak jelek." jujur Kuroo sambil menatap wajah Kenma.

Kenma menatapnya dengan khawatir. "Beneran? Aku takut malu-maluin Kuroo soalnya..."

"Aku gak pernah dateng ke acara kayak gini, ini pertama kalinya."

"Mana bareng sama suami lagi, kan aku jadi makin gugup!!" ucap Kenma sambil memainkan jarinya.

Mulut Kuroo terbuka kecil mendengar itu menandakan ia terkejut atas perkataan Kenma.

Kenma begitu lembut.

Bahkan-tampaknya dia selalu memikirkan hal-hal kecil agar tidak membuat Kuroo terluka.

Dan Kuroo baru menyadari hal itu.

"Nanti kalo aku malu-maluin Kuroo, aku gak bakalan nemenin Kuroo ke acara kayak gini lagi!! Kalo ada yang nanya Kuroo bilang aja akunya lagi main sama Mavros!!"

Bibir Kuroo terkatup rapat, dia mengusap tengkuknya perlahan untuk menenangkan dirinya. Supaya tidak gelagapan dan berbicara dengan benar.

"Gak etis kalo aku dateng sendirian sedangkan yang lain dateng sama pasangannya."

Kuroo berhenti mengusap tengkuknya, dia menyodorkan tangan kanannya kemudian menatap Kenma yang sedang dilanda kekhawatiran itu.

"Kamu gak bakal malu-maluin, aku percaya sama kamu."

Jari jemarinya yang tadi terus melilit satu sama lain kini terhenti ketika Kuroo menyodorkan tangan kanannya.

Kenma menatap telapak tangan kekar itu lekat, perkataan Kuroo seolah mendorongnya untuk meraih tangan itu.

Perlahan, Kenma menggerakkan tangannya yang gemetar kecil itu dan meraih telapak tangan Kuroo. Hingga akhirnya dia meraihnya dan menggenggamnya.

Kenma mengangguk. "Iya." dia tersenyum hingga matanya menghilang.

Tangan Kenma terasa dingin. Segugup itu kah dia?

Kuroo membalas genggamannya kemudian menuntun Kenma untuk masuk ke dalam mobil.

~

Kenma menggembungkan pipinya kesal sambil memperhatikan Kuroo yang sedang asyik mengobrol dengan orang yang tak ia kenal.

Sedikit cemburu dan kesal meskipun Kenma tahu itu adalah rekan kerjanya yang telah menikah. Tetapi tetap saja. Kenma kan ingin Kuroo menemaninya saja.

"Huh.... Kuroo sama orang itu mulu..." kesalnya sambil mengambil minuman yang ada di meja hadapannya.

Kenma mengalihkan pandangannya menjadi menatap gelas yang berisi cairan bewarna merah itu.

Kenma mengangkat satu alisnya seolah heran. "Mereka nyediain minuman stoberi?"

Setelah berkata seperti itu Kenma segera menggerakkan tangannya, dia berniat meneguk habis minuman itu.

Tetapi belum sempat gelas itu menempel pada bibirnya dan minuman itu masuk ke dalam mulutnya. Tiba-tiba saja tangannya di cekal oleh tangan kekar milik suaminya.

Kenma mengerjap beberapa kali kemudian menatap Kuroo heran. "Kenapa? Kuroo mau?"

Kuroo menggeleng kemudian melepaskan cekalannya, dia meraih gelas itu dari tangan Kenma dan menaruhnya kembali di atas meja.

"Jangan di minum."

"Kenapa? Aku kan mau minum itu!! Mumpung ada yang rasa stoberi!!"

Kuroo bergidik mendengar itu. Bisa-bisanya Kenma menyebut wine dengan minuman rasa stoberi.

"Itu bukan stoberi Kenma... Itu alkohol."

Kenma menyipitkan matanya seolah tak percaya dengan Kuroo. "Ah Kuroo mah boong."

"Aku serius. Itu alkohol." Kuroo menatapnya datar. "Makanya kamu gak boleh minum."

"Kenapa? Aku kan udah gede Kuroo... Aku udah boleh minum alkohol!"

Kuroo menggeleng cepat, mencoba membantah keras perkataan Kenma. Ayolah, mana bisa Kuroo mengizinkan bocah sepertinya meminum wine yang ada baru satu tegukan Kenma sudah pingsan. Atau mungkin dia akan meracau tidak karuan.

"Enggak." ucap Kuroo dengan penuh penekanan.

Kenma mengerucutkan bibirnya mendengar itu. "Kuroo gak asik!"

Kuroo hanya menatapnya datar dan menghela nafasnya. Jangan seperti ini, ini semua demi kebaikanmu.

"Lagian Kuroo ngapain ke sini? Kuroo kan tadi lagi asyik ngobrol ama orang, kenapa malah tiba-tiba ada di sebelah aku?" kesal Kenna.

"Ya aku ke sini karena ngeliat kamu mau minum alkohol."

"Huu... Kuroo ngapain ngeliat coba."

"Kan jadinya aku gak bisa minum."

Kuroo tersenyum kesal mendengarnya. "Kamu harusnya makasih."

"Tapi aku haus."

Kuroo menghela nafas mendengar itu. "Tunggu sini." hanya mengatakan 2 kata itu dan Kuroo segera menghilang dari pandangan Kenma.

Married || Kuroken [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang